PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Provinsi Kalimantan Tengah salah satu pulau yang memiliki beragam cagar budaya yang diwariskan leluhur sejak ratusan tahun mendiami Pulau Borneo. Namun balai cagar budaya yang secara khusus untuk menjaga, memelihara, merawat, menyimpan dan memulihkan cagar budaya, baik yang rusak oleh faktor waktu dan dari tangan yang kurang bertanggung jawab belum ada.
Sekretaris Komisi III DPRD Kalteng Kuwu Senilawati mengatakan, seiring dengan akan dibuatkannya Perda Perlindungan Cagar Budaya yang sedang dibahas saat ini, berbagai hal penting harus dilakukan utamanya mendorong dibentuknya balai cagar budaya Kalteng.
"Selama ini Kalteng kesulitan dalam hal merawat, menjaga dan memulihkan cagar budaya yang rusak. Kalteng harus meminta bantuan provinsi lain. Karena Kalteng masih belum memiliki balai cagar budaya yang secara khusus untuk itu," ucapnya kepada awak media, kemarin.
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kalteng yang membidangi pendidikan, kesehatan, pariwisata dan kesejahteraan sosial ini mengusulkan agar pemerintah daerah segera membentuk balai cagar budaya, yang tentunya dengan tujuan melestarikan budaya di Kalteng. Hal ini disebabkan peran dari hadirnya balai cagar budaya menurut Kuwu sangat besar kedepan dalam bidang pelestarian cagar budaya di Kalteng, agar kelestarian budaya di Kalteng tetap terjaga dan tetap dikenal oleh generasi berikutnya.
Wakil rakyat asal pemilihan Kalteng I Palangka Raya Kabupaten Katingan dan Gunung Mas ini mengungkapkan, peneliti dan yang mengerti banyak, paham akan sejarah berbagai cagar budaya yang ada di Kalteng justru banyak dari luar bahkan dari luar negeri.
Karena itulah menurut Kuwu, adanya balai cagar budaya sangat penting juga guna menaungi masyarakat lokal yang paham betul akan benda-benda cagar budaya, termasuk situs-situs bersejarah lainya
"Mereka dari luar datang meneliti berbagai cagar budaya yang kita miliki. Sehingga mereka paham banyak hal, sedangkan kita di Kalteng belum banyak yang secara khusus meneliti. Kalau kita suatu waktu minta jasa mereka untuk mengetahui bentuk keaslian suatu benda cagar budaya, tentu butuh banyak biaya," pungkasnya.