PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Hasan Busyairi, menyoroti lemahnya daya tarik wisata di ibu kota Kalimantan Tengah yang hanya ramai dikunjungi pada akhir pekan. Ia menilai akar persoalan utamanya bukan sekadar kurangnya promosi, melainkan ketidakseimbangan antara peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata dan kelayakan objek wisata itu sendiri.
“Kalau bicara soal wisata, jangan hanya fokus ke pelatihannya saja. Tempat wisatanya juga harus dibenahi. Percuma SDM-nya sudah bagus, tapi objeknya tidak layak,” tegas Hasan, Kamis (29/10).
Menurutnya, sektor pariwisata tidak bisa hidup hanya dari promosi atau kegiatan pelatihan bagi pengelola. Fasilitas yang memadai, keamanan, serta kenyamanan pengunjung menjadi faktor penting dalam menjaga minat wisatawan agar datang kembali.
Hasan menilai, pelatihan tanpa pembenahan objek wisata tidak akan memberi dampak berarti. Sebaliknya, destinasi yang sudah tertata dengan baik pun tidak akan berkembang jika tidak dikelola oleh tenaga yang kompeten.
“Kedua aspek ini harus berjalan seimbang. Jangan sampai tempatnya sudah bagus, tapi pengelolanya belum paham tata kelola wisata dengan benar,” ujarnya.
Ia juga mencatat, sebagian besar objek wisata di Palangka Raya hanya ramai saat akhir pekan atau ketika ada tamu dari luar daerah. Kondisi ini, katanya, menandakan perlunya strategi agar destinasi wisata tetap hidup setiap hari.
“Kita perlu inovasi supaya wisata di Palangka Raya tidak mati gaya di hari-hari biasa,” ucapnya.
Hasan mendorong pemerintah daerah untuk lebih serius memperhatikan pengembangan wisata dengan pendekatan berkelanjutan, termasuk memberikan pelatihan rutin bagi pengelola.
“Pelatihannya sebaiknya dilakukan berkala, misalnya setiap beberapa bulan, supaya kemampuan dan kreativitas pengelola terus berkembang,” pungkasnya. (adr)
