SAMPIT, PROKALTENG.CO- Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dari daerah pemilihan V yang meliputi Kecamatan Bukit Santuai, Telaga Antang, Antang Kalang, Tualan Hulu, Mentaya Hulu dan Parenggean, meminta kepada pemerintah daerah agar lebih memaksimalkan lagi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat di daerah tersebut.
"Saya meminta agar pemerintah daerah dapat memaksimalkan vaksinasi diwilayah utara Kabupaten Kotim, karena saya melihat pemerintah hanya memaksimalkan di wilayah perkotaan saja, sementara di daerah pelosok masih banyak warga yang belum divaksinasi," kata Hendra Sia saat dibincangi diruang kerjannya Rabu (29/9).
Menurutnya pemaksimalan pelaksanaan pemberian vaksin Covid-19 harus dapat menjangkau seluruh komponen masyarakat hingga sampai pelosok agar herd imunnity dapat terbentuk secara menyeluruh. Walaupun saat ini penyebaran Covid-19 di Kalteng khususnya Kabupaten Kotim sudah melandai dan mengalami penurunan signifikan, tetapi usaha dalam menekan penyebarannya diharapkan bisa terus dioptimalkan
"Vaksinasi itu bertujuan untuk membentuk herd imunnity. Jadi pelaksanaannya harus dapat menjangkau seluruh komponen masyarakat sampai pelosok, dan antusias masyarakat Kabupaten Kotim untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 sangat tinggi. Sayangnya, antusias masyarakat tidak dibarengi dengan kesanggupan pemerintah menyediakan vaksin Covid-19, sehingga masih banyak warga di wilayah utara daerah ini belum melakukan vaksinasi," ujar Hendra Sia.
Politisi Partai Perindo ini juga mengatakan harusnya pemerintah Kabupaten Kotim memprioritaskan lebih banyak di kecamatan-kecamatan karena banyak kawasan pelosok yang belum terjangkau vaksinasi Covid-19, sedangkan di kota sudah cukup banyak, maka dari itu dirinya mendorong agar pemerintah melakukan sistem jemput bola.
"Kalau jemput bola ini bisa dimaksimalkan, maka program vaksinasi Covid-19 akan terus meningkat, bagi masyarakat desa dan jauhnya lokasi puskesmas akan menjadi kendala untuk mengikuti vaksinasi, Apalagi di kawasan pelosok di wilayah utara, ada desa yang hanya bisa diakses melalui jalur sungai dengan waktu berjam-jam serta biaya tinggi, sehingga menjadi hambatan bagi warga untuk menuju puskesmas di pusat Kecamatan," ucap Hendra Sia.