SAMPIT, PROKALTENG.CO– Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengelar rapat dengar pendapat (RDP). Terkait Pasar Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit yang menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat.
RDP tersebut dipimpin langsung oleh ketua DPRD Kabupaten Kotim Rimbun, Ketua Komisi II DPRD Kotim Akhyannor dan sejumlah anggotanya, serta dihadiri Asisten I Bidang Perekonomian dan Pembangunan pada Setda Kotim Alang Arianto, perwakilan pedagang pasar PPM, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas Perhubungan.
“Kami mengelar RDP terkait Pasar PPM yang Kondisi bangunan, infrastruktur, dan fasilitas menjadi keprihatinan kami saat melakukan sidak beberapa hari lalu,” kata Ketua DPRD Kabupaten Kotim, Kamis (7/11).
Rimbun mengatakan, Bangunan pasar PPM ini tidak terjamah hampir 20 tahun sejak awal pembangunan. Sudah saatnya dilakukan pemeliharaan agar pasar ini nyaman untuk para penjual dan pembeli. Menurutnya di bagian atas pasar, terdapat tempat yang bisa dimanfaatkan dan pihak mendorong agar lantai atas PPM dapat dioptimalkan sebagai objek wisata. Sehingga menjadi daya tarik masyarakat untuk datang berwisata sambil berbelanja.
“Kami sangat mendorong agar lantai atas pasar PPM itu untuk dijadikan obyek wisata, sehingga dapat menarik para wisatawan datang untuk berwisata dan sambil berbelanja,” ujar Rimbun.
Sementara Anggota Komisi II DPRD Kotim, Pardamean Gultom, juga menyoroti berbagai permasalahan di Pasar PPM, mulai dari listrik, toilet, hingga area parkir yang tidak memadai. Ia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa area parkir pasar justru dipakai untuk berdagang, sementara kondisi jalan di dalam pasar sangat buruk, yaitu berlobang dan berair.
“Pasar itukan sebagai tempat bertemunya orang-orang, pasar ini seharusnya menjadi ikon Kotim. Kita perlu merumuskan anggaran yang tepat untuk menyelesaikan permasalah ini, seperti tempat parkir, Toilet dan lainnya,” ucapnya.
Berbeda dengan Anggota Komisi II lainnya, Andi Lala. Dirinya mengatakan yang paling membutuhkan perhatian adalah pasar ikan mentaya, mengingat keberadaannya sangat penting bagi penghasilan masyarakat, maka harus ditata dengan baik begitu pula pasar sembako.
“Terkait penataan pasar itukan sudah ada SK Bupatinya dan itu harus dilakukan oleh instansi terkait, agar membuat keyaman dan kemudahan bagi para pembeli atau para pedagang,” ujar Andi Lala.
Politisi Partai Gerindra ini mendesak agar instansi terkait segera menyiapkan anggaran untuk perbaikan pasar yang dianggap sudah mendesak di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Murni tahun 2025 yang akan dibahas dalam waktu dekat ini.
“Kami butuh kejelasan tentang berapa puluh miliar yang akan dianggarkan untuk perbaikan pasar PPM yang rencananya akan kita bahas melalui APBD tahun 2025 ini,” ucap Andi Lala.
Dirinya juga mempertanyakan terkait pengelolaan pendapatan pasar yang masuk untuk daerah, jangan hanya dilakukan dengan anggaran tetapi pemasukannya tidak ada, ini yang harus diperhatikan oleh dinas terkait.
“Kita Ingin tahu bagaimana pengelolaan pendapatan pasar yang menjadi kontribusi bagi daerah (PAD), apakah hasilnya sesuai target atau tidak,” ujar Andi Lala.
Rapat Dengar Pendapat ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret untuk memperbaiki kondisi Pasar PPM Sampit, sehingga pasar ini tidak hanya menjadi tempat transaksi ekonomi tetapi juga menjadi ikon Kotim yang ramai dikunjungi oleh masyarakat maupun turis Asing,” tutupnya.(bah/kpg)