SAMPIT,KALTENGPOS.CO-Anggota
Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) M Kurniawan Anwar
mengkiritik keberadaan terminal khusus (Tersus) dan terminal untuk kepentingan
sendiri (TUKS) yang ada wilayah permukiman penduduk.
“Tersus
ataupun TUKS banyak dikeluhkan sejumlah penduduk akibat pelabuhan tersebut
didaerah permukiman penduduk, dan mereka merasa takut atas kejadian salah satu
tongkang pengangkut minyak Pertamina menabrak sejumlah lanting dan perahu
warga,” ujarnya, kemarin (1/9).
Ia
meminta pemerintah daerah melalui intansi terkait untuk melakukan evaluasi
terhadap keberadaan tersus dan TUKS yang ada di kawasan permukiman warga,
karena sangat membahayakan. Ke depan, diharapkan warga di pinggiran sungai
merasa tidak was-was lagi.
“Saya
berharap kejadian yang menimpa warga Baamang Hulu tersebut tidak terulang
kembali, dan kami juga mengharapkan pihak Kantor Sahbandar Otoritas Pelabuhan
untuk memandu baik yang masuk perairan Sungai Mentaya atau pun yang keluar
sehingga para nakhkoda dapat mengikuti pandu, sehingga tidak ada kecelakaan
lagi,” ucap Kurniawan.
Politisi
Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga mengatan menjamurnya keberadaan tersus
dan TUKS, akibat kurangnya pengawasan pemerintah daerah melalui intansi
terkait, walaupun begitu dia masih tidak
bisa membedakan mana tersus dan TUKS yang berizin dan mana yang ilegal.
“Akibat keberadaannya tidak diawasi
pemerintah daerah ini akan berdampak buruk kepada keluar masuknya barang, Bahkan
selama ini dinilai tidak menutup kemungkinan tersus dan TUKS menjadi jalur
masuknya peredaran narkotika dan barang ilegal lainnya ke Kabupaten
Kotim,” tutupnya.