SAMPIT, PROKALTENG.CO- Banjir yang terjadi disejumlah Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) jangan diangap remeh karena bisa menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit mulai dari demam berdarah, diare hingga ISPA.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotim H.Ramli mengatakan, bencana banjir yang saat ini terjadi di wilayah utara bisa mengakibatkan wabah penyakit sehingga masyarakat diminta waspada dan menjaga kesehatan mereka, pemerintah juga harus membantu untuk menyediakan obat-obatan terhadap masyarakat yang terdampak banjir.
“Masyarakat diminta waspada terhadap penyakit seperti diare ditandai oleh gejala encernya feses dan frekuensi BAB yang lebih sering dari biasanya. Bakteri penyebab diare yang paling umum yaitu rotavirus, shigella, E.coli, cryptosporidium, dan lain sebagainya,” kata H.Ramli saat dibincangi diruang kerjanya, Senin (6/9).
Menurutnya saat banjir tiba, sumber air bersih khususnya dari sumur dangkal banyak yang tercemar bakteri maupun virus. Fasilitas air bersih di pengungsian saat banjir juga minim ketersediaan air bersih, maka pihaknya juga meminta pemerintah daerah juga harus menyediakan air bersih terhadap warga yang terdampak banjir.
Selain diare juga yang diwaspadai Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Terkadang DBD dapat menyebabkan nyeri sendi dan otot dimana tulang serasa remuk. DBD yang parah, dikenal dengan Viral Hemorrhagic Fever (VHF atau demam berdarah virus).
“Pasca banjir nanti akan terdapat banyak genangan air. Disengaja maupun tidak, genangan ini berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk, maka dari warga harus waspada terhadap penyakit DBD," ucap Ramli yang juga merupakan ketua Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Kotim.
Politisi Partai Nasdem ini juga mengatakan pemerintah daerah diminta untuk siaga di semua pustu-pustu, ketersediaan obat-obatan juga serta petugas kesehatan harus standby di tempat, jangan meninggalkan tempat tugasnya untuk hal yang tidak jelas mengingat situasi saat ini tengah dihantui wabah penyakit terutama Covid-19.