25.6 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Waspada Kerusakan Mata Akibat Sinar Biru pada Gadget

SETIAP 15 Oktober diperingati sebagai Hari
Penglihatan Sedunia. Dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia ini,
dr. Sawitri Boengas, Sp.M. dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya
(Ubaya) mewanti-wanti bahayanya sinar biru dari gadget yang biasa kita pakai.

Gadget saat ini memang memang tak bisa lepas
dari kehidupan sehari-hari. Mulai bangun tidur sampai akan tidur lagi, seolah
tak bisa lepas dari gadget. Namun, tahukah jika memakai gadget dalam waktu yang
terlalu lama bisa berdampak negatif. Terutama untuk mata.

Dokter Sawitri Boengas, Sp.M. Sawitri
menjelaskan gadget selalu memancarkan sinar biru karena berfungsi untuk
menerangi layar selama digunakan. Sinar biru ini ternyata mempunyai dampak
negatif jika terpapar berlebihan. Tidak hanya berpengaruh pada kondisi mata,
tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan tubuh yang lain.

“Jika berkaitan dengan penglihatan, dalam
kehidupan ini ada sinar ultraviolet (UV) dan panjang gelombang yang
berbeda-beda. Panjang gelombang itu ada yang memiliki efek radiasi dan ada yang
tidak,” ucap dr. Sawitri.

Baca Juga :  PKS: Putus Rantai Penularan Covid-19 dengan Cara 3M

Menurutnya, setiap lapisan mata manusia
sebenarnya sudah memiliki daya untuk menetralisir, tetapi tergantung dari
panjang gelombang, jenis sinar, dan intensitas atau lamanya paparan sinar yang
bisa berpengaruh pada kondisi mata. Dokter spesialis mata Rumah Sakit Katolik
Vincentius A Paulo Surabaya ini menjelaskan, jika dalam ilmu kesehatan mata,
paparan sinar biru tergolong sebagai high-energy visible light (HEV light).

“Umumnya paparan sinar biru dengan panjang
gelombang antara 300 hingga 400 nm masih bisa menembus kornea serta diabsorpsi
oleh iris dan pupil. Namun, jika panjang gelombang antara 415 hingga 455 nm
memiliki resiko lebih berbahaya dan bisa menyebabkan gangguan pada
penglihatan,”jelasnya.

Selain gadget, sumber alami terbesar dari jenis
ini adalah matahari. Berbeda dengan paparan sinar dari gadget, sinar biru
matahari dapat meningkatkan suasana hati atau perasaan bahagia seseorang. Dr.
Sawitri menyampaikan jika paparan sinar biru berlebih dapat menimbulkan resiko
seseorang terkena degenerasi makula, glaukoma dan penyakit retina degeneratif.

Baca Juga :  WASPADA ! Dijilat, Manusia Bisa Tertular Rabies

“Semua paparan sinar biru yang berlebihan
memiliki dampak tidak baik bagi kesehatan mata. Seperti pada kornea yang dapat
menyebabkan mata relatif kering, objek yang dilihat menjadi ganda (double), dan
sukar melihat objek dari jarak dekat. Jika pada retina dapat menyebabkan
kerusakan sel fotoreseptor, barrier pembuluh darah retina terganggu, dan adanya
stress injury yaitu kerusakan oksidatif pada retina. Sedangkan pada lensa dapat
menyebabkan katarak lebih cepat,” terangnya.

Tambahnya, bagi penguna
gadget atau komputer dengan waktu yang lama bisa mengakibatkan terjadinya
kelelahan mata atau disebut Computer Vision Syndrome (CVS). Paparan sinar biru
yang berlebih di malam hari juga menyebabkan penurunan produksi hormon
melatonin yang mengatur siklus tidur seseorang. “Tanpa disadari paparan
sinar biru itu menurunkan produksi hormon melatonin. Akhirnya mereka menjadi
sulit untuk tidur. Sebaiknya kita tidak bermain gadget dua jam sebelum tidur
agar mata bisa beristirahat dan tidur menjadi berkualitas,” pungkasnya.

SETIAP 15 Oktober diperingati sebagai Hari
Penglihatan Sedunia. Dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia ini,
dr. Sawitri Boengas, Sp.M. dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya
(Ubaya) mewanti-wanti bahayanya sinar biru dari gadget yang biasa kita pakai.

Gadget saat ini memang memang tak bisa lepas
dari kehidupan sehari-hari. Mulai bangun tidur sampai akan tidur lagi, seolah
tak bisa lepas dari gadget. Namun, tahukah jika memakai gadget dalam waktu yang
terlalu lama bisa berdampak negatif. Terutama untuk mata.

Dokter Sawitri Boengas, Sp.M. Sawitri
menjelaskan gadget selalu memancarkan sinar biru karena berfungsi untuk
menerangi layar selama digunakan. Sinar biru ini ternyata mempunyai dampak
negatif jika terpapar berlebihan. Tidak hanya berpengaruh pada kondisi mata,
tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan tubuh yang lain.

“Jika berkaitan dengan penglihatan, dalam
kehidupan ini ada sinar ultraviolet (UV) dan panjang gelombang yang
berbeda-beda. Panjang gelombang itu ada yang memiliki efek radiasi dan ada yang
tidak,” ucap dr. Sawitri.

Baca Juga :  PKS: Putus Rantai Penularan Covid-19 dengan Cara 3M

Menurutnya, setiap lapisan mata manusia
sebenarnya sudah memiliki daya untuk menetralisir, tetapi tergantung dari
panjang gelombang, jenis sinar, dan intensitas atau lamanya paparan sinar yang
bisa berpengaruh pada kondisi mata. Dokter spesialis mata Rumah Sakit Katolik
Vincentius A Paulo Surabaya ini menjelaskan, jika dalam ilmu kesehatan mata,
paparan sinar biru tergolong sebagai high-energy visible light (HEV light).

“Umumnya paparan sinar biru dengan panjang
gelombang antara 300 hingga 400 nm masih bisa menembus kornea serta diabsorpsi
oleh iris dan pupil. Namun, jika panjang gelombang antara 415 hingga 455 nm
memiliki resiko lebih berbahaya dan bisa menyebabkan gangguan pada
penglihatan,”jelasnya.

Selain gadget, sumber alami terbesar dari jenis
ini adalah matahari. Berbeda dengan paparan sinar dari gadget, sinar biru
matahari dapat meningkatkan suasana hati atau perasaan bahagia seseorang. Dr.
Sawitri menyampaikan jika paparan sinar biru berlebih dapat menimbulkan resiko
seseorang terkena degenerasi makula, glaukoma dan penyakit retina degeneratif.

Baca Juga :  WASPADA ! Dijilat, Manusia Bisa Tertular Rabies

“Semua paparan sinar biru yang berlebihan
memiliki dampak tidak baik bagi kesehatan mata. Seperti pada kornea yang dapat
menyebabkan mata relatif kering, objek yang dilihat menjadi ganda (double), dan
sukar melihat objek dari jarak dekat. Jika pada retina dapat menyebabkan
kerusakan sel fotoreseptor, barrier pembuluh darah retina terganggu, dan adanya
stress injury yaitu kerusakan oksidatif pada retina. Sedangkan pada lensa dapat
menyebabkan katarak lebih cepat,” terangnya.

Tambahnya, bagi penguna
gadget atau komputer dengan waktu yang lama bisa mengakibatkan terjadinya
kelelahan mata atau disebut Computer Vision Syndrome (CVS). Paparan sinar biru
yang berlebih di malam hari juga menyebabkan penurunan produksi hormon
melatonin yang mengatur siklus tidur seseorang. “Tanpa disadari paparan
sinar biru itu menurunkan produksi hormon melatonin. Akhirnya mereka menjadi
sulit untuk tidur. Sebaiknya kita tidak bermain gadget dua jam sebelum tidur
agar mata bisa beristirahat dan tidur menjadi berkualitas,” pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru