32 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

54 Pasien Berhasil Disembuhkan, Paling Cepat 11 Hari Perawatan

Pandemi Covid-19
melanda hampir enam bulan melanda Indonesia, termasuk Kota Palangka Raya. Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Palangka Raya ikut terlibat dalam penanganan
pasien yang terpapar virus mematikan ini.

PATHUR RAHMAN, Palangka
Raya

PANDEMI Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) di Kota Palangka Raya sampai pada hari ini masih terus
terjadi, bahkan setiap harinya masih terdapat kenaikan kasus orang yang
terkonfirmasi positif Covid-19. Sejauh ini RSUD Kota Palangka Raya telah
berhasil menyembuhkan 54 pasien. Hal itu disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota dr Abram melalui Kepala Bidang (Kabid) Hubungan
Masyarakat (Humas) dan Kepala Instalansi Gawat Darurat (IGD) dr  Hendra Panguntaun.

Hendra menjelaskan,
untuk waktu penyembuhan pasien sendiri cukup variasi sesuai dengan imunitas
tubuhnya masing-masing dan berdasarkan pengalaman dari pihaknya. Paling lama
pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sembuh yaitu selama 42 hari perawatan.
Hal itu dikarenakan pasien yang bersangkutan memiliki gejala Covid-19 dalam
rentang sedang hingga berat, selain itu pasien tersebut juga memiliki depresi
selama perawatan yang membuat imunitas dari pasien tidak stabil sehingga
memakan waktu lama untuk proses penyembuhan.

Sedangkan untuk waktu
tercepat untuk dinyatakan sembuh memakan waktu sekitar 11 hari perawatan, dan
untuk rata-rata kesembuhan sendiri antara dalam kurun waktu 20 sampai dengan 25
hari perawatan.

“Sebenarnya untuk kesembuhan
atau pulih dari Covid-19 sendiri itu bergantung dari sugesti atau semangat dan
kondisi mood dari pasien sendiri, apabila bersemangat dan dalam keadaan mood
bagus pasti yakin akan cepat sembuh,” ucapnya kepada Kalteng Pos Senin sore
(24/8).

Baca Juga :  Enam Gejala Katarak yang Jarang Disadari dan Cara Pencegahannya

 

Lanjut dia, di
awal-awal penanganan pasien terkonfirmasi Covid-19 beberapa bulan yang lalu.
Pihaknya sering menemukan gejala-gejala sedang hingga berat pada satu orang
pasien, seperti memiliki gejala batuk, demam, sesak nafas dan nyeri di
tenggorokan.

Dengan persentase 50
sampai 55 persen pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami gejala
tersebut di bulan-bulan awal penanganan Covid-19, berbeda dengan saat ini
khusunya di bulan agustus.

Pihaknya lebih sering
menemukan pasien terkonfirmasi positif namun tanpa memiliki gejala apapun,
adapun gejala yang menjadi trend saat ini adalah pasien mengalami kehilangan
indra penciuman dan pengecapan dan disertai dengan adanya diare.

“Pasien terkonfirmasi
positif yang tanpa gejala ini lah yang cukup menjadi perhatian bagi kami,
karena dalam kondisi tubuh yang prima dan fit pun tau-tau hasil swabnya bisa
dinyatakan positif Covid-19,” tutur Hendra.

Hendra mengungkapkan
adapun jenis obat-obatan yang rutin pihaknya berikan kepada pasien sendiri
adalah berupa obat CQ dan Oseltamivir sebagai anti virus, antibiotik, obat-obat
saluran pernafasan, diare dan vitamin C dosis tinggi dan vitamin D sebagai
suplemen nutrisinya.

Tidak hanya itu, bahkan
untuk asupan makanan sendiri cukup bervari kepada setiap pasien. Misalnya ada
pasien yang mengidap hipertensi maka di berikan makanan dengan rendah kandungan
garam dan untuk penderita diabetes pihaknya berikan makanan rendah gula.

Baca Juga :  Tawaf Terbalik

Lebih jauh Hendra
mengungkapkan adapun kendala yang pihaknya hadapi diawal penanganan Covid-19 di
Kota Cantik adalah, sempat kebingungan untuk bagaimana sistematika alur
penanganan Covid-19 secara baik dan benar.

Dikarenakan pada waktu
marak-maraknya Pandemi Covid-19 di Kota Cantik pihaknya di berikan tugas untuk
berpartisi pasi melakukan penanganan sehingga cukup kewalahan pada awalnya.
Namun berkat kesigapan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya semua hal tersebut
bisa di atasi.

“Semua pasti ada
kendala dalam bertugas namun kami bersyukur memiliki pemerintah daerah yang
paham, sigap dan cepat respon terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
pihak RSUD untuk melakukan penanganan,” bebernya.

Menurutnya, untuk
Sumber Daya Manusia (SDM) di RSUD Kota saat ini bisa dikatakan cukup mumpuni
dan tidak kekurangan, perlu diketahui bersama dalam penanganan Covid-19 di RSUD
Kota memiliki sembilan dokter umum, satu dokter spesialis penyakit dalam, satu
dokter radiologi, satu dokter kandungan, satu dokter spesialis anak dan satu
dokter spesialis mikrobiologi Polymerase Chain Reaction (PCR).

Sambungya, meskipun
saat ini hampir 75 persen kapasitas RSUD Kota digunakan untuk penanganan
Covid-19. Pihakya tetap menyisihkan 25 persen kapasitasnya untuk melayani poli
umum dan pelayanan gawat darurat.

“Puji tuhan untuk saat ini penanganan Covid-19
di RSUD Kota dan perluasannya di Asrama Haji Al mabrur sudah cukup baik karena
sudah menemukan alur penanganan yang dirasa cukup tepat,” tutup Hendra.

Pandemi Covid-19
melanda hampir enam bulan melanda Indonesia, termasuk Kota Palangka Raya. Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Palangka Raya ikut terlibat dalam penanganan
pasien yang terpapar virus mematikan ini.

PATHUR RAHMAN, Palangka
Raya

PANDEMI Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) di Kota Palangka Raya sampai pada hari ini masih terus
terjadi, bahkan setiap harinya masih terdapat kenaikan kasus orang yang
terkonfirmasi positif Covid-19. Sejauh ini RSUD Kota Palangka Raya telah
berhasil menyembuhkan 54 pasien. Hal itu disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota dr Abram melalui Kepala Bidang (Kabid) Hubungan
Masyarakat (Humas) dan Kepala Instalansi Gawat Darurat (IGD) dr  Hendra Panguntaun.

Hendra menjelaskan,
untuk waktu penyembuhan pasien sendiri cukup variasi sesuai dengan imunitas
tubuhnya masing-masing dan berdasarkan pengalaman dari pihaknya. Paling lama
pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sembuh yaitu selama 42 hari perawatan.
Hal itu dikarenakan pasien yang bersangkutan memiliki gejala Covid-19 dalam
rentang sedang hingga berat, selain itu pasien tersebut juga memiliki depresi
selama perawatan yang membuat imunitas dari pasien tidak stabil sehingga
memakan waktu lama untuk proses penyembuhan.

Sedangkan untuk waktu
tercepat untuk dinyatakan sembuh memakan waktu sekitar 11 hari perawatan, dan
untuk rata-rata kesembuhan sendiri antara dalam kurun waktu 20 sampai dengan 25
hari perawatan.

“Sebenarnya untuk kesembuhan
atau pulih dari Covid-19 sendiri itu bergantung dari sugesti atau semangat dan
kondisi mood dari pasien sendiri, apabila bersemangat dan dalam keadaan mood
bagus pasti yakin akan cepat sembuh,” ucapnya kepada Kalteng Pos Senin sore
(24/8).

Baca Juga :  Enam Gejala Katarak yang Jarang Disadari dan Cara Pencegahannya

 

Lanjut dia, di
awal-awal penanganan pasien terkonfirmasi Covid-19 beberapa bulan yang lalu.
Pihaknya sering menemukan gejala-gejala sedang hingga berat pada satu orang
pasien, seperti memiliki gejala batuk, demam, sesak nafas dan nyeri di
tenggorokan.

Dengan persentase 50
sampai 55 persen pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami gejala
tersebut di bulan-bulan awal penanganan Covid-19, berbeda dengan saat ini
khusunya di bulan agustus.

Pihaknya lebih sering
menemukan pasien terkonfirmasi positif namun tanpa memiliki gejala apapun,
adapun gejala yang menjadi trend saat ini adalah pasien mengalami kehilangan
indra penciuman dan pengecapan dan disertai dengan adanya diare.

“Pasien terkonfirmasi
positif yang tanpa gejala ini lah yang cukup menjadi perhatian bagi kami,
karena dalam kondisi tubuh yang prima dan fit pun tau-tau hasil swabnya bisa
dinyatakan positif Covid-19,” tutur Hendra.

Hendra mengungkapkan
adapun jenis obat-obatan yang rutin pihaknya berikan kepada pasien sendiri
adalah berupa obat CQ dan Oseltamivir sebagai anti virus, antibiotik, obat-obat
saluran pernafasan, diare dan vitamin C dosis tinggi dan vitamin D sebagai
suplemen nutrisinya.

Tidak hanya itu, bahkan
untuk asupan makanan sendiri cukup bervari kepada setiap pasien. Misalnya ada
pasien yang mengidap hipertensi maka di berikan makanan dengan rendah kandungan
garam dan untuk penderita diabetes pihaknya berikan makanan rendah gula.

Baca Juga :  Tawaf Terbalik

Lebih jauh Hendra
mengungkapkan adapun kendala yang pihaknya hadapi diawal penanganan Covid-19 di
Kota Cantik adalah, sempat kebingungan untuk bagaimana sistematika alur
penanganan Covid-19 secara baik dan benar.

Dikarenakan pada waktu
marak-maraknya Pandemi Covid-19 di Kota Cantik pihaknya di berikan tugas untuk
berpartisi pasi melakukan penanganan sehingga cukup kewalahan pada awalnya.
Namun berkat kesigapan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya semua hal tersebut
bisa di atasi.

“Semua pasti ada
kendala dalam bertugas namun kami bersyukur memiliki pemerintah daerah yang
paham, sigap dan cepat respon terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
pihak RSUD untuk melakukan penanganan,” bebernya.

Menurutnya, untuk
Sumber Daya Manusia (SDM) di RSUD Kota saat ini bisa dikatakan cukup mumpuni
dan tidak kekurangan, perlu diketahui bersama dalam penanganan Covid-19 di RSUD
Kota memiliki sembilan dokter umum, satu dokter spesialis penyakit dalam, satu
dokter radiologi, satu dokter kandungan, satu dokter spesialis anak dan satu
dokter spesialis mikrobiologi Polymerase Chain Reaction (PCR).

Sambungya, meskipun
saat ini hampir 75 persen kapasitas RSUD Kota digunakan untuk penanganan
Covid-19. Pihakya tetap menyisihkan 25 persen kapasitasnya untuk melayani poli
umum dan pelayanan gawat darurat.

“Puji tuhan untuk saat ini penanganan Covid-19
di RSUD Kota dan perluasannya di Asrama Haji Al mabrur sudah cukup baik karena
sudah menemukan alur penanganan yang dirasa cukup tepat,” tutup Hendra.

Terpopuler

Artikel Terbaru