28.2 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

TNP2K Klaim Mayoritas Peserta Program Kartu Prakerja Penganggur

Program kartu prakerja diklaim tepat sasaran.
Alasannya, hasil survei Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K) menunjukkan bahwa para peserta program itu didominasi penganggur.

Ekonom TNP2K Elan Satriawan menyebutkan bahwa
80,8 persen peserta kartu prakerja sedang tidak memiliki pekerjaan saat
mendaftar pelatihan. ’’Saya kira, kalau bicara masalah sasaran, walau ini
terbuka untuk semua, namun apa yang kita lihat dari dominasi penganggur yang
menerima prakerja, bisa terlihat program ini tepat sasaran,’’ ujarnya melalui
video conference di Jakarta kemarin (8/6).

Elan menjelaskan, survei itu dilakukan kepada
sekitar 12.000 peserta secara acak dari gelombang I hingga III kartu prakerja,
yakni 19 Mei–1 Juni 2020. Dari survei tersebut, 55,4 persen peserta masih
bekerja; 7 persen menjalankan usaha; dan 37,6 persen lainnya memang menganggur
sejak Januari 2020. ’’Sebagian besar penerima manfaat tersebut melaporkan,
mereka terpengaruh Covid-19, di-PHK, dirumahkan, dan sebagainya,’’ tambahnya.

Baca Juga :  Arab Saudi Stop Terbitkan Visa, 60 Ribu Jamaah Terancam Batal Umrah

Terkait dengan pemanfaatan dana insentif, 4.105
responden mengaku menggunakan insentif untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sementara itu, 1.228 responden menggunakan dana insentif untuk modal usaha.

Direktur Komunikasi, Kemitraan, dan
Pengembangan Ekosistem Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Panji W. Ruky
menambahkan, saat ini 400.000 peserta sudah menuntaskan pelatihan dan berhak
menerima insentif Rp 600.000 per bulan selama empat bulan. Insentif tersebut
telah diterima sekitar 360.000 peserta.
 

Program kartu prakerja diklaim tepat sasaran.
Alasannya, hasil survei Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K) menunjukkan bahwa para peserta program itu didominasi penganggur.

Ekonom TNP2K Elan Satriawan menyebutkan bahwa
80,8 persen peserta kartu prakerja sedang tidak memiliki pekerjaan saat
mendaftar pelatihan. ’’Saya kira, kalau bicara masalah sasaran, walau ini
terbuka untuk semua, namun apa yang kita lihat dari dominasi penganggur yang
menerima prakerja, bisa terlihat program ini tepat sasaran,’’ ujarnya melalui
video conference di Jakarta kemarin (8/6).

Elan menjelaskan, survei itu dilakukan kepada
sekitar 12.000 peserta secara acak dari gelombang I hingga III kartu prakerja,
yakni 19 Mei–1 Juni 2020. Dari survei tersebut, 55,4 persen peserta masih
bekerja; 7 persen menjalankan usaha; dan 37,6 persen lainnya memang menganggur
sejak Januari 2020. ’’Sebagian besar penerima manfaat tersebut melaporkan,
mereka terpengaruh Covid-19, di-PHK, dirumahkan, dan sebagainya,’’ tambahnya.

Baca Juga :  Arab Saudi Stop Terbitkan Visa, 60 Ribu Jamaah Terancam Batal Umrah

Terkait dengan pemanfaatan dana insentif, 4.105
responden mengaku menggunakan insentif untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sementara itu, 1.228 responden menggunakan dana insentif untuk modal usaha.

Direktur Komunikasi, Kemitraan, dan
Pengembangan Ekosistem Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Panji W. Ruky
menambahkan, saat ini 400.000 peserta sudah menuntaskan pelatihan dan berhak
menerima insentif Rp 600.000 per bulan selama empat bulan. Insentif tersebut
telah diterima sekitar 360.000 peserta.
 

Terpopuler

Artikel Terbaru