31.7 C
Jakarta
Friday, September 20, 2024

Saat Jadi Target Kemarahan Demonstran, Cara Polisi di New York Langsun

KEPOLISIAN jadi target kemarahan para demonstran yang memprotes
kematian George Floyd. Foto-foto yang beredar luas menunjukkan mobil polisi
dirusak massa di berbagai lokasi. Bahkan di beberapa kota massa sampai membakar
markas kepolisian.

Namun, sebuah peristiwa New York
memperlihatkan sisi berbeda dari gelombang demonstrasi yang telah mengguncang
Amerika Serikat selama enam hari terakhir.

Kemarin, Minggu (31/5), ratusan
pengunjuk rasa menggelar aksi damai tak jauh dari kantor polisi 103 di Jamaica,
Queens, New York.

Di tengah aksi, seorang pastor
mengajak personel kepolisian yang berjaga untuk ikut berlutut bersama para
demonstran sebagai bentuk protes.

Beberapa aparat pun bersedia
berlutut di tengah demonstran yang langsung menyambut mereka dengan tepuk
tangan dan sorakan gembira.

Video peristiwa tersebut, yang
direkam oleh seorang demonstran bernama Aleeia Abraham, dengan cepat menyebar
di internet dan mendapat respons positif dari publik

Baca Juga :  Diduga Termahal, Pohon Mangga Ini Dijaga Satpam Khusus

Wali Kota New York Andrew Cuomo
memuji para polisi tersebut. Dia menyebut tindakan mereka adalah sinyal bahwa
perubahan akan terjadi.

“Beginilah awal mula sebuah
perubahan,” tulis Cuomo di Twitter.

Komisioner Departemen Kepolisian
New York (NYPD) Dermot Shea ikut mengapresiasi aksi anak buahnya itu. “Kita
membutuhkan lebih banyak lagi yang seperti ini, melihat dan mendengarkan satu
sama lain, bekerja bersama, menyadari bahwa perbedaan kita adalah kekuatan,”
ujar dia, juga di Twitter.

Shea juga mengomentari sebuah
foto yang memperlihatkan interaksi damai antara polisi New York dengan
pengunjuk rasa. Menurutnya, banyak momen kehangatan semacam itu yang kini
tertutup oleh kerusuhan dan bentrok antara aparat dengan demonstran di berbagai
lokasi.

Baca Juga :  Dana Subsidi Anak Salah Urus, Perdana Menteri Belanda dan Semua Menter

Aleeia Abraham sendiri mengaku
sangat kaget ketika para polisi itu berlutut bersama demonstran. Selama
bertahun-tahun jadi aktivis, dia baru pertama kali melihat hal seperti itu.

“Tetapi saya akan lebih terkesan
jika mereka (polisi) berhenti menginjak dan menembak mati. Itulah momen yang
saya tunggu,” ujar dia mengingatkan tujuan utama unjuk rasa tersebut.

Seperti diketahui, George Floyd
adalah pria kulit hitam yang tewas akibat lehernya ditindih lutut seorang
polisi kulit putih di Minneapolis, Senin (25/5) lalu.

Derek Chauvin (44 tahun), sang
polisi pun didakwa melanggar pasal pembunuhan tingkat ketiga dan pembunuhan
tidak terencana tingkat dua.

KEPOLISIAN jadi target kemarahan para demonstran yang memprotes
kematian George Floyd. Foto-foto yang beredar luas menunjukkan mobil polisi
dirusak massa di berbagai lokasi. Bahkan di beberapa kota massa sampai membakar
markas kepolisian.

Namun, sebuah peristiwa New York
memperlihatkan sisi berbeda dari gelombang demonstrasi yang telah mengguncang
Amerika Serikat selama enam hari terakhir.

Kemarin, Minggu (31/5), ratusan
pengunjuk rasa menggelar aksi damai tak jauh dari kantor polisi 103 di Jamaica,
Queens, New York.

Di tengah aksi, seorang pastor
mengajak personel kepolisian yang berjaga untuk ikut berlutut bersama para
demonstran sebagai bentuk protes.

Beberapa aparat pun bersedia
berlutut di tengah demonstran yang langsung menyambut mereka dengan tepuk
tangan dan sorakan gembira.

Video peristiwa tersebut, yang
direkam oleh seorang demonstran bernama Aleeia Abraham, dengan cepat menyebar
di internet dan mendapat respons positif dari publik

Baca Juga :  Diduga Termahal, Pohon Mangga Ini Dijaga Satpam Khusus

Wali Kota New York Andrew Cuomo
memuji para polisi tersebut. Dia menyebut tindakan mereka adalah sinyal bahwa
perubahan akan terjadi.

“Beginilah awal mula sebuah
perubahan,” tulis Cuomo di Twitter.

Komisioner Departemen Kepolisian
New York (NYPD) Dermot Shea ikut mengapresiasi aksi anak buahnya itu. “Kita
membutuhkan lebih banyak lagi yang seperti ini, melihat dan mendengarkan satu
sama lain, bekerja bersama, menyadari bahwa perbedaan kita adalah kekuatan,”
ujar dia, juga di Twitter.

Shea juga mengomentari sebuah
foto yang memperlihatkan interaksi damai antara polisi New York dengan
pengunjuk rasa. Menurutnya, banyak momen kehangatan semacam itu yang kini
tertutup oleh kerusuhan dan bentrok antara aparat dengan demonstran di berbagai
lokasi.

Baca Juga :  Dana Subsidi Anak Salah Urus, Perdana Menteri Belanda dan Semua Menter

Aleeia Abraham sendiri mengaku
sangat kaget ketika para polisi itu berlutut bersama demonstran. Selama
bertahun-tahun jadi aktivis, dia baru pertama kali melihat hal seperti itu.

“Tetapi saya akan lebih terkesan
jika mereka (polisi) berhenti menginjak dan menembak mati. Itulah momen yang
saya tunggu,” ujar dia mengingatkan tujuan utama unjuk rasa tersebut.

Seperti diketahui, George Floyd
adalah pria kulit hitam yang tewas akibat lehernya ditindih lutut seorang
polisi kulit putih di Minneapolis, Senin (25/5) lalu.

Derek Chauvin (44 tahun), sang
polisi pun didakwa melanggar pasal pembunuhan tingkat ketiga dan pembunuhan
tidak terencana tingkat dua.

Terpopuler

Artikel Terbaru