31.7 C
Jakarta
Friday, September 20, 2024

Lulusan Program Kartu Prakerja Sulit Diterima Perusahaan

JAKARTA–Progam Kartu Prakerja digadang-gadang Presiden Jokowi dapat
menyelamatkan para pekerja yang dirumahkan atau terkena pemutusan hubungan
kerja (PHK). Pasalnya, mereka mendapatkan insentif dan juga meningkatkan
kompetensi diri pasca melalui pelatihan online.

Namun, apakah para lulusan Kartu
Prakerja dapat diterima oleh perusahaan?

Pengamat Institute for
Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa
hal tersebut sulit untuk terjadi. Sebab, pelatihan yang diberikan kompetensinya
berbeda dengan yang diinginkan para pengusaha.

“Enggak (diterima) itu, karena
kompetensinya tidak sesuai apa yamg dibutuhkan oleh pelaku usaha,” tutur dia
kepada JawaPos.com, Kamis (21/5).

Kemudian banyak platform gratis,
seperti YouTube yang bisa diakses tanpa bayar untuk mendapatkan pelatihan. Di
mana diketahui bahwa Kartu Prakerja memerlukan biaya untuk mengaksesnya.

Baca Juga :  Canggih, CCTV Masjid Istiqlal Bisa Hitung Jumlah Jamaah Salat Id

“Kartu Prakerja itu kesannya
nanggung karena kontennya biasa, tidak ada yang spesial dan videonya bisa di
skip sehingga yang mengeluarkan sertifikat juga diragukan kompetensinya,”
tambah dia.

Berbeda dengan Balai Latihan
Kerja (BLK) yang memang difokuskan untuk melatih para calon pekerja agar memiliki
skill yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. Maka dari itu, Kartu Prakerja dirasa
tidak efektif diterapkan di masa pandemi seperti sekarang ini.

“Jadi sangat berbeda dengan BLK,
di mana sertifikat bisa digunakan untuk melamar kerja, kalau dari pengusaha
kayaknya belum yakin kualitas lulusannya (Kartu Prakerja) kayak gimana,”
pungkas Bhima.

JAKARTA–Progam Kartu Prakerja digadang-gadang Presiden Jokowi dapat
menyelamatkan para pekerja yang dirumahkan atau terkena pemutusan hubungan
kerja (PHK). Pasalnya, mereka mendapatkan insentif dan juga meningkatkan
kompetensi diri pasca melalui pelatihan online.

Namun, apakah para lulusan Kartu
Prakerja dapat diterima oleh perusahaan?

Pengamat Institute for
Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa
hal tersebut sulit untuk terjadi. Sebab, pelatihan yang diberikan kompetensinya
berbeda dengan yang diinginkan para pengusaha.

“Enggak (diterima) itu, karena
kompetensinya tidak sesuai apa yamg dibutuhkan oleh pelaku usaha,” tutur dia
kepada JawaPos.com, Kamis (21/5).

Kemudian banyak platform gratis,
seperti YouTube yang bisa diakses tanpa bayar untuk mendapatkan pelatihan. Di
mana diketahui bahwa Kartu Prakerja memerlukan biaya untuk mengaksesnya.

Baca Juga :  Canggih, CCTV Masjid Istiqlal Bisa Hitung Jumlah Jamaah Salat Id

“Kartu Prakerja itu kesannya
nanggung karena kontennya biasa, tidak ada yang spesial dan videonya bisa di
skip sehingga yang mengeluarkan sertifikat juga diragukan kompetensinya,”
tambah dia.

Berbeda dengan Balai Latihan
Kerja (BLK) yang memang difokuskan untuk melatih para calon pekerja agar memiliki
skill yang dibutuhkan oleh pelaku usaha. Maka dari itu, Kartu Prakerja dirasa
tidak efektif diterapkan di masa pandemi seperti sekarang ini.

“Jadi sangat berbeda dengan BLK,
di mana sertifikat bisa digunakan untuk melamar kerja, kalau dari pengusaha
kayaknya belum yakin kualitas lulusannya (Kartu Prakerja) kayak gimana,”
pungkas Bhima.

Terpopuler

Artikel Terbaru