31.1 C
Jakarta
Monday, May 12, 2025

Ajak Perempuan Berani Lawan Pelecehan

AKTRIS Hannah Al Rashid, 34, tidak menoleransi pelecehan seksual
terhadap perempuan. Dia giat mengampanyekan pendapatnya tersebut, baik dalam
aksi nyata seperti Women’s March maupun seruan di media sosial.

“Saya ingin konsisten mendukung
isu ini dan menumbuhkan perhatian seluas mungkin,” tuturnya.

Hannah berharap perempuan berani
melawan dan menyuarakan ketidaknyamanan terhadap pelecehan yang dialami.
Termasuk pelecehan verbal seperti catcalling. “Awalnya saya cuek dan risi.
Tapi, akhirnya saya samperin dan lawan pelaku. Karena sesering itu mengalaminya,”
jelas Hannah.

Hannah berkali-kali mengalami hal
itu. Yang terakhir pada Selasa siang (10/3). Hannah mengalami pelecehan verbal
di Cipete ketika menuju stasiun MRT. Seorang pria menyiuli dirinya. “Bapak
suit-suit saya tadi? Itu adalah pelecehan verbal. Jangan kayak gitu lagi ya.
Lalu, bapaknya nunduk malu,” ungkap Hannah.

Baca Juga :  Sule Siap Jadi Orang Tua Asuh Bayi Mantan Istrinya

Isu kekerasan terhadap perempuan
di Indonesia masih sering dianggap tabu untuk dibahas. Berbagai faktor yang
melatarbelakangi membuat tak banyak perempuan berani bicara tentang kekerasan
yang dialami.

Padahal, angka kejadian sejatinya
sangat tinggi. Baik itu kekerasan verbal, fisik, maupun seksual.

Perjuangan untuk kesetaraan dan
stop kekerasan terhadap perempuan akan terus digaungkannya. Harapan Hannah,
perubahan bisa dicapai jika perempuan berani bicara dan berani melawan.
Perempuan tahu hak-haknya.

”Dan, laki-laki makin sadar akan
isu ini serta ikut berpartisipasi memperjuangkan kesetaraan gender dan
pencegahan kekerasan terhadap perempuan,” paparnya. (JPC/KPC)

AKTRIS Hannah Al Rashid, 34, tidak menoleransi pelecehan seksual
terhadap perempuan. Dia giat mengampanyekan pendapatnya tersebut, baik dalam
aksi nyata seperti Women’s March maupun seruan di media sosial.

“Saya ingin konsisten mendukung
isu ini dan menumbuhkan perhatian seluas mungkin,” tuturnya.

Hannah berharap perempuan berani
melawan dan menyuarakan ketidaknyamanan terhadap pelecehan yang dialami.
Termasuk pelecehan verbal seperti catcalling. “Awalnya saya cuek dan risi.
Tapi, akhirnya saya samperin dan lawan pelaku. Karena sesering itu mengalaminya,”
jelas Hannah.

Hannah berkali-kali mengalami hal
itu. Yang terakhir pada Selasa siang (10/3). Hannah mengalami pelecehan verbal
di Cipete ketika menuju stasiun MRT. Seorang pria menyiuli dirinya. “Bapak
suit-suit saya tadi? Itu adalah pelecehan verbal. Jangan kayak gitu lagi ya.
Lalu, bapaknya nunduk malu,” ungkap Hannah.

Baca Juga :  Sule Siap Jadi Orang Tua Asuh Bayi Mantan Istrinya

Isu kekerasan terhadap perempuan
di Indonesia masih sering dianggap tabu untuk dibahas. Berbagai faktor yang
melatarbelakangi membuat tak banyak perempuan berani bicara tentang kekerasan
yang dialami.

Padahal, angka kejadian sejatinya
sangat tinggi. Baik itu kekerasan verbal, fisik, maupun seksual.

Perjuangan untuk kesetaraan dan
stop kekerasan terhadap perempuan akan terus digaungkannya. Harapan Hannah,
perubahan bisa dicapai jika perempuan berani bicara dan berani melawan.
Perempuan tahu hak-haknya.

”Dan, laki-laki makin sadar akan
isu ini serta ikut berpartisipasi memperjuangkan kesetaraan gender dan
pencegahan kekerasan terhadap perempuan,” paparnya. (JPC/KPC)

Terpopuler

Artikel Terbaru