31.8 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

Inovasi Buat Kincir Angin

KUALA
KAPUAS – Bupati Kapuas Ir. Ben Brahim. S. Bahat. MM, MT pada saat menghadiri
Pembukaan Rapat Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah
Kabupaten Kapuas Tahun 2020 beberapa waktu lalu, menerangkan tentang temuan
inovasi yang dimilikinya. Inovasi itu diakui sebagai salah satu solusi dalam
mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang sering terjadi pada
saat musim kemarau.

Ia
mengatakan hasil inovasi yang ditemukannya ini, merupakan salah satu solusi
yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketersediaan air, apabila
keadaan sudah memasuki musim kemarau yang rentan terjadinya karhutla.

Ben
menjelaskan Inovasi tersebut, dengan membuat sejenis kincir angin atau
baling-baling untuk memompa air dengan menggunakan tenaga angina, sehingga air
terus mengalir. Sedangkan untuk sumber air yang digunakan membasahi lahan
gambut berasal dari embung yang telah dibuat. 
Sehingga lahan gambut akan menjadi lembab walaupun pada saat musim
kemarau.

Baca Juga :  Pendapatan RSUD Tamiang Layang Turun Drastis

“Inovasi
ini merupakan yang pertama di Indonesia bahkan di dunia, dan dipersilakan
kepada siapa saja yang ingin menggunakan inovasi ini demi kebaikan bersama
sebagai antisipasi karhutla. Dengan menggunakan inovasi ini, biayanya akan
lebih murah dan lebih baik kalau ada embung. Sehingga air bisa terpompa terus
membasahi lahan dan air itu pun juga bisa dimanfaatkan untuk lahan perkebunan
dan bidang peternakan, “ ungkap orang nomor satu di Kabupaten Kapuas itu.

Lebih
lanjut, dikatakan  bahwa sumur bor yang dipompa dengan baling-baling dan
ditiup angin  itu, ( pompa tenaga angina,
red) akan mengisi embung-embung yang menampung air untuk memadam karhutla. Maka
 satu sumur bor bisa mengisi sekitar 20 buah embung lebih.

Baca Juga :  Berencana Buat Tol Laut Mentaya

“Biaya
membuat satu buah sumur bor sekitar Rp15 juta. Sumur bor dan embung ini
dibangun di kawasan yg rentan mengalami Karhutla dimanapun di seluruh
dunia,” terangnya.

Ben
yang juga mantan Kepala Dinas PU Provinsi Kalteng itu, menyebutkan inovasi ini
diberi nama Sistem Penyediaan Air (SPA). Yang mana selain untuk penyediaan air
guna memadamkan karhutla. Sistem ini juga bisa dimanfaatkan dalam usaha
perikanan apabila saat musim hujan dan tidak ada karhutla, embung berfungsi
sebagai kolam ikan.

Oleh
karena itu, ia menekankan agar semua pihak jangan lengah dan perlu sedini
mungkin untuk melakukan persiapan dan langkah, guna upaya pencegahan dan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan. 
Mengingat Kabupaten Kapuas terdapat lahan gambut terbesar di Provinsi
Kalimantan Tengah. (Hmskmf/iha/CTK)

KUALA
KAPUAS – Bupati Kapuas Ir. Ben Brahim. S. Bahat. MM, MT pada saat menghadiri
Pembukaan Rapat Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah
Kabupaten Kapuas Tahun 2020 beberapa waktu lalu, menerangkan tentang temuan
inovasi yang dimilikinya. Inovasi itu diakui sebagai salah satu solusi dalam
mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang sering terjadi pada
saat musim kemarau.

Ia
mengatakan hasil inovasi yang ditemukannya ini, merupakan salah satu solusi
yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketersediaan air, apabila
keadaan sudah memasuki musim kemarau yang rentan terjadinya karhutla.

Ben
menjelaskan Inovasi tersebut, dengan membuat sejenis kincir angin atau
baling-baling untuk memompa air dengan menggunakan tenaga angina, sehingga air
terus mengalir. Sedangkan untuk sumber air yang digunakan membasahi lahan
gambut berasal dari embung yang telah dibuat. 
Sehingga lahan gambut akan menjadi lembab walaupun pada saat musim
kemarau.

Baca Juga :  Pendapatan RSUD Tamiang Layang Turun Drastis

“Inovasi
ini merupakan yang pertama di Indonesia bahkan di dunia, dan dipersilakan
kepada siapa saja yang ingin menggunakan inovasi ini demi kebaikan bersama
sebagai antisipasi karhutla. Dengan menggunakan inovasi ini, biayanya akan
lebih murah dan lebih baik kalau ada embung. Sehingga air bisa terpompa terus
membasahi lahan dan air itu pun juga bisa dimanfaatkan untuk lahan perkebunan
dan bidang peternakan, “ ungkap orang nomor satu di Kabupaten Kapuas itu.

Lebih
lanjut, dikatakan  bahwa sumur bor yang dipompa dengan baling-baling dan
ditiup angin  itu, ( pompa tenaga angina,
red) akan mengisi embung-embung yang menampung air untuk memadam karhutla. Maka
 satu sumur bor bisa mengisi sekitar 20 buah embung lebih.

Baca Juga :  Berencana Buat Tol Laut Mentaya

“Biaya
membuat satu buah sumur bor sekitar Rp15 juta. Sumur bor dan embung ini
dibangun di kawasan yg rentan mengalami Karhutla dimanapun di seluruh
dunia,” terangnya.

Ben
yang juga mantan Kepala Dinas PU Provinsi Kalteng itu, menyebutkan inovasi ini
diberi nama Sistem Penyediaan Air (SPA). Yang mana selain untuk penyediaan air
guna memadamkan karhutla. Sistem ini juga bisa dimanfaatkan dalam usaha
perikanan apabila saat musim hujan dan tidak ada karhutla, embung berfungsi
sebagai kolam ikan.

Oleh
karena itu, ia menekankan agar semua pihak jangan lengah dan perlu sedini
mungkin untuk melakukan persiapan dan langkah, guna upaya pencegahan dan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan. 
Mengingat Kabupaten Kapuas terdapat lahan gambut terbesar di Provinsi
Kalimantan Tengah. (Hmskmf/iha/CTK)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru