26.3 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Banjir Jabodetabek Siklus 25 Tahunan

JAKARTA – Banjir yang melanda wilayah Jakarta,
Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek) merupakan siklus 25 tahun cuaca ekstrem.
Untuk itu masyarakat harus memakluminya.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meninjau sejumlah lokasi banjir Jakarta.

“Hmmm… saya kira saya sepakat bahwa ini semacam siklus 25 tahunan sehingga
memang ini kejadian yang sangat ekstrem. Karena itu, kalau kemudian menciptakan
dampak yang sangat meluas, tidak hanya terjadi di DKI, tapi juga di wilayah
yang lain, itu harus kita maklumi,” ujarnya.

Di samping itu, kerusakan alam di daerah hulu Sungai Ciliwung, seperti
Bogor dan Depok juga cukup berdampak terhadap bencana ini.

“Biasanya itu pasti ada kaitan itu. Tetapi yang jelas memang dengan kemarau
yang sangat panjang ini kan telah terjadi anomali musim kan ini sebetulnya kemarau
salah musim,” jelas dia.

“Hari ini harusnya sudah puncak-puncaknya musim ujan tapi kan (justru) baru
mulai, dan ini juga sangat berpengaruh sehingga hujan yang tertahan lama itu
kemudian akan menimbulkan efek anomali berupa hujan ekstrem seperti ini,”
lanjutnya.

Baca Juga :  Saat Diamankan, Artis HH Bareng Seorang Pria Tidak Memakai Busana Leng

Selain itu, dia juga mengatakan masyarakat kurang mengantisipasi curah
hujan yang tinggi. Dia menilai masyarakat telah lengah dengan acara tahun baru.

“Kemudian yang kedua barangkali juga terkait dengan saat libur dan sedang
memperingati tahun baru sehingga warga banyak yang lengah ketika kejadian ini
sehingga tidak diantisipasi dengan sungguh-sungguh,” katanya.

“Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, ketika kita sedang
bergembira, sedang bersuka ria jangan lupa mungkin bala siap mengintai kepada
kita,” lanjutnya.

Dia juga mengatakan akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian
terkait untuk menangani bencana tersebut.

“Nanti Kemenko PMK akan mengkoordinasikan kementerian terkait, saya kira
mereka sudah bergerak. Sembako dari Kemensos sudah turun, tim kesehatan untuk
penyakit yang umum terjadi saat bencana seperti diare, penyakit kulit dan lain.
Kemendikbud juga saya kira sudah menurunkan tim. Nanti kita pantau,” terang
dia.

Dia menambahkan kawasan terdampak banjir tidak hanya di Jakarta, dan semua
itu harus diperlakukan sama.

Baca Juga :  Siap Lahir Batin Dinikahi Sule

Menko PMK juga memuji langkah yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam
penanganan banjir.

“Langkah-langkah yang dilakukan sangat tepat, termasuk dalam mengelola
jalur air utama ini. Untuk mengantisipasi agar daerah-daerah tidak kebanjiran.
Jadi kalau masih banjir itu memang suatu yang tidak terelakkan, tapi
mudah-mudahan dalam waktu tidak lama lagi, air akan surut,” kata dia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan
pihaknya ikut membantu Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi persoalan banjir di
wilayah itu. Petugas yang diterjunkan merupakan petugas yang memiliki
kompetensi dan perlengkapan yang memadai.

“Kedua, kita juga harus mengingatkan masyarakat yang berada di aliran
sungai untuk mengungsi. Sebagaimana sudah diingatkan BMKG, curah hujan tinggi
maka daerah di sepanjang aliran sungai harus dikosongkan,” kata Doni.

Doni menyebut setidaknya terdapat 64.000 korban banjir mengungsi akibat
banjir yang melanda kawasan Jabodetabek. Sedangkan untuk korban jiwa, pihaknya
belum berani mengungkapkan karena harus ada data yang akurat dan juga saksi
mata. (gw/fin)

JAKARTA – Banjir yang melanda wilayah Jakarta,
Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek) merupakan siklus 25 tahun cuaca ekstrem.
Untuk itu masyarakat harus memakluminya.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meninjau sejumlah lokasi banjir Jakarta.

“Hmmm… saya kira saya sepakat bahwa ini semacam siklus 25 tahunan sehingga
memang ini kejadian yang sangat ekstrem. Karena itu, kalau kemudian menciptakan
dampak yang sangat meluas, tidak hanya terjadi di DKI, tapi juga di wilayah
yang lain, itu harus kita maklumi,” ujarnya.

Di samping itu, kerusakan alam di daerah hulu Sungai Ciliwung, seperti
Bogor dan Depok juga cukup berdampak terhadap bencana ini.

“Biasanya itu pasti ada kaitan itu. Tetapi yang jelas memang dengan kemarau
yang sangat panjang ini kan telah terjadi anomali musim kan ini sebetulnya kemarau
salah musim,” jelas dia.

“Hari ini harusnya sudah puncak-puncaknya musim ujan tapi kan (justru) baru
mulai, dan ini juga sangat berpengaruh sehingga hujan yang tertahan lama itu
kemudian akan menimbulkan efek anomali berupa hujan ekstrem seperti ini,”
lanjutnya.

Baca Juga :  Saat Diamankan, Artis HH Bareng Seorang Pria Tidak Memakai Busana Leng

Selain itu, dia juga mengatakan masyarakat kurang mengantisipasi curah
hujan yang tinggi. Dia menilai masyarakat telah lengah dengan acara tahun baru.

“Kemudian yang kedua barangkali juga terkait dengan saat libur dan sedang
memperingati tahun baru sehingga warga banyak yang lengah ketika kejadian ini
sehingga tidak diantisipasi dengan sungguh-sungguh,” katanya.

“Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, ketika kita sedang
bergembira, sedang bersuka ria jangan lupa mungkin bala siap mengintai kepada
kita,” lanjutnya.

Dia juga mengatakan akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian
terkait untuk menangani bencana tersebut.

“Nanti Kemenko PMK akan mengkoordinasikan kementerian terkait, saya kira
mereka sudah bergerak. Sembako dari Kemensos sudah turun, tim kesehatan untuk
penyakit yang umum terjadi saat bencana seperti diare, penyakit kulit dan lain.
Kemendikbud juga saya kira sudah menurunkan tim. Nanti kita pantau,” terang
dia.

Dia menambahkan kawasan terdampak banjir tidak hanya di Jakarta, dan semua
itu harus diperlakukan sama.

Baca Juga :  Siap Lahir Batin Dinikahi Sule

Menko PMK juga memuji langkah yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam
penanganan banjir.

“Langkah-langkah yang dilakukan sangat tepat, termasuk dalam mengelola
jalur air utama ini. Untuk mengantisipasi agar daerah-daerah tidak kebanjiran.
Jadi kalau masih banjir itu memang suatu yang tidak terelakkan, tapi
mudah-mudahan dalam waktu tidak lama lagi, air akan surut,” kata dia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan
pihaknya ikut membantu Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi persoalan banjir di
wilayah itu. Petugas yang diterjunkan merupakan petugas yang memiliki
kompetensi dan perlengkapan yang memadai.

“Kedua, kita juga harus mengingatkan masyarakat yang berada di aliran
sungai untuk mengungsi. Sebagaimana sudah diingatkan BMKG, curah hujan tinggi
maka daerah di sepanjang aliran sungai harus dikosongkan,” kata Doni.

Doni menyebut setidaknya terdapat 64.000 korban banjir mengungsi akibat
banjir yang melanda kawasan Jabodetabek. Sedangkan untuk korban jiwa, pihaknya
belum berani mengungkapkan karena harus ada data yang akurat dan juga saksi
mata. (gw/fin)

Terpopuler

Artikel Terbaru