31.9 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Kemendikbud Mulai Sisipkan Soal Asesmen di UN 2020

JAKARTA – Untuk memperkenalkan asesmen kompetensi
minimum pada Ujian Nasional (UN) 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) akan menyisipkan lima soal asesmen dalam Ujian Nasioanal (UN).

Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, lima soal itu
tidak akan mempengaruhi nilai siswa sama sekali. Lima soal itu hanya untuk uji
coba pertama asesmen kepada siswa untuk persiapan penerapannya di 2021.

“Ini hanya titipan untuk pengenalan saja, di luar UN,” ujar Totok, Kamis
(19/12).

Totok menambahkan, bahwa penempatan lima soal asesmen ini akan ditaruh
secara acak. Artinya, tidak semua mata pelajaran yang masuk dalam UN disisipkan
lima soal ini.

“Mungkin di sesi Bahasa Indonesia atau apa nanti tambahan paling sekitar 30
menit untuk siswa diminta mencoba soal baru,” katanya.

Baca Juga :  Pemegang Kartu Pra Kerja Terima Insentif Rp500 Ribu

Harapannya, lanjut Totok, penempatan lima soal asesmen ini bisa memberi
gambaran kepada guru untuk pembelajaran di tahun 2021. Dia harap guru bisa
mulai menyiapkan diri setelah diberi bocoran asesmen di UN ini.

“Saya akan mencoba membuat soal sejenis ini, mencoba bagaimana mengajarkan
anak supaya lebih imajinatif mengarahkan kompetensi bernalar seperti itu,”
tuturnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim memberikan
contoh soal dalam asesmen kompetensi atau ujian pengganti ujian nasional (UN).
Nantinya, asesmen kompetensi akan berdasarkan numerasi (matematika), literasi
(bahasa) dan survei karakter.

“Contoh ada paragraf yang menjelaskan mengenai berbagai macam alasan kenapa
climate change itu terjadi. Lalu ada diagram chart yang menjelaskannya. Lalu
ada pertanyaan Ini masih pilihan ganda, tetapi beda sifat,” kata Nadiem.

Baca Juga :  Kampus UT Kalahkan UGM-UI, 9.436 Alumninya Lolos CPNS

Nadiem menjelaskan, meski nantinya soal asesmen masih ada pilihan ganda,
namun berbeda dengan pilihan ganda UN saat ini.

“Untuk bisa menjawab pilihan ganda tersebut, anak itu harus bisa memahami
paragraf. Memahami argumen dan juga membaca diagram itu untuk mengerti hal yang
dimaksudkan dari visual display diagram itu,” jelasnya. (der/fin/kpc)

JAKARTA – Untuk memperkenalkan asesmen kompetensi
minimum pada Ujian Nasional (UN) 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) akan menyisipkan lima soal asesmen dalam Ujian Nasioanal (UN).

Kepala Balitbang Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, lima soal itu
tidak akan mempengaruhi nilai siswa sama sekali. Lima soal itu hanya untuk uji
coba pertama asesmen kepada siswa untuk persiapan penerapannya di 2021.

“Ini hanya titipan untuk pengenalan saja, di luar UN,” ujar Totok, Kamis
(19/12).

Totok menambahkan, bahwa penempatan lima soal asesmen ini akan ditaruh
secara acak. Artinya, tidak semua mata pelajaran yang masuk dalam UN disisipkan
lima soal ini.

“Mungkin di sesi Bahasa Indonesia atau apa nanti tambahan paling sekitar 30
menit untuk siswa diminta mencoba soal baru,” katanya.

Baca Juga :  Pemegang Kartu Pra Kerja Terima Insentif Rp500 Ribu

Harapannya, lanjut Totok, penempatan lima soal asesmen ini bisa memberi
gambaran kepada guru untuk pembelajaran di tahun 2021. Dia harap guru bisa
mulai menyiapkan diri setelah diberi bocoran asesmen di UN ini.

“Saya akan mencoba membuat soal sejenis ini, mencoba bagaimana mengajarkan
anak supaya lebih imajinatif mengarahkan kompetensi bernalar seperti itu,”
tuturnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim memberikan
contoh soal dalam asesmen kompetensi atau ujian pengganti ujian nasional (UN).
Nantinya, asesmen kompetensi akan berdasarkan numerasi (matematika), literasi
(bahasa) dan survei karakter.

“Contoh ada paragraf yang menjelaskan mengenai berbagai macam alasan kenapa
climate change itu terjadi. Lalu ada diagram chart yang menjelaskannya. Lalu
ada pertanyaan Ini masih pilihan ganda, tetapi beda sifat,” kata Nadiem.

Baca Juga :  Kampus UT Kalahkan UGM-UI, 9.436 Alumninya Lolos CPNS

Nadiem menjelaskan, meski nantinya soal asesmen masih ada pilihan ganda,
namun berbeda dengan pilihan ganda UN saat ini.

“Untuk bisa menjawab pilihan ganda tersebut, anak itu harus bisa memahami
paragraf. Memahami argumen dan juga membaca diagram itu untuk mengerti hal yang
dimaksudkan dari visual display diagram itu,” jelasnya. (der/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru