Menurut sebuah laporan World Economic Forum baru-baru ini, sekitar 250 juta orang di seluruh dunia saat ini mengalami depresi.
Stres atau depresi pada tingkat yang serius, melibatkan perasaan yang sangat down atau hampa hampir sepanjang waktu, penurunan tingkat energi, kehilangan minat dalam aktivitas, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, dan banyak lagi.
Hal ini tentunya mendatangkan malapetaka pada kehidupan pribadi Anda dan kesehatan fisik, dan, dalam kasus-kasus ekstrem, bisa mengakibatkan bunuh diri.
Kini, sebuah studi yang diterbitkan dalam Ilmu Psikologi Klinis menemukan sesuatu yang mungkin bisa menjadi penanda seseorang mengalami depresi.
Para peserta peneliti yang menderita depresi cenderung berbicara “tidak ada,” “tidak pernah,” “semua orang,” dan “segalanya.”
Sejak awal, penderita depresi memiliki pandangan hitam dan putih tentang dunia, dan ini akan bermanifestasi dalam gaya bahasa mereka,” kata Mohammed Al-Mosaiwi, PhD Kandidat Psikologi di University of Reading di Inggris dan pemimpin penelitian ini, seperti dilansir laman MSN, Senin (2/12).
Dibandingkan dengan 19 kata, prevalensi kata-kata absolut sekitar 50 persen lebih besar di forum kecemasan dan depresi, dan sekitar 80 persen lebih besar untuk forum ide bunuh diri,” jelas Al-Mosaiwi.
Orang yang menderita depresi cenderung menggunakan banyak kata sifat dan kata keterangan negatif, seperti “kesepian,” “sedih,” atau “sengsara”.
Yang lebih menarik adalah bahwa orang dengan depresi lebih cenderung memiliki kata ganti orang pertama, seperti “Aku,” dan “diriku,” yang mencerminkan bagaimana perasaan mereka merasa sendirian di dunia ini.
Pola penggunaan kata ganti ini menunjukkan bahwa mereka ini lebih fokus pada diri mereka sendiri,” tembah Al-Mosaiwi.
Studi seperti ini bisa sangat berharga bagi orang tua dari remaja yang sering tidak tahu tentang keadaan kesejahteraan emosional anak mereka. (fny/jpnn)