UTUSAN Republik Rakyat Tiongkok untuk
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyerukan diakhirinya retorika dan aksi
tidak bertanggung jawab yang dapat menambah pelik konflik Palestina-Israel.
“Penting sekali untuk menghentikan seluruh retorika dan aksi yang
bertentangan dengan resolusi PBB dan konsensus internasional yang terkait,
serta mematuhi tujuan keseluruhan solusi dua negara,†kata Perwakilan Tetap Tiongkok
untuk PBB, Zhang Jun, Kamis (21/11).
Zhang menegaskan sikap pemerintah Tiongkok mendukung penuh solusi dua
negara di Israel-Palestina. Dia berharap negara-negara lain memiliki komitmen
yang sama terhadap perdamaian di wilayah tersebut.
“Tak ada yang boleh mundur dari hal ini, bahkan meski hanya separuh
langkah. Mendirikan negara independen adalah hak nasional bangsa Palestina yang
tak dapat dicabut. Ini bukan sesuatu yang bisa diperdagangkan,†ucap dia.
Lebih lanjut Zhang mengatakan, Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334 dengan
jelas menyatakan bahwa kegiatan pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki,
termasuk Yerusalem Timur, bertentangan dengan undang-undang internasional.
Menghadapi situasi Palestina-Israel yang sangat buruk, semua pihak perlu menahan
diri dari retorika tidak bertanggung jawab, mencegah meningkatnya ketegangan
dan konfrontasi, serta berhenti menambah kepelikan baru dalam isu Palestina.
“Pihak-pihak terkait perlu segera menghentikan seluruh kegiatan pemukiman
di wilayah Palestina yang diduduki, serta penghancuran rumah-rumah dan bangunan
milik rakyat Palestina,†imbuh Zhang.
Tiongkok sangat prihatin dengan turbulensi yang berkepanjangan dalam
situasi Palestina-Israel. Belum lama ini aksi militer meningkat, yang
menimbulkan banyak korban dari warga sipil. Kegiatan pemukiman pun terus
berlanjut, bahkan ada retorika yang membenarkan kegiatan tersebut.
“Prospek solusi dua negara sangat terganggu dalam konteks ini,†kata Zhang
memperingatkan.
Dia menyerukan penyelesaian konflik secara politis dan diplomatis, serta
mengecam tindakan yang dapat menambah ketegangan.
Tiongkok mengimbau pihak-pihak terkait agar tetap tenang, menahan diri, dan
tetap berkomitmen untuk membangun keyakinan demi menciptakan kondisi yang sehat
untuk dimulainya kembali dialog damai. (jpnn/fajar/kpc)