PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Harga cabai di Pasar Besar Palangka Raya melonjak tajam pada awal Desember, membuat pedagang dan warga mulai kelimpungan. Lonjakan harga ini menjadi perhatian Pemko Palangka Raya karena cabai merupakan komoditas dapur yang paling sensitif terhadap gejolak pasar.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya, Samsul Rizal, menyebut kenaikan disebabkan pasokan yang tersendat akibat curah hujan tinggi di sentra produksi. Situasi ini makin diperberat oleh kenaikan BBM yang memicu meningkatnya biaya distribusi.
“Curah hujan tinggi berpengaruh pada masa tanam sehingga pasokan berkurang. Kenaikan BBM juga membuat biaya angkut meningkat,” ujarnya, Kamis (4/12/2025).
Harga cabai rawit kini meroket hingga Rp100.000 per kilogram, didorong kenaikan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Masyarakat mulai menyiapkan kebutuhan dapur untuk perayaan, jadi peningkatan permintaan memang tidak terhindarkan,” katanya.
Ia menambahkan, momentum keagamaan seperti Haul Guru Sekumpul turut menaikkan konsumsi rumah tangga di Palangka Raya, sehingga memberi tekanan tambahan pada pasar lokal.
“Meski pusat kegiatannya di Kalimantan Selatan, konsumsi masyarakat Palangka Raya tetap meningkat menjelang hari itu,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, Pemko Palangka Raya menggelar pasar murah dan memperketat pemantauan di pasar tradisional. Petugas turun setiap hari untuk memastikan stok aman dan lonjakan harga bisa ditekan.
“Petugas kami memantau harga dan ketersediaan secara rutin supaya gejolak tetap bisa dikendalikan,” tutupnya. (adr)


