30.7 C
Jakarta
Thursday, November 6, 2025

Ghazala Hashmi, Perempuan Muslim Pertama Jabat Wakil Gubernur Virginia Amerika Serikat

Malam pemilihan yang bersejarah di Amerika Serikat (AS) ternyata bukan hanya milik Zohran Mamdani, wali kota Muslim pertama New York. Tetapi juga milik Ghazala Hashmi, perempuan muslim pertama yang memenangkan jabatan tingkat negara bagian di Virginia.

Keduanya, sama-sama dari Partai Demokrat, mewakili babak baru dalam politik Amerika, di mana warga muslim dan keturunan Asia Selatan kini menembus batas-batas lama representasi politik yang dulu sulit dicapai.

“Kemenangan ini mungkin terjadi karena luas dan dalamnya kesempatan yang tersedia di negeri ini,” kata Hashmi dalam pidato kemenangannya di Virginia.

Zohran Mamdani, 34 tahun, mencatatkan sejarah dengan menumbangkan mantan gubernur Andrew Cuomo dalam pemilihan wali kota New York.

Ia menjadi Muslim pertama, keturunan Asia Selatan pertama, dan orang kelahiran Afrika pertama yang memimpin kota terbesar di Amerika Serikat.

Sementara itu, Ghazala Hashmi, 61 tahun, juga mencatatkan tonggak sejarahnya sendiri. Lahir di Hyderabad, India, ia datang ke AS sebagai anak imigran dan tumbuh besar di Georgia.

Sebelum terjun ke politik, Hashmi adalah profesor universitas di Virginia. Karir politiknya dimulai pada 2019 ketika ia merebut kursi senat negara bagian dari Partai Republik.

Baca Juga :  Pendidikan Tak Akan Maju Tanpa Peran Keluarga

Kemudian ia berhasil memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk jabatan Letnan Gubernur Virginia pada Juni lalu.

Kini, ia resmi menjadi perempuan Muslim pertama dan warga India-Amerika pertama yang menjabat posisi tinggi di pemerintahan Virginia.

Kemenangan keduanya datang di tengah meningkatnya sentimen Islamofobia yang masih terasa kuat di Amerika, terutama sejak masa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

Kampanye Mamdani di New York menjadi salah satu yang paling keras diserang dengan isu agama dan imigrasi.

Ia dituduh ‘terlalu kiri’ dan ‘tidak cukup Amerika’ oleh lawan-lawan politiknya dari Partai Republik. Namun hasil pemilu membuktikan sebaliknya.

Malam pemilihan itu menjadi tamparan keras bagi politik kebencian, dan juga sinyal kuat bahwa pemilih Amerika mulai beralih pada pesan inklusif dan progresif.

“Pemilu ini adalah penolakan terhadap Islamofobia dan politik ketakutan,” tulis Al Jazeera dalam laporannya, menggambarkan kemenangan Partai Demokrat di berbagai negara bagian sebagai bentuk ‘resounding rebuke’ terhadap Trump dan Partai Republik.

Baca Juga :  TNI Diminta Laksanakan Tindakan Terukur Ke Kapal Tiongkok

Selain kemenangan Mamdani dan Hashmi, Partai Demokrat juga mencatat hasil positif di sejumlah wilayah lain.

Mereka menang di New Jersey dan Virginia untuk pemilihan gubernur, memenangkan Proposisi 50 di California, serta unggul dalam beberapa pemilihan wali kota besar.

Momentum ini menjadi angin segar bagi Partai Demokrat, yang selama ini dianggap kehilangan arah dan dukungan dari pemilih muda dan kelompok minoritas.

Kemenangan dua figur Muslim progresif itu memperlihatkan bahwa politik berbasis keadilan sosial dan keberagaman kini memiliki tempat yang semakin kuat di panggung nasional.

Bagi komunitas Muslim Amerika, keberhasilan Mamdani dan Hashmi menjadi lebih dari sekadar kemenangan politik—melainkan perubahan simbolik terhadap narasi lama yang sering menempatkan Islam dalam posisi terpinggirkan.

“Kemenangan ini bukan hanya untuk kami, tetapi untuk semua anak muda yang percaya bahwa mereka juga bisa menjadi bagian dari perubahan,” ujar Mamdani dalam pidato kemenangannya di New York.(jpc)

Malam pemilihan yang bersejarah di Amerika Serikat (AS) ternyata bukan hanya milik Zohran Mamdani, wali kota Muslim pertama New York. Tetapi juga milik Ghazala Hashmi, perempuan muslim pertama yang memenangkan jabatan tingkat negara bagian di Virginia.

Keduanya, sama-sama dari Partai Demokrat, mewakili babak baru dalam politik Amerika, di mana warga muslim dan keturunan Asia Selatan kini menembus batas-batas lama representasi politik yang dulu sulit dicapai.

“Kemenangan ini mungkin terjadi karena luas dan dalamnya kesempatan yang tersedia di negeri ini,” kata Hashmi dalam pidato kemenangannya di Virginia.

Zohran Mamdani, 34 tahun, mencatatkan sejarah dengan menumbangkan mantan gubernur Andrew Cuomo dalam pemilihan wali kota New York.

Ia menjadi Muslim pertama, keturunan Asia Selatan pertama, dan orang kelahiran Afrika pertama yang memimpin kota terbesar di Amerika Serikat.

Sementara itu, Ghazala Hashmi, 61 tahun, juga mencatatkan tonggak sejarahnya sendiri. Lahir di Hyderabad, India, ia datang ke AS sebagai anak imigran dan tumbuh besar di Georgia.

Sebelum terjun ke politik, Hashmi adalah profesor universitas di Virginia. Karir politiknya dimulai pada 2019 ketika ia merebut kursi senat negara bagian dari Partai Republik.

Baca Juga :  Pendidikan Tak Akan Maju Tanpa Peran Keluarga

Kemudian ia berhasil memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk jabatan Letnan Gubernur Virginia pada Juni lalu.

Kini, ia resmi menjadi perempuan Muslim pertama dan warga India-Amerika pertama yang menjabat posisi tinggi di pemerintahan Virginia.

Kemenangan keduanya datang di tengah meningkatnya sentimen Islamofobia yang masih terasa kuat di Amerika, terutama sejak masa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

Kampanye Mamdani di New York menjadi salah satu yang paling keras diserang dengan isu agama dan imigrasi.

Ia dituduh ‘terlalu kiri’ dan ‘tidak cukup Amerika’ oleh lawan-lawan politiknya dari Partai Republik. Namun hasil pemilu membuktikan sebaliknya.

Malam pemilihan itu menjadi tamparan keras bagi politik kebencian, dan juga sinyal kuat bahwa pemilih Amerika mulai beralih pada pesan inklusif dan progresif.

“Pemilu ini adalah penolakan terhadap Islamofobia dan politik ketakutan,” tulis Al Jazeera dalam laporannya, menggambarkan kemenangan Partai Demokrat di berbagai negara bagian sebagai bentuk ‘resounding rebuke’ terhadap Trump dan Partai Republik.

Baca Juga :  TNI Diminta Laksanakan Tindakan Terukur Ke Kapal Tiongkok

Selain kemenangan Mamdani dan Hashmi, Partai Demokrat juga mencatat hasil positif di sejumlah wilayah lain.

Mereka menang di New Jersey dan Virginia untuk pemilihan gubernur, memenangkan Proposisi 50 di California, serta unggul dalam beberapa pemilihan wali kota besar.

Momentum ini menjadi angin segar bagi Partai Demokrat, yang selama ini dianggap kehilangan arah dan dukungan dari pemilih muda dan kelompok minoritas.

Kemenangan dua figur Muslim progresif itu memperlihatkan bahwa politik berbasis keadilan sosial dan keberagaman kini memiliki tempat yang semakin kuat di panggung nasional.

Bagi komunitas Muslim Amerika, keberhasilan Mamdani dan Hashmi menjadi lebih dari sekadar kemenangan politik—melainkan perubahan simbolik terhadap narasi lama yang sering menempatkan Islam dalam posisi terpinggirkan.

“Kemenangan ini bukan hanya untuk kami, tetapi untuk semua anak muda yang percaya bahwa mereka juga bisa menjadi bagian dari perubahan,” ujar Mamdani dalam pidato kemenangannya di New York.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru