PENYAKIT genetik pada embrio
sering menghantui orang tua saat merencanakan kehamilan program bayi tabung.
Namun, kini ada cara untuk mengurangi risiko keguguran dan adanya penyakit
genetik embrio. Yakni, metode skrining pada embrio yang berupa pre-implantation
genetic testing for aneuploidy (PGT-A).
Menurut dr Benediktus Arifin
MPH SpOG FICS, program bayi tabung belum seutuhnya memberikan kehamilan
terbaik. Beberapa penyakit seperti talasemia, diabetes melitus, kelainan
jantung bawaan, atau perlambatan mental masih bisa terjadi pada embrio. Apalagi
sebagian besar yang mengikuti program bayi tabung adalah pasangan yang salah
satu atau keduanya bermasalah.
รขโฌยMasalah itu bermacam-macam.
Bisa berupa saluran telur tidak berfungsi dengan baik, jumlah sperma sangat
sedikit, gerakan sperma lambat, dan lain-lain,รขโฌย ujarnya kemarin (1/9). Kelainan
kromosom embrio merupakan penyebab terbesar kegagalan program bayi tabung.
Yakni, sekitar 80 persen. Embrio yang mempunyai kelainan kromosom (aneuploidy)
tidak dapat berkembang dengan normal. Umumnya akan terjadi kegagalan
Karena itu, PGT-A dibutuhkan.
รขโฌยPGT-A adalah tes untuk memeriksa jumlah kromosom embrio sebelum ditransfer
pada program bayi tabung,รขโฌย ucap dr Amang Surya P SpOG F-MAS di talkshow PGT-A
yang diadakan Morula IVF Surabaya kemarin. Dengan begitu, hanya embrio dengan
jumlah kromosom normal yang ditanamkan kembali ke dalam rahim. รขโฌยDengan PGT-A,
keberhasilan program bayi tabung menjadi lebih dari 90 persen,รขโฌย paparnya.
Menurut dia, PGT-A tidak bisa
dilakukan pada pembuahan normal. Ketika skrining tersebut dilakukan, embrio
dari proses bayi tabung akan dibiopsi. Diambil 2รขโฌโ5 sel untuk dianalisis secara
genetik. รขโฌยLalu, akan diketahui embrio tersebut normal atau tidak melalui metode
next generation sequencing (NGS),รขโฌย ucap Amang setelah launching PGT-A di
National Hospital kemarin. Kelebihannya, tingkat akurat dan tingkat
ketepatannya tinggi.
Selanjutnya, embrio tersebut
dapat ditentukan mana yang akan ditransfer ke rahim. รขโฌยEmbrio dengan jumlah
kromosom 46 atau 23 pasang yang direkomendasikan untuk ditransfer,รขโฌย ungkap dr
Ali Mahmud SpOG (K) FER. Dengan begitu, peluang keberhasilan bayi tabung dapat
ditingkatkan. Risiko terjadinya penyakit genetik embrio juga akan berkurang.(jpc)