25.2 C
Jakarta
Friday, October 24, 2025

5 Tips Parenting Membangun Rumah yang Aman dan Anak yang Bahagia

PROKALTENG.CO – Menjadi orang tua di era modern bukan sekadar soal memberi makan dan pendidikan terbaik untuk anak. Tantangan kini datang dari segala arah mulai dari tekanan pekerjaan, perubahan gaya hidup, hingga derasnya informasi parenting di media sosial yang kadang justru membuat bingung.

Tak sedikit orang tua merasa sudah berusaha sebaik mungkin, tapi masih sering kehilangan kendali emosi atau kewalahan menghadapi perilaku anak yang berubah-ubah.

Parenting & Education Coach asal Balikpapan, Sri Erniati, atau akrab disapa Miss R, mengingatkan bahwa kunci pengasuhan bukan terletak pada seberapa banyak aturan diterapkan, tetapi seberapa aman dan nyaman rumah yang dibangun orang tua untuk anak-anaknya.

“Rumah itu bukan sekadar bangunan fisik, tapi juga ekosistem emosi. Kalau rumah terasa aman dan nyaman, anak akan tumbuh dengan penuh cinta dan semangat,” ujarnya.

Menurut Miss R, banyak orang tua yang secara usia sudah dewasa, tapi belum tumbuh secara emosional. “Akibatnya, anak sering menjadi pelampiasan dari luka batin yang belum selesai,” katanya. Karena itu, ia menekankan pentingnya orang tua menata diri lebih dulu sebelum bisa menuntun anak dengan sehat.

Berikut lima tips parenting dari Miss R yang bisa diterapkan oleh orang tua masa kini agar lebih sadar dan hadir sepenuh hati:

  1. Sadari Bahwa Emosi Anak adalah Cerminan Emosi Orang Tua
Baca Juga :  7 Tugas Rumah Masa Lalu yang Bentuk Karakter dan Fokus Kita Hari Ini

Masalah dalam pengasuhan sering kali muncul bukan karena anak sulit diatur, tapi karena orang tua belum selesai dengan emosinya sendiri.

“Kalau kita belum berdamai dengan diri, anak akan ikut menanggung emosi yang seharusnya bukan miliknya,” kata Miss R.

Langkah pertama adalah mengenali pola emosi, tahu kapan diri mudah marah, dan belajar menenangkan diri sebelum menegur anak.

  1. Bangun Hubungan yang Sehat dengan Pasangan

Kualitas hubungan antara ayah dan ibu sangat menentukan suasana emosional di rumah.

“Banyak orang tua sibuk memperbaiki anak, padahal yang perlu diperbaiki justru relasi dengan pasangan,” ujar Miss R.

Hubungan yang saling menghargai dan terbuka membuat anak merasa aman. Sebaliknya, rumah yang dipenuhi pertengkaran akan melahirkan anak dengan hati penuh cemas.

  1. Terus Belajar, Karena Menjadi Orang Tua Tak Ada Sekolahnya

“Kalau kita tidak jadi orang tua yang sadar, kita akan mengulangi pola asuh lama tanpa sadar,” tegas Miss R.

Ia menyarankan agar orang tua terus belajar melalui seminar, webinar, atau konten edukatif. Setiap anak punya karakter berbeda, jadi pendekatannya pun perlu disesuaikan.

  1. Tegas Tak Harus Keras
Baca Juga :  Manfaat Terapi Seni Menjadi Cara Kreatif Meningkatkan Kesehatan Mental

Metode gentle parenting sering disalahartikan sebagai pola asuh lembek. Padahal, esensinya tetap tegas tapi dengan hati yang lembut.

“Kita bisa menegur anak dengan kasih sayang tanpa meninggalkan luka batin,” ujarnya.

Miss R menyarankan orang tua berbicara dengan nada tenang, menatap mata anak, dan memastikan diri dalam kondisi emosional yang stabil.

  1. Selesaikan Diri Sendiri Sebelum Mendidik Anak

“Kalau mudah marah pada anak atau pasangan, itu tanda ada luka lama yang belum selesai,” jelas Miss R.

Menurutnya, keberhasilan orang tua bukan diukur dari jabatan atau prestasi anak, tapi dari sejauh mana orang tua tumbuh menjadi pribadi yang sadar, tenang, dan penuh kasih.

“Orang tua yang berhasil adalah yang bisa menumbuhkan diri kecil di dalam dirinya menjadi sosok dewasa yang mampu mencintai,” tambahnya.

Bagi Miss R, menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup. Anak tidak menuntut orang tua sempurna mereka hanya butuh kehadiran yang utuh, sadar, dan penuh cinta.

Rumah yang aman bukan dibangun dengan suara keras, melainkan dengan hati yang lembut dan kehadiran yang bermakna. (jpg)

PROKALTENG.CO – Menjadi orang tua di era modern bukan sekadar soal memberi makan dan pendidikan terbaik untuk anak. Tantangan kini datang dari segala arah mulai dari tekanan pekerjaan, perubahan gaya hidup, hingga derasnya informasi parenting di media sosial yang kadang justru membuat bingung.

Tak sedikit orang tua merasa sudah berusaha sebaik mungkin, tapi masih sering kehilangan kendali emosi atau kewalahan menghadapi perilaku anak yang berubah-ubah.

Parenting & Education Coach asal Balikpapan, Sri Erniati, atau akrab disapa Miss R, mengingatkan bahwa kunci pengasuhan bukan terletak pada seberapa banyak aturan diterapkan, tetapi seberapa aman dan nyaman rumah yang dibangun orang tua untuk anak-anaknya.

“Rumah itu bukan sekadar bangunan fisik, tapi juga ekosistem emosi. Kalau rumah terasa aman dan nyaman, anak akan tumbuh dengan penuh cinta dan semangat,” ujarnya.

Menurut Miss R, banyak orang tua yang secara usia sudah dewasa, tapi belum tumbuh secara emosional. “Akibatnya, anak sering menjadi pelampiasan dari luka batin yang belum selesai,” katanya. Karena itu, ia menekankan pentingnya orang tua menata diri lebih dulu sebelum bisa menuntun anak dengan sehat.

Berikut lima tips parenting dari Miss R yang bisa diterapkan oleh orang tua masa kini agar lebih sadar dan hadir sepenuh hati:

  1. Sadari Bahwa Emosi Anak adalah Cerminan Emosi Orang Tua
Baca Juga :  7 Tugas Rumah Masa Lalu yang Bentuk Karakter dan Fokus Kita Hari Ini

Masalah dalam pengasuhan sering kali muncul bukan karena anak sulit diatur, tapi karena orang tua belum selesai dengan emosinya sendiri.

“Kalau kita belum berdamai dengan diri, anak akan ikut menanggung emosi yang seharusnya bukan miliknya,” kata Miss R.

Langkah pertama adalah mengenali pola emosi, tahu kapan diri mudah marah, dan belajar menenangkan diri sebelum menegur anak.

  1. Bangun Hubungan yang Sehat dengan Pasangan

Kualitas hubungan antara ayah dan ibu sangat menentukan suasana emosional di rumah.

“Banyak orang tua sibuk memperbaiki anak, padahal yang perlu diperbaiki justru relasi dengan pasangan,” ujar Miss R.

Hubungan yang saling menghargai dan terbuka membuat anak merasa aman. Sebaliknya, rumah yang dipenuhi pertengkaran akan melahirkan anak dengan hati penuh cemas.

  1. Terus Belajar, Karena Menjadi Orang Tua Tak Ada Sekolahnya

“Kalau kita tidak jadi orang tua yang sadar, kita akan mengulangi pola asuh lama tanpa sadar,” tegas Miss R.

Ia menyarankan agar orang tua terus belajar melalui seminar, webinar, atau konten edukatif. Setiap anak punya karakter berbeda, jadi pendekatannya pun perlu disesuaikan.

  1. Tegas Tak Harus Keras
Baca Juga :  Manfaat Terapi Seni Menjadi Cara Kreatif Meningkatkan Kesehatan Mental

Metode gentle parenting sering disalahartikan sebagai pola asuh lembek. Padahal, esensinya tetap tegas tapi dengan hati yang lembut.

“Kita bisa menegur anak dengan kasih sayang tanpa meninggalkan luka batin,” ujarnya.

Miss R menyarankan orang tua berbicara dengan nada tenang, menatap mata anak, dan memastikan diri dalam kondisi emosional yang stabil.

  1. Selesaikan Diri Sendiri Sebelum Mendidik Anak

“Kalau mudah marah pada anak atau pasangan, itu tanda ada luka lama yang belum selesai,” jelas Miss R.

Menurutnya, keberhasilan orang tua bukan diukur dari jabatan atau prestasi anak, tapi dari sejauh mana orang tua tumbuh menjadi pribadi yang sadar, tenang, dan penuh kasih.

“Orang tua yang berhasil adalah yang bisa menumbuhkan diri kecil di dalam dirinya menjadi sosok dewasa yang mampu mencintai,” tambahnya.

Bagi Miss R, menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup. Anak tidak menuntut orang tua sempurna mereka hanya butuh kehadiran yang utuh, sadar, dan penuh cinta.

Rumah yang aman bukan dibangun dengan suara keras, melainkan dengan hati yang lembut dan kehadiran yang bermakna. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/