NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Ketua TP PKK, sekaligus Bunda PAUD Kabupaten Lamandau, Ny. Norol Latifah Rizky Aditya Putra. Melakukan kunjungan istimewa ke Sekolah Khusus (SKh) Negeri Nanga Bulik, di Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau.
Kunjungan ini menjadi momen penting dalam upaya meningkatkan perhatian dan dukungan terhadap pendidikan inklusif di daerah tersebut.
Kedatangan Ny. Norol disambut dengan hangat oleh para siswa dan siswi SKh Negeri Nanga Bulik. Dalam suasana penuh keakraban, ia berinteraksi langsung dengan para siswa, mendengarkan cerita, dan memberikan semangat kepada mereka.
“Kami akan terus berupaya memenuhi keperluan anak didik sesuai minat dan bakatnya. Kami juga berharap semoga kunjungan ini menjadi agenda rutin kami,” ujar Ny. Norol kepada awak media, Senin (6/10).
Ia menekankan komitmennya untuk mendukung pengembangan potensi setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Ny. Norol menjelaskan. Bahwa meskipun SKh berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, keberadaannya di kota Nanga Bulik memungkinkan adanya kolaborasi yang erat antara pemerintah kabupaten dan provinsi.
“Mari kita bergandengan tangan, berupaya bersama-sama agar anak-anak kita di SKh juga mendapatkan kebutuhan yang sama dengan anak-anak sekolah pada umumnya,” tambahnya, seraya mengajak semua pihak untuk peduli dan berkontribusi dalam memajukan pendidikan inklusif.
Plt Kepala Sekolah Khusus Negeri Nanga Bulik, Ismawati, mengungkapkan rasa harunya atas kunjungan Bunda PAUD. Menurutnya, ini adalah kali pertama SKh mendapatkan kunjungan semacam ini, yang menunjukkan perhatian besar dari pemerintah daerah terhadap pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.
Saat ini, SKh Negeri Nanga Bulik menampung 51 siswa dengan berbagai kebutuhan khusus, seperti ADHD, down syndrome, tunawicara, tunarungu, dan autisme, mulai dari tingkat SD hingga SMA.
Ismawati berharap adanya perhatian khusus dan penambahan fasilitas untuk mendukung pengembangan keterampilan siswa di bidang menjahit, tata rias, tata boga, dan komputer.
“Kami berharap ada perhatian khusus dan penambahan fasilitas bagi pendampingan keterampilan menjahit, tata rias, tata boga, dan komputer, anak-anak SKh,” harap Ismawati.
Dengan adanya dukungan yang memadai, diharapkan para siswa SKh dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal dan memiliki bekal yang cukup untuk mandiri di masa depan. (bib)