PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalteng, Sri Widanarni, menilai ikan sapan (Tor spp.) tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga memiliki makna budaya yang penting bagi masyarakat Kalimantan.
“Ikan sapan sering dianggap sebagai penghuni tua sungai dalam cerita rakyat. Ada kepercayaan bahwa ikan ini harus dihormati dan tidak boleh ditangkap sembarangan,” jelas Sri, Kamis (5/6)
Selain itu, ikan sapan juga kerap menjadi bagian dari hidangan tradisional di berbagai daerah, sehingga posisinya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Menurut Sri, hal ini membuktikan bahwa keberadaan ikan sapan tidak hanya soal ekologi, tetapi juga menyangkut identitas budaya lokal.
“Kalau ikan sapan hilang, maka kita juga kehilangan bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Kalimantan,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa pelestarian ikan sapan adalah tanggung jawab bersama, baik untuk menjaga ekosistem sungai maupun melestarikan warisan budaya yang berharga.(hfz)