PROKALTENG.CO-Nasib mujur masih berpihak kepada Muhammad Zahrawi. Santri itu menjadi saksi mata ambruknya bangunan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9).
Saat kejadian, Zahrawi mengaku hendak mengikuti Salat Asar berjamaah. “Saya masih di luar, masih buang air. Mau salat. Rakaat kedua, saya kaget bangunannya ambruk,” ujarnya kepada JawaPos.com di lokasi.
Santri kelas 10 SMA asal Bangkalan tersebut spontan berlari menyelamatkan diri, setelah menyaksikan bangunan musala tiga lantai runtuh dari sisi belakang saat kejadian berlangsung.
“Saat ini sedang pengerjaan cor lantai tiga. Ternyata bawahnya tidak kuat, roboh. Bagian belakang langsung ambles. Yang depan masih disangga asrama,” sambungnya.
Sementara bangunan depan tidak sepenuhnya ambruk, imam salat yang merupakan salah satu ustaz di ponpes pun selamat. “Kalau ustaz sama yang salat saf depan selamat. Sudah keluar dulu,” ujar Zahrawi.
Ia tak mengetahui persis jumlah santri yang mengikuti Salat Ashar saat kejadian. Namun yang jelas, sudah ada puluhan temannya yang dievakuasi, baik dalam keadaan luka ringan maupun luka berat.
Zahrawi menduga korban masih banyak, karena yang mengikuti salat jemaah mencapai ratusan santri. “Biasanya yang salat itu sampai 300-an. Kalau full itu bisa 500-an. Tapi tadi belum full yang salat,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit mengatakan proses evakuasi dilakukan berhati-hati, mengingat bangunan tersebut miring.
“Artinya masih ada kemungkinkan runtuh kembali. Karena itu, kita menjaga itu, hanya peralatan tertentu yang digunakan.
Mesin dan alat yang menimbulkan getaran dihindari dulu,” ujar Nanang di lokasi.
Hingga Senin (29/9) pukul 22.30 WIB, proses evakuasi masih berlangsung. Tim SAR gabungan terus berupaya mengangkat puing-puing bangunan Musala tiga lantai tersebut. (jpg)