PEGIAT media sosial Permadi Arya alias Abu Janda
Al Bollywudi kembali berulah. Ia dituduh menyebarkan fitnah dan hoaks terhadap
Front Pembela Islam (FPI) terkait penyerbuan massa ke asrama mahasiswa Papua di
Surabaya.
Seperti diketahui, kasus di Surabaya itu, menurut Kapolri Jenderal Pol Tito
Karnavian, menjadi salah satu pemicu kerusuhan di Manokwari, Papua Barat pada
Senin (19/8).
Atas kelakuan Abu Janda tersebut, warganet bereaksi keras. Warganet
mendesak kepolisian menangkap Abu Janda.
Warganet kemudian ramai-ramai membuat tagar #TangkapAbuJanda dan
#TangkapPermadiArya sejak Senin (19/8) malam hingga Selasa (20/8) pagi ini
nongkrong di puncak dan runner up trending topic Twitter Indonesia.
“Gara-gara FPI geruduk asrama Papua di Surabaya. Sekarang warga Papua
marah tidak terima sampai rusuh bakar-bakaran. Jadi pertanyaannya; APA manfaat
ormas FPI sebenarnya? Selain geradak geruduk warung, rumah ibadah, agama dan
etnis minoritas picu konflik horizontal?” tulis Abu Janda, Senin (19/8)
melalui akun Twitternya, @permadiaktivis.
Cuitan Abu Janda ini langsung dibantah FPI melalui akun @IntelFPI.
“Terkait insiden asrama
Papua di Surabaya:
– Didatangi 15 TNI
– Lalu Satpol PP
– Lalu Ormas Pemuda
Pancasila
– RT RW wara
– Kepolisian
Lalu kenapa FPI yang dituding? ” katanya.
Penjelasan ini membuat pendukung FPI meradang dan bereaksi keras di media
sosial.
“Manusia provokator ini @permadiaktivis sudah terlalu lama dan banyak
kegaduhan yang dia bikin, dapat bebas mangap tanpa tersentuh hukum. Apa karena
pendukung Pak @Jokowi? Siapa setuju #TangkapAbuJanda?” kata @KingPurw4.
“Di balik kerusuhan di Papua, ada gerombolan orang-orang yang
memprovokasi rakyat dan memperkeruh keadaan dengan berita hoax dan fitnah. Yang
setuju @DivHumas_Polri tangkap Abu Janda sila RT, komen dan like dengan tagar
#TangkapAbuJanda,” kata @bang_baret.
“Kapan manusia provokator ini bisa ditangkap?” tanya
@Datok_Tamburin seraya menyematkan screenshot cuitan Abu Janda yang dinilai
memfitnah FPI.
“Naudzubillahi minzalik. Kenapa provokator dan ahli fitnah ini seolah
kebal hukum dan bebas memfitnah semaunya? Masih mau percaya kalau buzzer sudah
dibubarkan? #TangkapAbuJanda,” tegas @HisyamMochtar.
Seperti diketahui, kerusuhan pecah di Manokwari setelah mahasiwa menggelar
unjuk rasa pada Senin (19/8) pagi, sebagai respon penyerangan terhadap asrama
mahasiswa Papua di Surabaya, dan insiden di Malang, Jawa Timur.
Di Surabaya, pengepungan terjadi karena dilatari dugaan perusakan bendera
Merah Putih. Diketahui 43 mahasiswa Papua kemudian dibawa ke Mapolrestabes
Surabaya. Namun usai menjalani pemeriksaan, 43 mahasiswa itu dipulangkan.
Kerusuhan di Manokwari mengakibatkan sejumlah rumah, toko dan bahkan gedung
DPRD setempat serta gedung MRP Papua Barat, dibakar massa. (rmol/kpc)