29.1 C
Jakarta
Monday, July 21, 2025

Tuntut Mafia Aplikator Disanksi, Puluhan Ribu Driver Ojol Siap Kepung Istana Merdeka

PROKALTENG.CO-Puluhan ribu pengemudi ojek online (ojol) dan kurir daring dari berbagai daerah memadati kawasan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/7). Aksi bertajuk Aksi 217 Istana itu digelar sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai abai terhadap nasib mitra pengemudi dan lebih berpihak pada kepentingan korporasi aplikator.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyebut unjuk rasa ini sebagai yang terbesar sepanjang sejarah demonstrasi pengemudi daring. Ia menyebut pemicu utama kemarahan massa adalah kenaikan tarif ojol hingga 15 persen yang tidak mempertimbangkan dampak langsung terhadap penghasilan pengemudi.

“Patut dipertanyakan pemerintah saat ini pro kepada rakyat atau kepada pebisnis aplikator, karena lima tuntutan dasar dari para pengemudi terus diabaikan,” kata Igun.

Ia menyebutkan lima tuntutan yang disuarakan antara lain, pembentukan undang-undang khusus transportasi online, penetapan tarif resmi layanan antar dan makanan, audit menyeluruh terhadap aplikator, penghapusan sistem multi order dalam satu transaksi dan perlindungan hukum dan jaminan sosial bagi mitra pengemudi.

Baca Juga :  Polda Kalteng Sasar Ojol, Periksa Kesehatan hingga Bagi Obat Gratis

Selain pengemudi, aksi juga diikuti kelompok pengguna jasa transportasi daring seperti buruh, mahasiswa, pelajar, hingga pelaku UMKM. Mereka menilai praktik aplikator digital semakin merugikan mitra maupun konsumen.

Sebagai bentuk perlawanan, peserta aksi akan mematikan aplikasi alias off bid secara massal mulai pukul 13.00 WIB. Igun menegaskan, jika tuntutan tak digubris, aksi lanjutan akan digelar secara nasional hingga akhir 2025.

“Selama Menteri Perhubungan dan Presiden tidak menanggapi, kami akan terus aksi dari Agustus sampai Desember, secara nasional bersama seluruh aliansi pengemudi online Nusantara,” tegasnya.

Polda Metro Jaya menurunkan 1.632 personel gabungan untuk menjaga ketertiban selama aksi berlangsung. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, mengatakan pengamanan dilakukan secara humanis tanpa penggunaan senjata api.

Baca Juga :  Jembatani Komunikasi Driver, Adoksi Kalteng Bentuk Kepengurusan Baru

Polisi juga mengingatkan peserta aksi agar tidak melakukan tindakan anarkis seperti membakar ban atau merusak fasilitas umum. Rekayasa lalu lintas diberlakukan situasional di kawasan Medan Merdeka Selatan jika terjadi kepadatan. Masyarakat diimbau menghindari area Monas dan Istana untuk menghindari kemacetan.

Aksi dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama dimulai pukul 10.00 WIB oleh Garda Indonesia DKI Jakarta. Gelombang besar dari kelompok Korban Aplikator menyusul pada pukul 13.00 WIB dan menyebar ke titik-titik strategis di pusat ibu kota. (nad/ris/fir/jpg)

PROKALTENG.CO-Puluhan ribu pengemudi ojek online (ojol) dan kurir daring dari berbagai daerah memadati kawasan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/7). Aksi bertajuk Aksi 217 Istana itu digelar sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai abai terhadap nasib mitra pengemudi dan lebih berpihak pada kepentingan korporasi aplikator.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyebut unjuk rasa ini sebagai yang terbesar sepanjang sejarah demonstrasi pengemudi daring. Ia menyebut pemicu utama kemarahan massa adalah kenaikan tarif ojol hingga 15 persen yang tidak mempertimbangkan dampak langsung terhadap penghasilan pengemudi.

“Patut dipertanyakan pemerintah saat ini pro kepada rakyat atau kepada pebisnis aplikator, karena lima tuntutan dasar dari para pengemudi terus diabaikan,” kata Igun.

Ia menyebutkan lima tuntutan yang disuarakan antara lain, pembentukan undang-undang khusus transportasi online, penetapan tarif resmi layanan antar dan makanan, audit menyeluruh terhadap aplikator, penghapusan sistem multi order dalam satu transaksi dan perlindungan hukum dan jaminan sosial bagi mitra pengemudi.

Baca Juga :  Polda Kalteng Sasar Ojol, Periksa Kesehatan hingga Bagi Obat Gratis

Selain pengemudi, aksi juga diikuti kelompok pengguna jasa transportasi daring seperti buruh, mahasiswa, pelajar, hingga pelaku UMKM. Mereka menilai praktik aplikator digital semakin merugikan mitra maupun konsumen.

Sebagai bentuk perlawanan, peserta aksi akan mematikan aplikasi alias off bid secara massal mulai pukul 13.00 WIB. Igun menegaskan, jika tuntutan tak digubris, aksi lanjutan akan digelar secara nasional hingga akhir 2025.

“Selama Menteri Perhubungan dan Presiden tidak menanggapi, kami akan terus aksi dari Agustus sampai Desember, secara nasional bersama seluruh aliansi pengemudi online Nusantara,” tegasnya.

Polda Metro Jaya menurunkan 1.632 personel gabungan untuk menjaga ketertiban selama aksi berlangsung. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, mengatakan pengamanan dilakukan secara humanis tanpa penggunaan senjata api.

Baca Juga :  Jembatani Komunikasi Driver, Adoksi Kalteng Bentuk Kepengurusan Baru

Polisi juga mengingatkan peserta aksi agar tidak melakukan tindakan anarkis seperti membakar ban atau merusak fasilitas umum. Rekayasa lalu lintas diberlakukan situasional di kawasan Medan Merdeka Selatan jika terjadi kepadatan. Masyarakat diimbau menghindari area Monas dan Istana untuk menghindari kemacetan.

Aksi dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama dimulai pukul 10.00 WIB oleh Garda Indonesia DKI Jakarta. Gelombang besar dari kelompok Korban Aplikator menyusul pada pukul 13.00 WIB dan menyebar ke titik-titik strategis di pusat ibu kota. (nad/ris/fir/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/