Kencan pertama memang penuh tantangan. Ada keinginan untuk memberikan kesan terbaik sambil mencoba membaca suasana, menjaga obrolan tetap mengalir, dan berharap tidak ada sisa bayam yang menempel di gigi.
Tapi inilah masalahnya: meskipun merasa sudah tampil maksimal, ada perilaku-perilaku kecil yang secara tak sadar bisa menciptakan kesan keliru. Dan sering kali, orang tidak menyadari bahwa mereka melakukannya.
Kalau pernah meninggalkan kencan pertama dengan perasaan bingung kenapa semuanya terasa “nggak nyambung”, mungkin sudah waktunya untuk mengevaluasi diri.
Siapa tahu, salah satu dari delapan hal berikut ini adalah penyebabnya seperti dilansir dari VegOut.
- Mengubahnya Jadi Sesi Terapi
Awalnya mungkin terasa wajar. Sedikit curhat soal mantan, stres di kantor, atau dinamika keluarga yang rumit. Tapi tanpa sadar, percakapan bisa bergeser menjadi sesi curhat berat yang membuat lawan bicara merasa lebih seperti terapis ketimbang teman kencan.
Kerentanan itu penting, tapi waktunya harus tepat. Kencan pertama sebaiknya jadi tempat untuk membangun koneksi, bukan melampiaskan beban emosional.
Sebelum mulai membahas luka masa lalu, tanyakan dulu pada diri sendiri: “Kalau aku di posisi dia, apa aku nyaman mendengar ini dari orang yang baru kukenal?”
- Bertingkah Seperti Pewawancara HRD
“Jadi, lima tahun dari sekarang kamu melihat diri kamu di mana?”
Penasaran itu bagus, tapi menyulap kencan jadi sesi wawancara kerja bisa membuat suasana terasa kaku dan tertekan. Kalau pertanyaannya datang bertubi-tubi—pekerjaan, keluarga, keinginan punya anak—maka koneksi yang alami bisa langsung menguap.
Daripada sibuk menilai, cobalah ajukan pertanyaan yang mengundang cerita. Misalnya, “Apa hal menyenangkan yang selalu kamu ingin coba tapi belum kesampaian?” akan jauh lebih membuka percakapan daripada “Kamu tinggal di rumah sendiri atau sewa?”
- Terlalu Banyak Bicara (Tentang Diri Sendiri)
Saat gugup, banyak orang mengatasinya dengan terus bicara. Sayangnya, ini sering berarti obrolan jadi satu arah—tentang pekerjaan, hobi, mantan, bahkan pola makan kucing peliharaan—tanpa memberi ruang untuk bertanya balik.
Ironisnya, banyak yang tidak sadar kalau mereka mendominasi pembicaraan.
Salah satu cara sederhana untuk menghindarinya adalah dengan aturan satu-untuk-satu: setiap kali menceritakan sesuatu, sertai dengan pertanyaan terbuka. Ini menjaga keseimbangan dan menunjukkan bahwa kamu benar-benar tertarik pada lawan bicara.
- Mencari Validasi Terus-Menerus
Kencan pertama bukan ajang pembuktian. Tapi tanpa sadar, sebagian orang menjadikannya panggung untuk mencari pujian—menyisipkan pencapaian, membanggakan koneksi, atau menguji reaksi lawan bicara terhadap pendapat mereka.
Semakin besar dorongan untuk dipuji, semakin terlihat rasa tidak aman di baliknya. Ingat, kepercayaan diri sejati bukan tentang menunjukkan bahwa kamu layak disukai. Tapi tentang tahu bahwa kamu sudah cukup, bahkan tanpa validasi dari siapa pun.
- Merancang Jadwal Seperti Operasi Militer
Makan malam pukul 7. Nonton film pukul 9:15. Lalu nongkrong di rooftop bar. Mungkin jalan-jalan setelahnya?
Walaupun terdengar seru di atas kertas, rencana kencan yang terlalu padat justru bisa terasa melelahkan. Keduanya jadi merasa harus tampil maksimal selama berjam-jam tanpa jeda.
Lebih baik jaga kencan pertama tetap ringan. Secangkir kopi atau minuman singkat memberi cukup ruang untuk mengenal satu sama lain tanpa tekanan untuk membuat semuanya sempurna dalam satu malam.
- Terlalu Negatif
Mungkin tentang politik, mantan, atau rekan kerja yang menyebalkan. Apapun itu, terlalu banyak mengeluh di kencan pertama bisa membuat suasana jadi suram. Wajar punya opini. Tapi jika nada bicara terlalu sinis atau penuh keluhan, kamu bisa tampak seperti seseorang yang belum siap membuka diri.
Kesan positif bukan berarti palsu. Itu berarti terbuka pada kemungkinan baru. Tunjukkan rasa ingin tahu dan semangat untuk mengenal, bukan beban dari masa lalu.
- Terlalu Sering Mengecek Ponsel
Sekilas saja—melihat notifikasi, membaca pesan, atau cek jam—bisa membuat lawan bicara merasa tidak dianggap.Di era digital ini, hadir secara penuh adalah bentuk perhatian yang paling langka. Letakkan ponsel menghadap ke bawah dan jauhkan dari jangkauan.
Jika memang sedang menunggu kabar penting, beri tahu sejak awal. Itu jauh lebih baik daripada curi-curi pandang ke layar sepanjang malam.
- Terlalu “Kalem” sampai Terlihat Tidak Tertarik
Niatnya ingin tampil santai dan nggak terlalu agresif. Tapi akhirnya, justru terkesan dingin dan kurang antusias—jawaban singkat, minim kontak mata, dan senyum sopan yang hambar.
Jangan takut menunjukkan ketertarikan. Kalau obrolan terasa seru, katakan. Kalau ada sesuatu yang membuatmu tertawa, bagikan. Keaslian selalu lebih menarik daripada sikap yang dibuat-buat netral.
Sedikit kehangatan bisa membuat kencan terasa lebih hidup. Bukan berarti harus jadi super terbuka, cukup biarkan orang lain melihat bahwa kamu hadir dan menikmati momen itu.
Pada akhirnya, kencan pertama adalah tentang membangun jembatan, bukan tampil sempurna. Jadi, alih-alih khawatir tentang bayam di gigi, lebih baik fokus pada kehadiran, rasa ingin tahu, dan niat baik. Kadang, itulah yang membuat semuanya terasa nyambung.(jpc)