Kasus orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih bermunculan. Salah satunya yang ditangani Puskesmas Dupak, Krembangan, Surabaya.
Setiap bulan puskesmas itu menerima pasien ODHA baru sekitar lima orang. ”Mereka biasanya datang dalam kondisi stadium 2-3,” kata kepala Puskesmas Dupak dr Nurul Lailah.
Nurul menerangkan, penyebab utama pasien ODHA yang ditangani adalah seks bebas. ”Utamanya karena seks anal,” kata perempuan berkerudung itu.
Di bagian lain, penyebab seseorang kena ODHA adalah penggunaan jarum suntik yang tidak steril. ”Persentasenya sekitar 10 persen,” tambahnya.
Nurul menjelaskan, ODHA yang ditangani tidak hanya berasal dari Surabaya. ”Ada beberapa dari Bandung, Malang, dan Palembang,” tuturnya.
Hal itu terjadi karena adanya stigma negatif yang diterima ODHA jika melakukan penanganan di faskes terdekat.
”Malu dan tidak mau membuat keluarga terbebani karena ejekan tetangga,” tuturnya menirukan perkataan ODHA.
Ada satu kasus yang membuatnya tercengang. ”Saya pernah mendapati pengakuan ODHA yang terindikasi kena HIV pada umur 15 tahun,” tambahnya.
Setelah mengorek informasi dari remaja itu, dia melakukan hubungan dengan seseorang yang ternyata sering berganti-ganti pasangan.
”Ketika tahu terkena HIV, dia shock. Langsung berobat ke sini,” ucap Nurul.
Bagi Nurul, fenomena yang dialami remaja itu menjadi temuan baru. Sebab, selama penanganan ODHA sejak 2014, pihaknya mencatat rata-rata usia ODHA di atas 25 tahun.
”Itu artinya makin ke sini HIV menyerang kaum muda. Ini perlu mendapatkan perhatian bersama,” katanya.
Sebab, di lingkungan puskesmas banyak pula berdiri sekolah. Ditambah kawasan itu dekat dengan eks lokalisasi. ”Ini menjadi warning bagi semua elemen,” tambahnya.
Puskesmas berusaha mencegah kaum muda agar terhindar dari HIV. Mereka membuat akun YouTube untuk mengampanyekan hidup sehat dan menjauhi HIV. ”Kami kemas lebih milenial. Dibuat dalam bentuk film,” tuturnya.
Puskesmas juga menyediakan berbagai penanganan untuk pasien yang positif ODHA. ”Melalui pemeriksaan darah dan uji klinis,” tambahnya.
Ada pula pemberian obat ARV (antiretroviral) untuk membantu menekan virus yang menyerang sel. Obat itu harus dikonsumsi seumur hidup. (jar/c15/nor/jpnn)