29.7 C
Jakarta
Friday, May 9, 2025

Senator AS Minta FBI Selidiki Viralnya Aplikasi FaceApp

VIRALNYA aplikasi smartphone FaceApp saat ini,
membuat Senator Amerika Serikat (AS) Chuck Schumer meminta, FBI dan Komisi
Perdagangan Federal (FTC) untuk melakukan penyelidikan keamanan dan privasi
nasional pada FaceApp, sebuah aplikasi foto pengeditan wajah yang dikembangkan
di Rusia.

Aplikasi FaceApp, telah mendapat lonjakan popularitas baru karena terdapat
filter yang menua pada foto wajah pengguna.

Schumer dalam suratnya kepada Direktur FBI Christopher Wray dan Ketua FTC
Joe Simons menyatakan, membutuhkan akses penuh dan tidak dapat dibatalkan ke
foto dan data pribadi, yang dapat menimbulkan risiko keamanan nasional dan
privasi bagi jutaan orang warga AS.

Komite Nasional Demokrat (DNC) juga mengirimkan peringatan, kepada kandidat
presiden 2020 partai itu pada Rabu. Mereka memperingatkannya agar tidak
menggunakan aplikasi itu.

Dalam surel tersebut, kepala keamanan DNC Bob Lord juga mendesak kampanye
presiden Demokrat untuk segera menghapus aplikasi jika mereka atau staf mereka
sudah menggunakannya.

Baca Juga :  Anak-anak di Gaza Alami Trauma Berat karena Serangan Tentara Israel

Sementara itu, tidak ada bukti bahwa FaceApp menyediakan data pengguna
kepada Pemerintah Rusia. FaceApp, yang dikembangkan oleh Wireless Lab, sebuah
perusahaan yang berbasis di St Petersburg, menyatakan di situs web bahwa mereka
memiliki lebih dari 80 juta pengguna aktif.

CEO FaceApp Yaroslav Goncharov, sebelumnya adalah seorang eksekutif di
Yandex, yang dikenal luas sebagai Google Rusia.

Aplikasi, yang diluncurkan pada 2017, menjadi berita utama pada 2018 saat
menghapus ‘filter etnis’ setelah pengguna mengkritik mereka sebagai rasis.

Baru-baru ini mereka juga menghadapi pengawasan dari publik atas beberapa
masalah, seperti tidak jelasnya bahwa aplikasi mengunggah gambar ke cloud,
daripada memproses secara lokal di perangkat pengguna.

Schumer mengatakan, tidak jelas bagaimana aplikasi kecerdasan buatan
menyimpan data pengguna, atau bagaimana pengguna dapat memastikan penghapusan
data setelah digunakan.

Baca Juga :  Umumkan Darurat Nasional, Trump Larang Penggunaan Alat Komunikasi Made

Schumer mengatakan lokasi aplikasi pengeditan foto di Rusia menimbulkan
pertanyaan tentang bagaimana FaceApp memungkinkan pihak ketiga, termasuk
pemerintah asing, memiliki akses ke data warga negara Amerika.

Dalam pernyataan, FaceApp telah menolak penjualan atau berbagi data
pengguna dengan pihak ketiga.

“Sebanyak 99 persen pengguna tidak masuk. Oleh karena itu, kami tidak
memiliki akses ke data apa pun yang dapat mengidentifikasi seseorang,” kata
perusahaan itu dalam pernyataan yang dikutip oleh TechCrunch.

Mereka menambahkan, sebagian besar gambar dihapus dari server dalam waktu
48 jam setelah tanggal pengunggahan.

Sementara itu, tim penelitian dan pengembangan perusahaan yang berlokasi di
Rusia, menyatakan data pengguna tidak ditransfer ke Rusia. (der/rts/fin/kpc)

VIRALNYA aplikasi smartphone FaceApp saat ini,
membuat Senator Amerika Serikat (AS) Chuck Schumer meminta, FBI dan Komisi
Perdagangan Federal (FTC) untuk melakukan penyelidikan keamanan dan privasi
nasional pada FaceApp, sebuah aplikasi foto pengeditan wajah yang dikembangkan
di Rusia.

Aplikasi FaceApp, telah mendapat lonjakan popularitas baru karena terdapat
filter yang menua pada foto wajah pengguna.

Schumer dalam suratnya kepada Direktur FBI Christopher Wray dan Ketua FTC
Joe Simons menyatakan, membutuhkan akses penuh dan tidak dapat dibatalkan ke
foto dan data pribadi, yang dapat menimbulkan risiko keamanan nasional dan
privasi bagi jutaan orang warga AS.

Komite Nasional Demokrat (DNC) juga mengirimkan peringatan, kepada kandidat
presiden 2020 partai itu pada Rabu. Mereka memperingatkannya agar tidak
menggunakan aplikasi itu.

Dalam surel tersebut, kepala keamanan DNC Bob Lord juga mendesak kampanye
presiden Demokrat untuk segera menghapus aplikasi jika mereka atau staf mereka
sudah menggunakannya.

Baca Juga :  Anak-anak di Gaza Alami Trauma Berat karena Serangan Tentara Israel

Sementara itu, tidak ada bukti bahwa FaceApp menyediakan data pengguna
kepada Pemerintah Rusia. FaceApp, yang dikembangkan oleh Wireless Lab, sebuah
perusahaan yang berbasis di St Petersburg, menyatakan di situs web bahwa mereka
memiliki lebih dari 80 juta pengguna aktif.

CEO FaceApp Yaroslav Goncharov, sebelumnya adalah seorang eksekutif di
Yandex, yang dikenal luas sebagai Google Rusia.

Aplikasi, yang diluncurkan pada 2017, menjadi berita utama pada 2018 saat
menghapus ‘filter etnis’ setelah pengguna mengkritik mereka sebagai rasis.

Baru-baru ini mereka juga menghadapi pengawasan dari publik atas beberapa
masalah, seperti tidak jelasnya bahwa aplikasi mengunggah gambar ke cloud,
daripada memproses secara lokal di perangkat pengguna.

Schumer mengatakan, tidak jelas bagaimana aplikasi kecerdasan buatan
menyimpan data pengguna, atau bagaimana pengguna dapat memastikan penghapusan
data setelah digunakan.

Baca Juga :  Umumkan Darurat Nasional, Trump Larang Penggunaan Alat Komunikasi Made

Schumer mengatakan lokasi aplikasi pengeditan foto di Rusia menimbulkan
pertanyaan tentang bagaimana FaceApp memungkinkan pihak ketiga, termasuk
pemerintah asing, memiliki akses ke data warga negara Amerika.

Dalam pernyataan, FaceApp telah menolak penjualan atau berbagi data
pengguna dengan pihak ketiga.

“Sebanyak 99 persen pengguna tidak masuk. Oleh karena itu, kami tidak
memiliki akses ke data apa pun yang dapat mengidentifikasi seseorang,” kata
perusahaan itu dalam pernyataan yang dikutip oleh TechCrunch.

Mereka menambahkan, sebagian besar gambar dihapus dari server dalam waktu
48 jam setelah tanggal pengunggahan.

Sementara itu, tim penelitian dan pengembangan perusahaan yang berlokasi di
Rusia, menyatakan data pengguna tidak ditransfer ke Rusia. (der/rts/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru