Kita semua pasti bermimpi menjalani pernikahan bahagia selamanya dengan pasangan hidup tercinta. Menurut penelitian dari The Knot, pada tahun 2021 tercatat sekitar 15.000 pernikahan di Amerika Serikat, dengan biaya rata-rata mencapai USD 34.000.
Namun, sering kali orang lebih fokus pada momen pernikahan itu sendiri, bukan pada perjalanan panjang dan penuh tantangan dalam kehidupan berumah tangga.Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah “I do” yang Anda ucapkan akan tumbuh menjadi pernikahan yang sehat dan tahan banting menghadapi waktu?
Tidak ada pasangan yang selalu bahagia setiap saatnya. Pernikahan melewati tujuh tahap yaitu gairah, kesadaran, pemberontakan, kerjasama, pertemuan kembali, ledakan, dan penyelesaian.
Pasangan yang pernikahannya tidak sehat cenderung gagal melewati tahap-tahap tersebut. Namun, tiga elemen penting dalam pernikahan adalah komunikasi, cinta dan kasih sayang, serta komitmen. Jika ketiganya terasa kokoh, itu tanda pernikahan yang sehat.
Dilansir dari Your Tango, sebuah penelitian menunjukkan ada sembilan ciri langgeng yang dimiliki oleh pernikahan yang bahagia dan bertahan lama, antara lain:
Pernikahan dengan Perayaan Besar
Pasangan yang mengadakan pernikahan besar dengan lebih dari 200 tamu memiliki peluang bertahan lebih lama. Studi menunjukkan pasangan yang menikah dengan elopement (diam-diam) berisiko bercerai 12,5 kali lebih tinggi.
Kondisi Finansial yang Stabil
Pasangan dengan penghasilan gabungan minimal USD 125.000 per tahun 51% lebih kecil kemungkinannya untuk bercerai. Meskipun uang bukan segalanya, stabilitas finansial membantu menghindari konflik yang sering memicu perceraian.
Keterbukaan dan Kejujuran
Pasangan yang nyaman berbicara secara terbuka dan saling memahami kerentanan masing-masing membangun ikatan emosional yang kuat, pondasi penting dalam pernikahan.
Fokus pada Kebaikan Pasangan
Alih-alih terus melihat kekurangan, pasangan yang selalu mencari dan menghargai sisi baik pasangannya cenderung lebih tahan uji waktu.
Masa Pacaran yang Cukup Lama
Studi menunjukkan pasangan yang berpacaran minimal tiga tahun sebelum menikah 50% lebih kecil kemungkinan bercerai, karena waktu itu memungkinkan mengenal satu sama lain secara mendalam.
Berbulan Madu Setelah Menikah
Pasangan yang langsung berbulan madu setelah menikah 41% lebih kecil kemungkinannya bercerai. Bulan madu menjadi waktu penting untuk menghilangkan stres dan mempererat hubungan.
Tidak Terlalu Memedulikan Penampilan atau Kekayaan
Pasangan yang menilai lebih pada keindahan hati daripada penampilan fisik cenderung lebih langgeng. Penelitian menyatakan, fokus pada penampilan pasangan berkorelasi dengan durasi pernikahan yang lebih pendek.
Memahami Bahasa Cinta Pasangan
Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang dapat memahami dan berbicara dalam bahasa cinta satu sama lain lebih bahagia dan hubungan mereka bertahan lebih lama.
Bertengkar Secara Sehat
Konflik pasti terjadi, tapi cara bertengkar yang sehat fokus pada masalah tanpa saling menyalahkan atau merendahkan menjadi tanda kuat pernikahan yang langgeng.
Setiap hari, ribuan pasangan menikah, tapi tidak semua pernikahan bertahan. Menilai hubungan Anda dengan tanda-tanda ilmiah di atas dapat membantu Anda memahami apakah pernikahan Anda berada di jalur yang tepat menuju kebahagiaan jangka panjang.
Jika Anda menemukan salah satu dari ciri-ciri ini dalam hubungan Anda, besar kemungkinan Anda dan pasangan akan hidup bahagia selamanya.(jpc)