PALANGKA RAYA, PROKALTENG. CO – Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025 kembali menjadi sorotan masyarakat Kota Palangka Raya. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah lomba permainan rakyat habayang atau yang juga dikenal dengan nama bagasing.
Kegiatan ini berlangsung meriah di halaman Museum Balanga pada Rabu (21/5/2025) dengan tingkat partisipasi yang tinggi dari berbagai daerah di Kalimantan Tengah.
Koordinator lomba permainan rakyat habayang, Dian Widy Pratama, S.Sos., M.AP menjelaskan bahwa tahun ini lomba diikuti oleh 13 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Masing-masing daerah mengirimkan dua regu yang terdiri dari regu putra dan regu putri.
“Setiap regu terdiri dari tiga peserta. Lomba ini kami selenggarakan dengan sistem penilaian hatikam dan sistem gugur,” jelas Dian saat ditemui Prokalteng.co di sela lomba tersebut, Rabu (21/5/2025).
Diakatakannya permainan habayang sendiri merupakan permainan tradisional yang dahulu sangat populer di tengah masyarakat Kalimantan Tengah. Namun seiring perkembangan zaman, permainan ini mulai terlupakan oleh generasi muda. Oleh karena itu, Dian menegaskan pentingnya pelestarian permainan rakyat ini melalui ajang FBIM.
“Kami berharap habayang bisa terus dilombakan setiap tahun karena ini sarana pelestarian budaya,” ungkapnya.
Menurutnya, lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai media edukasi dan pelestarian budaya lokal.
“Permainan rakyat seperti habayang ini mengandung nilai-nilai kebersamaan, ketangkasan, dan kekompakan yang perlu ditanamkan kepada generasi muda. Melalui kegiatan ini, anak-anak muda bisa mengenal warisan budaya daerah yang sarat nilai luhur,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah permainan habayang ini merupakan bagian dari budaya lokal, Dian menegaskan bahwa habayang adalah warisan budaya asli Provinsi Kalimantan Tengah.
“Permainan ini merupakan bagian dari budaya lokal yang harus kita lestarikan. Banyak generasi muda saat ini yang bahkan belum tahu seperti apa habayang itu,” katanya.
Melalui penyelenggaraan lomba ini, pihaknya berharap masyarakat, terutama generasi muda semakin tertarik untuk mengenal dan mempelajari permainan tradisional. Tidak hanya habayang, tetapi juga berbagai permainan rakyat lainnya yang menjadi kekayaan budaya Kalimantan Tengah.
“Inilah cara kita memperkenalkan kembali identitas budaya kepada anak-anak muda,” ucap Dian.
Festival Budaya Isen Mulang 2025 terus menjadi ajang penting dalam memperkuat kebudayaan daerah. Berbagai lomba dan pertunjukan budaya yang digelar bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga sebagai bentuk nyata upaya pelestarian warisan budaya Kalimantan Tengah agar tidak punah ditelan zaman. (ndo/hnd)