Memiliki kulit putih bersih dan bebas dari masalah kulit tentu idaman setiap Wanita. Tak heran banyak perempuan tetap ingin merawat kulit selama masa kehamilan.Ibu hamil tidak perlu menghentikan semua skincare, tetapi ada beberapa yang harus dihindari, seperti turunan vitamin A, hidroquinon, dan steroid.
Namun, tak semua produk skincare aman untuk ibu hamil. Salah satu kandungan yang sangat perlu dihindari adalah turunan vitamin A seperti retinoid, retinoic acid, dan isotretinoin.
Menurut Journal of the American Academy of Dermatology 2024, turunan vitamin A terutama isotretinoin oral, memiliki risiko teratogenik tinggi, yaitu berpotensi menyebabkan cacat lahir serius jika digunakan selama kehamilan.
“Ibu hamil tidak perlu menghentikan semua produk skincare, hanya beberapa yang berbahaya seperti turunan vitamin A, penting untuk memahami mana yang aman dan mana yang harus dihindari,” jelas jelas dr. Kamilah Jaidi, MARS, Dipl. AAAM dalam kanal YouTube miliknya @dr.kamilajaidi.
Ibu hamil sebaiknya tidak terjebak dalam mitos dan informasi keliru terkait skincare. Pengetahuan yang benar dapat membantu meredam kekhawatiran yang tidak beralasan.
“Ibu hamil harus menghindari penggunaan produk yang mengandung isotretinoin dan retinoid acid karena dapat berbahaya untuk janin, informasi ini penting bagi bumil,” imbuh dr. Kamilah.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi kepada perempuan usia subur yang sedang merencanakan kehamilan agar tidak sembarang memakai skincare dengan bahan aktif kuat.
Turunan vitamin A seperti tretinoin, adapalene, dan isotretinoin sering digunakan untuk mengatasi jerawat, mempercepat regenerasi kulit, serta mengurangi tanda penuaan.
Meski efektivitasnya tinggi, kandungan ini masuk kategori X oleh FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) untuk ibu hamil, artinya tidak boleh digunakan sama sekali selama kehamilan karena risikonya lebih besar daripada manfaatnya
Dalam jurnal Teratology 2023, disebutkan bahwa sekitar 35 – 45 persen bayi yang terpapar isotretinoin selama trimester pertama mengalami kelainan sistem saraf pusat dan jantung.
“Sementara retinoid masih kontroversial, disarankan untuk ibu hamil tidak menggunakan produk dengan bahan ini jika ada keraguan, banyak alternatif aman lainnya tersedia,” jelas dr. Kamilah.
Walau penggunaan retinoid secara topikal atau oles dianggap lebih rendah risikonya dibanding oral, tetap saja belum ada bukti cukup kuat yang menyatakan aman 100 persen bagi ibu hamil.
Oleh karena itu, banyak dokter kulit menyarankan menghentikan pemakaian retinoid bahkan dalam bentuk serum atau krim saat sedang hamil atau menyusui.
Jika sedang hamil dan ingin tetap merawat kulit, disarankan beralih ke bahan aktif yang aman dan telah teruji secara klinis, seperti:
– Niacinamide untuk mencerahkan dan menenangkan kulit.
– Azelaic acid untuk jerawat ringan.
– Centella asiatica (Cica) untuk kulit sensitif dan inflamasi.
– Hyaluronic acid untuk melembabkan.
“Pentingin untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada keraguan mengenai penggunaan obat, pendapat dokter dapat membantu memberikan kejelasan dan rasa aman,” Tegasnya.
Konsultasi dengan dokter kandungan dan dokter kulit tetap menjadi langkah paling aman sebelum memakai produk apapun selama kehamilan.(jpc)