Banyak strategi pengelolaan emosi dan kesabaran yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari juga bisa diterapkan di tempat kerja. Akan tetapi, lingkungan profesional menghadirkan tantangan unik seperti atasan yang sulit, rekan kerja yang tidak kooperatif, atau dinamika tim yang rumit yang bisa memicu stres lebih besar. Berbeda dari hubungan sosial biasa, pekerjaan melibatkan harapan karier, reputasi, dan peluang yang tidak selalu adil pembagiannya.
Saat ambisimu tidak sejalan dengan realitas, frustrasi bisa muncul. Dengan begitu, penting menjaga batas emosional, punya komunikasi yang sehat, dan mencari dukungan di lingkungan kerja. Pendekatan ini membantumu tetap profesional tanpa mengorbankan kesehatan mental. Dirangkum Better Up, berikut ini cara menjadi orang bersabar saat sedang bekerja supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
- Berupaya mencapai tujuan kerja realistis
Memiliki tujuan besar memang menggairahkan, tetapi jika terlalu ambisius tanpa rencana yang jelas, kegagalan bisa menjadi bagian dari prosesnya dan itu wajar. Kami paham betapa frustrasinya saat segala upaya terasa tidak cukup. Sayangnya, ada cara yang lebih bijak untuk tetap maju tanpa kehilangan arah, yakni pecah tujuan jangka panjangmu menjadi langkah-langkah kecil yang terukur.
Setiap pencapaian kecil akan memberikan rasa progres yang nyata, dan itu penting untuk menjaga motivasi dan kesabaranmu dalam jangka panjang. Di sisi lain, penting juga agar tetap fleksibel.
Di tengah dinamika dunia kerja saat ini dengan perubahan ekonomi, prioritas perusahaan yang cepat bergeser, hingga kebijakan internal yang tak selalu mampu diprediksi mungkin tidak selalu memperoleh kejelasan arah dari atasan atau manajer, termasuk soal jenjang karier.
Maka dari itu, meskipun kamu berhak memperjuangkan kebutuhan dan keinginan pribadi, akan jauh lebih bijak jika kamu juga memperlihatkan empati terhadap situasi besar yang sedang berlangsung. Dengan memahami konteks yang lebih luas, maka kamu tidak hanya memperkuat kesabaran, tapi juga membangun hubungan yang lebih sehat dan profesional dengan orang-orang di sekitar.
- Bersikap lebih baik pada diri sendiri
Dalam upaya untuk tampil sebaik mungkin baik di pekerjaan, kehidupan sosial, maupun untuk pencapaian pribadi tak jarang kita tanpa sadar membebani diri dengan ekspektasi yang terlalu tinggi. Mungkin kamu merasa harus selalu sempurna, tidak boleh gagal, dan harus produktif setiap waktu.
Sayangnya, tekanan berlebihan semacam ini justru bisa menjadi bumerang. Ketika kamu menjadi terlalu keras terhadap diri sendiri, maka kemungkinan tingkat stres meningkat, dan kesabaran pun perlahan menipis. Padahal, kenyataannya adalah kita semua manusia.
Melakukan kesalahan bukanlah pertanda kelemahan, melainkan bagian alami dari proses belajar dan bertumbuh. Daripada terjebak dalam penyesalan atau rasa tidak puas terhadap diri sendiri, cobalah bersikap lebih lembut dan penuh pengertian seperti saat kamu menghibur seorang sahabat yang sedang mengalami kegagalan. Belajar dari kesalahan dan terus melangkah ke depan menjadi bentuk keberanian.
Mempraktikkan belas kasih kepada diri sendiri dengan memberi ruang beristirahat, menerima ketidaksempurnaan, dan memaafkan kegagalan dapat membantumu menjaga keseimbangan emosi dan memperkuat ketahanan mental dalam jangka panjang. Dengan menjadi teman terbaik bagi diri sendiri, kamu bukan hanya lebih siap menghadapi tantangan, tetapi juga menciptakan ruang yang sehat untuk berkembang secara autentik dan berkelanjutan.
- Tingkatkan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan
Di dunia profesional, kamu sering kali diharapkan bekerja dengan berbagai orang dengan latar belakang, gaya, dan kepribadian yang berbeda. Meskipun hal ini bisa menantang, keberagaman ini sebenarnya adalah aset besar.
Ketika kamu mampu menghadapinya dengan sikap positif, maka dirimu tidak hanya membuka peluang untuk belajar dari pengalaman orang lain, tetapi juga berpotensi mencapai hasil yang lebih baik dibandingkan jika bekerja dalam tim yang seragam.
Akan tetapi, untuk bekerja dengan orang yang berbeda-beda, maka kamu perlu mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam berkolaborasi. Ini membutuhkan waktu, kesabaran, dan energi.
Bukan hal yang mudah untuk menyesuaikan diri dengan cara orang lain bekerja, terutama jika metode mereka berbeda jauh dengan caramu. Tetapi ketika kamu berhasil mencapainya, manfaatnya tentu akan terasa baik dalam pengembangan diri maupun pencapaian tujuan bersama.
Kamu perlu untuk diingat, bekerja tanpa jeda atau bersenang-senang bisa membuatmu kehilangan kesabaran dengan mudah. Apabila kamu terus tertekan atau kelelahan, maka dirimu mungkin mulai merasa frustrasi terhadap rekan kerja, bahkan dalam hal-hal kecil.
Oleh sebab itu, pastikan memberi dirimu ruang untuk beristirahat. Dengan cara ini, kamu tidak hanya menjaga keseimbangan emosional, tetapi juga memastikan bahwa dirimu tetap produktif dan bersemangat untuk terus bekerja sama dengan tim.
- Fokus pada prioritas
Dalam dunia yang serba cepat ini, kita sering merasa terbebani dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan. Daftar pekerjaan yang panjang bisa membuat kita merasa kewalahan sejak awal. Guna mengatasi hal ini, cobalah memakai prinsip Pareto atau aturan 80/20. Aturan ini menyebutkan bahwa 80% hasil berasal dari hanya 20% usaha atau tugas yang dilakukan.
Artinya, sebagian besar pekerjaanmu tidak memiliki dampak besar pada hasil akhir. Dengan pemahaman ini, maka kamu bisa lebih fokus pada tugas-tugas yang memberi hasil terbesar, bukan membuang waktu pada yang kurang penting. Mulailah dengan mengidentifikasi tugas utama yang paling berkontribusi pada tujuanmu.
Fokuskan waktu dan energi pada 20% tugas tersebut, dan sisihkan yang lainnya jika bisa. Ini akan membuatmu lebih teratur dan mengurangi stres akibat tumpukan pekerjaan.
Mengurangi stres akan membantumu lebih sabar dan tenang dalam menghadapi tantangan. Dengan prinsip Pareto, kamu bisa bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras, dan menjaga keseimbangan emosional di tengah kesibukan.(jpc)