BUNTOK-Pemberantasan
pungutan liar (pungli) disasar untuk semua lini, tanpa ada pengecualian. Karena
sesuai dengan keinginan pemerintah menginginkan seluruh daerah terbebas dari
hal-hal berbau pungli. Terlebih di dalam dunia pendidikan, yang wajib diperoleh
oleh semua anak bangsa.
Anggota Komisi III DPRD
Barsel Ahmad Fauzi mengatakan, tanpa adanya pungli, dunia pendidikan pasti
mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
“Kita harus memberikan
pendidikan yang bermutu bagi anak-anak yang ada di sekolah. Tentunya tanpa ada
unsur yang mengarah pada pungli,” ucapnya kepada Kalteng Pos, Selasa (2/7).
Menurutnya, sekolah merupakan
wadah menimba ilmu pengetahuan bagi generasi, tanpa pandang status dan usia. Di
mana, dirinya pun meyakini bahwa tenaga pendidik yang ada di Barsel telah
bekerja dengan profesional.
“Jangan coreng dunia
pendidikan dengan yang namanya pungli. Saya yakin sekolah-sekolah dan guru-guru
di Barsel ini bekerja secara profesional,” tandasnya.
Masih kata politisi PKS
Barsel itu, bahwa sejauh ini menurut hasil pengamatan pihaknya, sekolah di
Barsel tidak ada yang melakukan pungli. Pun ada, tentu masuk laporannya ke
pemerintah daerah Barsel melalui Dinas Pendidikan (Disdik).
“Pastinya komisi III
yang membidangi pendidikan di daerah itu, selalu mengingatkan, agar jangan
sampai ada tindakan pungli apalagi di lingkungan pendidikan di daerah berjuluk
Dahani Dahanai Tuntung Tulu situ,†ucapnya.
Selain itu, lanjut wakil
rakyat dapil I Barsel itu, disarankan agar Pemerintah Daerah Barsel melalui
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Barsel diminta untuk terus berupaya
meningkatkan minat baca di kalangan pelajar di daerah itu. Dengan meningkatkan minat baca, maka hal itu
merupakan salah satu upaya bagi Pemerintah Daerah Barito Selatan (Barsel) dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Menurut dia, dengan
seringnya membaca buku yang bersifat mendidik, maka ilmu pengetahuan serta
wawasan yang didapat akan menjadi bekal para anak didik dalam meneruskan
pembangunan di Kabupaten Barsel selanjutnya.
Minat baca juga, imbuh
Ahmad, tidak harus dilakukan pada saat jam sekolah saja, akan tetapi dapat
dilakukan ketika di luar jam sekolah, sehingga ilmu yang didapat, bisa lebih
bertambah. Pria Legislator berkacamata
minus itu kembali mengimbau dan mengharapkan, supaya setiap sekolah yang belum
mendapat bantuan perpustakaan sekolah oleh Pemerintah Daerah dapat memiliki
perpustakaan seadanya. Hal itu dimaksudkan, dengan memiliki perpustakaan
sekolah, maka pada saat jam istirahat berlangsung, para anak didik bisa
mempergunakan waktu istirahat dengan membaca buku di perpustakaan. (ner/abe)