26.7 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Setelah Stadium Lanjut, Baru ke Rumah Sakit

PREVALENSI atau angka
kejadian tumor/kanker dari tahun ke tahun di Indonesia menunjukan
peningkatan.  Angka ini bisa dilihat dari
data Riskesdas,  dari 1.4 per 1.000
penduduk di 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada 2018.

Sedangkan khusus untuk
perempuan, angka kejadian kanker tertinggi ditempati kanker payudara  sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan
angka kematian 17 per 100.000 penduduk, diikuti kanker Rahim sebesar 23,4 per
100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.

Sejak tiga tahun lalu,
RSUD dr Doris Sylvanus membuka Pelayanan Bedah Onkologi atau Bedah Tumor.
Pasien kanker tak perlu ke luar provinsi lagi untuk berobat. Lalu bagaimana
pengobatan dan penanganan penyakit kanker 
payudara ini, berikut perbincangan wartawan Kalteng Pos Mohammad Ismail
dengan dokter Spesialis Bedah Onkologi atau Kanker, RSUD dr Doris Sylvanus, dr
Faison SpB (K) Onk.

Dokter,
apa penyebab utama penyakit kanker ini?

Secara umum penyebab
kanker belum diketahui. Tapi ada beberapa faktor risiko dari penyakit kanker,
internal dan eksternal. Masing-masing penyakit kanker berbeda-beda faktor
risikonya. Namun yang pasti, pola hidup tidak sehat menjadi faktor pemicu, apa
pun jenis kankernya.

Pola hidup tidak sehat,
ini bisa dari kebiasaan, bisa dari lingkungan yang tidak sehat. Misalnya mulai
dari makanan. Dulu makanan kita alami. Sayur-sayuran, daging, semua segar, bebas
dari bahan kimia. Sekarang, sayur-sayuran, kena pestisida. Kalau daging
kadang-kadang mulai proses beternaknya, diberi makan yang tidak bagus diberi
sesuatu agar hewan ternak cepat tumbuh dan gemuk. Bahan-bahan itu yang bisa
memicu kanker. Dalam proses penyimpanan, kadang diawetkan dengan formalin,
borak agar tetap terlihat segar. Kemudian juga adakalanya makanan diberi
pewarna tekstil.

Jadi bahan-bahan kimia
yang menyertai makanan itu, yang bisa menjadi salah satu penyebab kanker.
Penyebab utama kanker belum diketahui. Namun beberapa kanker tertentu sudah
diketahui penyebabnya. Misalnya, kanker servik disebabkan virus.

Jenis
kanker terbanyak yang dialami wanita?

Dulu kanker yang paling
banyak, adalah kanker servik atau leher rahim. Kemudian saat ini bergeser,
terbanyak kanker payudara di Indonesia. Termasuk juga di RSUD dr Doris
Sylvanus.

Apakah
kanker bisa sembuh?

Dalam bedah tumor atau
onkologi, kami tidak menyebutnya sembuh, tapi terkendali. Karena untuk bisa
dikatakan sembuh kanker ini masih misterius sekali. Kadang sudah lima tahun
pengobatan bagus, tanpa keluhan, pasien dikatakan “sembuh”,  tiba-tiba 20 tahun kemudian muncul atau
kambuh lagi. Jadi ukuran sembuh pada kanker itu adalah kekambuhan. Sekarang
diistilahkan terkontrol, atau terkendali. Pengobatan kanker ini bagi peserta
BPJS Kesehatan, ditanggung sepenuhnya. Kalau seorang pasien pakai biaya
sendiri, seperti pasien saya Ibu Mariam salah satu pasien mungkin sudah
mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Di BPJS, semua ditanggung. Asal pasien
mau. Pasien harus mengikuti proses pengobatan, memang tidak enak. Terpenting
lagi, jika bisa di stadium awal, harapan keberhasilannya lebih bagus. Hasil pengobatan
berkorelasi dengan stadium. Makin rendah stadium, makin besar harapan
berhasilnya pengobatan kanker tersebut.

Apa
pengobatan utama kanker payudara?

Pengobatan utama kanker
stadium awal adalah bedah atau operasi. Mastektomi, diangkat payudarnya. Untuk
stadium lanjut justru operasi tdk boleh dilakukan,kecuali sudah berhasil
dikemoterapi.  Operasi harus diikuti
dengan beberapa terapi adjuvant atau tambahan seperti kemoterapi, targeting
terapi, radioterapi dan hormonal terapi sesuai dengan tipe kanker payudaranya.
Kendalanya, biasanya pasien baru datang pada stadium lanjut, ada beberapa yang
datang pada stadium awal, begitu terdiagnosa kanker, hilang tidak datang lagi
karena tdk mau dioperasi atau diangkat payudaranya. Beberapa bulan atau tahun
kemudian datang minta operasi tapi tumornya sudah besar sekali, bahkan sudah
membusuk serta menyebar ke organ lain. Kondisi seperti ini operasi sudah tidak
memungkinkan lagi. Padahal operasilah yang bisa membuat kanker payudara bisa
dikatakan “sembuh”.

Baca Juga :  Kenali 7 Jenis Kurma dan Manfaat Luar Biasanya Untuk Kesehatan

Apakah
pasien yang kankernya sudah parah bisa dioperasi?

Ada sedikit pemahaman
salah yang ada disebagian mayarakat, kalau sudah sakit hebat, kanker sudah
membesar, sesak karena menyebar ke paru-paru, minta langsung dioperasi. Secara
keilmuan, pasien dengan kondisi ini tidak boleh dioperasi. Karena kanker sudah
bermetastasis atau bahasa umumnya kanker sudah beranak.

Kanker bukan sekadar
operasi, tapi harus melihat kapan waktu terbaik untuk dioperasi. Ada ikutan
atau tambahan pengobatan, bisa kemoterapi, radioterapi, bisa targeting terapi,
bisa hormonal terapi. Jadi ada lima modal pengobatan kanker ini. Modal utama
operasi. Dilakukan saat stadium awal. Memang operasinya radikal payudarannya di
angkat. Tujuan pengangkatan tadi agar tidak ada tumbuh atau kambuh lagi dan
tidak menyebar. Memang suatu pilihan yang berat.

Jika pasien sudah masuk
stadium lanjut, maka akan dilakukan kemoterapi, operasi pada stadium lanjut
hanya bertujuan paliatif, memperbaiki kualitas hidup. Berbeda dengan stadium
awal, operasi bertujuan kuratif dengan harapan “sembuh”.

Pemikiran di masyarakat
ini terbalik. Kalau sudah sakit, kalau sudah besar, kalau sudah menyebar
kankernya, baru mau operasi. Secara medis itu tidak bisa dipenuhi. Jadi untuk
semua kanker, ada kampanye sedini mungkin untuk berobat.

Bagaimana
mengetahui kanker payudara sejak awal?

Deteksi dini. Ada hal
sedehana yang bisa dilakukan oleh setiap wanita. Sadari, memeriksa payudara
sendiri, caranya meraba payudara sendiri saat mandi atau di depan cermin dengan
telapak ujung jari. Kalau dia mencurigai sesuatu, cepat datang ke petugas
kesehatan, perawat, dokter puskesmas terdekat. 
Kalau curiga, dokter akan merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap lagi.  Bisa ke dokter bedah, atau
dokter bedah tumor.

Ada fasilitas
mamografi, untuk mengetahui secara dini kanker payudra. Alat ini sudah ada di
RSUD Doris Sylvanus. Mamografi merupakan pemeriksaan khusus payudara
menggunakan sinar-X untuk mendeteksi dini kanker payudara. Dianjurkan untuk
wanita diatas usia 35 atau 40 tahun. Fungsi mamografi ini sama dengan Pap Smear
pada kanker leher rahim atau servik.

 Apakah
tumor dan kanker itu sama?

Ada salah kaprah di
masyarakat, jika ditemukan tumor sudah dianggap kanker. Padahal tumor itu
bahasa kedokteran, yang artinya benjolan. Benjolan atau tumor itu belum tentu
kanker . Untuk menentukan itu kanker atau bukan harus dilakukan pemeriksaan
histopatologis. Tumor ini ada dua. Tumor jinak disebut tumor saja. Tumor ganas
disebut kanker. Jadi jangan takut dulu dengan “vonis” tumor, baik oleh dokter
atau oleh siapapun juga. Hal yg juga harus dimengerti adalah adanya nyeri.
Seringkali adanya tumor tanpa nyeri, masyarakat mengabaikannya,menanggap biasa.
Justru pada tahap awal kanker itu tidak menimbulkan nyeri atau sakit. Dan tumor
atau benjolan kecil yang disertai nyeri biasanya kebanyakan bukan kanker.

Apakah
kanker payudara harus dioperasi, meski di stadium awal?

Ya, pengobatan utama
kanker payudara adalah operasi.  Memang
ada satu metode yang disebut BCT atau breast conserving treatment  yang hanya mengambil sebagian payudara,  dengan syarat-syarat khusus, untuk tumor
stadium dini dan beberapa syarat lainnya, tapi dengan resiko kekambuhan lebih  tinggi dibanding diangkat seluruhnya.

Karena ukuran
kesembuhan adalah kekambuhan. Kekambuhan itu bisa terjadi pada sisa payudara
yang ada. Kalau tumornya saja yang ambil atau yng diambil tumor dan sebagian
payudara, payudara yang tersisa ini menjadi tempat yang siap ditumbuhi tumor
lagi. Karena itu sebaiknya diangkat semua payudara, agar tidak ada tempat untuk
tumbuh lagi. Karena yang jadi kanker payudara adalah sel kelenjar penghasil air
susu. Kalau satu kelenjar sudah pernah jadi kanker, maka sel kelenjar lain
sudah jadi bibit yang siap akan tumbuh jadi kanker. Jika tumbuh atau kambuh,
akan lebih susah pengobatannya. Keberhasilan akan makin kecil.

Baca Juga :  Karena Lebam, Jenazah Mantan Istri Sule Diautopsi, Wajarkah?

Apa
tujuan pengangkatan payudara ini?

Tujuannya jangan sampai
terjadi kekambuhan apalagi penyebaran ke organ lain. Atau jangan sampai kanker
menjalar atau beranak. Jika sudah menjalar, misalnya ke paru-paru, tulang, akan
berakibat sangat fatal.  Penderitaan.
Jangan sampai, menderita karena anak atau penyebaran dari kanker. Karena kanker
induknya sendiri tidak menimbulkan nyeri, kecuali sudah busuk, pecah, dan
bengkak.

 Selama tiga tahun ini, rata-rata pasien yang
datang sudah stadium berapa?

Saya bisa katakan
hampir sembilan puluh persen yang datang ke rumah sakit ini, kondisinya sudah
stadium tiga dan empat.  Tiga tahun saya
di sini, tak sampai 10 pasien yang datang ke sini dengan kondisi stadium satu
dan dua. Stadium satu dan dua itu masuk stadium dini. Harapan keberhasilannya
bagus sekali. Yang saya tangani itu kebanyakan stadium III dan IV, yang stadium
sudah lanjut.

Apakah
sebenarnya pasien tahu, gejala kanker yang dialaminya?

Terbagi. Mungkin ada
yang tahu, ada yang tidak. Satu hal yang harus diingat adalah kanker payudara
pada stadium awal tidak menimbulkan nyeri. Tapi ada yang unik, ada penderita
datang di stadium satu, kanker masih kecil tidak nyeri, telah ambil sampel
untuk diperiksa, terbukti kanker. Setelah itu pasien hilang dalam arti tidak
melanjutkan pengobatan di rumah sakit. Dia kemudian, mungkin memilih pengobatan
lain, alternatif atau herbal. Setelah enam bulan, satu tahun atau dua tahun,
datang lagi dengan kondisi kanker sudah dalam keadaan stadium lanjut, stadium
tiga atau empat.

Bagi
perempuan mengetahui terkena kanker payudara dan harus diangkat, pasti berat?

Betul. Itu harus perlu
dukungan keluarga, teman-teman dan terutama suami. Dukungan  terpenting harus datang dari suami.  Dukungan suami serta keluarga sangat berperan
sekali akan keberhasilan pengobatan.

Umur manusia sudah
ditentukan oleh Tuhan. Tidak ada yang bisa memperpanjang, atau memendekkan.
Tapi jangan sampai perjalanan menuju akhir itu tersiksa oleh komplikasi
kanker. 

Berapa
rentang usia penderita?

Saya pernah punya
pasien usia 23 tahun. Yang terbanyak adalah usia diatas 50 tahun. Beberapa
pasien saya ada yang mendapatkan kanker payudara diusia diatas 60 tahun 

Kenapa
pasien baru ke rumah sakit setelah stadium lanjut?

Ini masih menyangkut
pola pikir. Pola pikir masyarakat, di Jawa, di Kalimantan atau di kampung saya
di Sumatera itu sama. Pertama, pasti yang dicari sesuatu yang tradisional untuk
pengobatan. Karena takut dengan yang namanya nama operasi, takut dengan
kemoterapi.  Awal saya di sini tidak ada
satu pun yang mau di sinar atau radioterapi. Bayangnya seperti apa. Begitu ada
satu penderita yang mau disinar dan hasilnya bagus, akhirnya yang lain minta
disinar juga, yang awalnya tidak mau. Kemoterapi juga begitu.

Jadi, hal yang juga
perlu diketahui dan dipahami penderita kanker payudara adalah pengobatan
tambahan ini berbeda-beda.  Karena kanker
payudara terdiri dari   tipenya berbeda
beda. Kalau 15 atau 20 tahun lalu, pengobatan kanker payudara itu hanya ada
dua, operasi dan kemoterapi. Sekarang setelah tahu jenis atau tipenya akhirnya
ada yang hanya operasi tanpa kemoterapi. Ada operasi, tanpa sinar. Ada yang
lengkap, operasi, kemoterapi, sinar, hormon, targeting. Jadi meskipun sama sama
menderita kanker payudara, paket program pengobatan kanker payudaranya bisa
berbeda, tergantung tipenya.

 Berapa,
jumlah rata-rata jumlah pasien yang datang ke RSUD dr Doris Sylvanus?

Kunjungan ke poliklinis
antara 20 sampai 30 orang perhari. Rata-rata pasien baru sekitar 75-100 per
tahun dari seluruh Kalteng.  Satu minggu
kemoterapi antara 15-20 orang. Saat ini, sudah ada ruang khusus kemoterapi
dengan kapasitas lima tempat tidur . (*/abe)

PREVALENSI atau angka
kejadian tumor/kanker dari tahun ke tahun di Indonesia menunjukan
peningkatan.  Angka ini bisa dilihat dari
data Riskesdas,  dari 1.4 per 1.000
penduduk di 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada 2018.

Sedangkan khusus untuk
perempuan, angka kejadian kanker tertinggi ditempati kanker payudara  sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan
angka kematian 17 per 100.000 penduduk, diikuti kanker Rahim sebesar 23,4 per
100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.

Sejak tiga tahun lalu,
RSUD dr Doris Sylvanus membuka Pelayanan Bedah Onkologi atau Bedah Tumor.
Pasien kanker tak perlu ke luar provinsi lagi untuk berobat. Lalu bagaimana
pengobatan dan penanganan penyakit kanker 
payudara ini, berikut perbincangan wartawan Kalteng Pos Mohammad Ismail
dengan dokter Spesialis Bedah Onkologi atau Kanker, RSUD dr Doris Sylvanus, dr
Faison SpB (K) Onk.

Dokter,
apa penyebab utama penyakit kanker ini?

Secara umum penyebab
kanker belum diketahui. Tapi ada beberapa faktor risiko dari penyakit kanker,
internal dan eksternal. Masing-masing penyakit kanker berbeda-beda faktor
risikonya. Namun yang pasti, pola hidup tidak sehat menjadi faktor pemicu, apa
pun jenis kankernya.

Pola hidup tidak sehat,
ini bisa dari kebiasaan, bisa dari lingkungan yang tidak sehat. Misalnya mulai
dari makanan. Dulu makanan kita alami. Sayur-sayuran, daging, semua segar, bebas
dari bahan kimia. Sekarang, sayur-sayuran, kena pestisida. Kalau daging
kadang-kadang mulai proses beternaknya, diberi makan yang tidak bagus diberi
sesuatu agar hewan ternak cepat tumbuh dan gemuk. Bahan-bahan itu yang bisa
memicu kanker. Dalam proses penyimpanan, kadang diawetkan dengan formalin,
borak agar tetap terlihat segar. Kemudian juga adakalanya makanan diberi
pewarna tekstil.

Jadi bahan-bahan kimia
yang menyertai makanan itu, yang bisa menjadi salah satu penyebab kanker.
Penyebab utama kanker belum diketahui. Namun beberapa kanker tertentu sudah
diketahui penyebabnya. Misalnya, kanker servik disebabkan virus.

Jenis
kanker terbanyak yang dialami wanita?

Dulu kanker yang paling
banyak, adalah kanker servik atau leher rahim. Kemudian saat ini bergeser,
terbanyak kanker payudara di Indonesia. Termasuk juga di RSUD dr Doris
Sylvanus.

Apakah
kanker bisa sembuh?

Dalam bedah tumor atau
onkologi, kami tidak menyebutnya sembuh, tapi terkendali. Karena untuk bisa
dikatakan sembuh kanker ini masih misterius sekali. Kadang sudah lima tahun
pengobatan bagus, tanpa keluhan, pasien dikatakan “sembuh”,  tiba-tiba 20 tahun kemudian muncul atau
kambuh lagi. Jadi ukuran sembuh pada kanker itu adalah kekambuhan. Sekarang
diistilahkan terkontrol, atau terkendali. Pengobatan kanker ini bagi peserta
BPJS Kesehatan, ditanggung sepenuhnya. Kalau seorang pasien pakai biaya
sendiri, seperti pasien saya Ibu Mariam salah satu pasien mungkin sudah
mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Di BPJS, semua ditanggung. Asal pasien
mau. Pasien harus mengikuti proses pengobatan, memang tidak enak. Terpenting
lagi, jika bisa di stadium awal, harapan keberhasilannya lebih bagus. Hasil pengobatan
berkorelasi dengan stadium. Makin rendah stadium, makin besar harapan
berhasilnya pengobatan kanker tersebut.

Apa
pengobatan utama kanker payudara?

Pengobatan utama kanker
stadium awal adalah bedah atau operasi. Mastektomi, diangkat payudarnya. Untuk
stadium lanjut justru operasi tdk boleh dilakukan,kecuali sudah berhasil
dikemoterapi.  Operasi harus diikuti
dengan beberapa terapi adjuvant atau tambahan seperti kemoterapi, targeting
terapi, radioterapi dan hormonal terapi sesuai dengan tipe kanker payudaranya.
Kendalanya, biasanya pasien baru datang pada stadium lanjut, ada beberapa yang
datang pada stadium awal, begitu terdiagnosa kanker, hilang tidak datang lagi
karena tdk mau dioperasi atau diangkat payudaranya. Beberapa bulan atau tahun
kemudian datang minta operasi tapi tumornya sudah besar sekali, bahkan sudah
membusuk serta menyebar ke organ lain. Kondisi seperti ini operasi sudah tidak
memungkinkan lagi. Padahal operasilah yang bisa membuat kanker payudara bisa
dikatakan “sembuh”.

Baca Juga :  Kenali 7 Jenis Kurma dan Manfaat Luar Biasanya Untuk Kesehatan

Apakah
pasien yang kankernya sudah parah bisa dioperasi?

Ada sedikit pemahaman
salah yang ada disebagian mayarakat, kalau sudah sakit hebat, kanker sudah
membesar, sesak karena menyebar ke paru-paru, minta langsung dioperasi. Secara
keilmuan, pasien dengan kondisi ini tidak boleh dioperasi. Karena kanker sudah
bermetastasis atau bahasa umumnya kanker sudah beranak.

Kanker bukan sekadar
operasi, tapi harus melihat kapan waktu terbaik untuk dioperasi. Ada ikutan
atau tambahan pengobatan, bisa kemoterapi, radioterapi, bisa targeting terapi,
bisa hormonal terapi. Jadi ada lima modal pengobatan kanker ini. Modal utama
operasi. Dilakukan saat stadium awal. Memang operasinya radikal payudarannya di
angkat. Tujuan pengangkatan tadi agar tidak ada tumbuh atau kambuh lagi dan
tidak menyebar. Memang suatu pilihan yang berat.

Jika pasien sudah masuk
stadium lanjut, maka akan dilakukan kemoterapi, operasi pada stadium lanjut
hanya bertujuan paliatif, memperbaiki kualitas hidup. Berbeda dengan stadium
awal, operasi bertujuan kuratif dengan harapan “sembuh”.

Pemikiran di masyarakat
ini terbalik. Kalau sudah sakit, kalau sudah besar, kalau sudah menyebar
kankernya, baru mau operasi. Secara medis itu tidak bisa dipenuhi. Jadi untuk
semua kanker, ada kampanye sedini mungkin untuk berobat.

Bagaimana
mengetahui kanker payudara sejak awal?

Deteksi dini. Ada hal
sedehana yang bisa dilakukan oleh setiap wanita. Sadari, memeriksa payudara
sendiri, caranya meraba payudara sendiri saat mandi atau di depan cermin dengan
telapak ujung jari. Kalau dia mencurigai sesuatu, cepat datang ke petugas
kesehatan, perawat, dokter puskesmas terdekat. 
Kalau curiga, dokter akan merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap lagi.  Bisa ke dokter bedah, atau
dokter bedah tumor.

Ada fasilitas
mamografi, untuk mengetahui secara dini kanker payudra. Alat ini sudah ada di
RSUD Doris Sylvanus. Mamografi merupakan pemeriksaan khusus payudara
menggunakan sinar-X untuk mendeteksi dini kanker payudara. Dianjurkan untuk
wanita diatas usia 35 atau 40 tahun. Fungsi mamografi ini sama dengan Pap Smear
pada kanker leher rahim atau servik.

 Apakah
tumor dan kanker itu sama?

Ada salah kaprah di
masyarakat, jika ditemukan tumor sudah dianggap kanker. Padahal tumor itu
bahasa kedokteran, yang artinya benjolan. Benjolan atau tumor itu belum tentu
kanker . Untuk menentukan itu kanker atau bukan harus dilakukan pemeriksaan
histopatologis. Tumor ini ada dua. Tumor jinak disebut tumor saja. Tumor ganas
disebut kanker. Jadi jangan takut dulu dengan “vonis” tumor, baik oleh dokter
atau oleh siapapun juga. Hal yg juga harus dimengerti adalah adanya nyeri.
Seringkali adanya tumor tanpa nyeri, masyarakat mengabaikannya,menanggap biasa.
Justru pada tahap awal kanker itu tidak menimbulkan nyeri atau sakit. Dan tumor
atau benjolan kecil yang disertai nyeri biasanya kebanyakan bukan kanker.

Apakah
kanker payudara harus dioperasi, meski di stadium awal?

Ya, pengobatan utama
kanker payudara adalah operasi.  Memang
ada satu metode yang disebut BCT atau breast conserving treatment  yang hanya mengambil sebagian payudara,  dengan syarat-syarat khusus, untuk tumor
stadium dini dan beberapa syarat lainnya, tapi dengan resiko kekambuhan lebih  tinggi dibanding diangkat seluruhnya.

Karena ukuran
kesembuhan adalah kekambuhan. Kekambuhan itu bisa terjadi pada sisa payudara
yang ada. Kalau tumornya saja yang ambil atau yng diambil tumor dan sebagian
payudara, payudara yang tersisa ini menjadi tempat yang siap ditumbuhi tumor
lagi. Karena itu sebaiknya diangkat semua payudara, agar tidak ada tempat untuk
tumbuh lagi. Karena yang jadi kanker payudara adalah sel kelenjar penghasil air
susu. Kalau satu kelenjar sudah pernah jadi kanker, maka sel kelenjar lain
sudah jadi bibit yang siap akan tumbuh jadi kanker. Jika tumbuh atau kambuh,
akan lebih susah pengobatannya. Keberhasilan akan makin kecil.

Baca Juga :  Karena Lebam, Jenazah Mantan Istri Sule Diautopsi, Wajarkah?

Apa
tujuan pengangkatan payudara ini?

Tujuannya jangan sampai
terjadi kekambuhan apalagi penyebaran ke organ lain. Atau jangan sampai kanker
menjalar atau beranak. Jika sudah menjalar, misalnya ke paru-paru, tulang, akan
berakibat sangat fatal.  Penderitaan.
Jangan sampai, menderita karena anak atau penyebaran dari kanker. Karena kanker
induknya sendiri tidak menimbulkan nyeri, kecuali sudah busuk, pecah, dan
bengkak.

 Selama tiga tahun ini, rata-rata pasien yang
datang sudah stadium berapa?

Saya bisa katakan
hampir sembilan puluh persen yang datang ke rumah sakit ini, kondisinya sudah
stadium tiga dan empat.  Tiga tahun saya
di sini, tak sampai 10 pasien yang datang ke sini dengan kondisi stadium satu
dan dua. Stadium satu dan dua itu masuk stadium dini. Harapan keberhasilannya
bagus sekali. Yang saya tangani itu kebanyakan stadium III dan IV, yang stadium
sudah lanjut.

Apakah
sebenarnya pasien tahu, gejala kanker yang dialaminya?

Terbagi. Mungkin ada
yang tahu, ada yang tidak. Satu hal yang harus diingat adalah kanker payudara
pada stadium awal tidak menimbulkan nyeri. Tapi ada yang unik, ada penderita
datang di stadium satu, kanker masih kecil tidak nyeri, telah ambil sampel
untuk diperiksa, terbukti kanker. Setelah itu pasien hilang dalam arti tidak
melanjutkan pengobatan di rumah sakit. Dia kemudian, mungkin memilih pengobatan
lain, alternatif atau herbal. Setelah enam bulan, satu tahun atau dua tahun,
datang lagi dengan kondisi kanker sudah dalam keadaan stadium lanjut, stadium
tiga atau empat.

Bagi
perempuan mengetahui terkena kanker payudara dan harus diangkat, pasti berat?

Betul. Itu harus perlu
dukungan keluarga, teman-teman dan terutama suami. Dukungan  terpenting harus datang dari suami.  Dukungan suami serta keluarga sangat berperan
sekali akan keberhasilan pengobatan.

Umur manusia sudah
ditentukan oleh Tuhan. Tidak ada yang bisa memperpanjang, atau memendekkan.
Tapi jangan sampai perjalanan menuju akhir itu tersiksa oleh komplikasi
kanker. 

Berapa
rentang usia penderita?

Saya pernah punya
pasien usia 23 tahun. Yang terbanyak adalah usia diatas 50 tahun. Beberapa
pasien saya ada yang mendapatkan kanker payudara diusia diatas 60 tahun 

Kenapa
pasien baru ke rumah sakit setelah stadium lanjut?

Ini masih menyangkut
pola pikir. Pola pikir masyarakat, di Jawa, di Kalimantan atau di kampung saya
di Sumatera itu sama. Pertama, pasti yang dicari sesuatu yang tradisional untuk
pengobatan. Karena takut dengan yang namanya nama operasi, takut dengan
kemoterapi.  Awal saya di sini tidak ada
satu pun yang mau di sinar atau radioterapi. Bayangnya seperti apa. Begitu ada
satu penderita yang mau disinar dan hasilnya bagus, akhirnya yang lain minta
disinar juga, yang awalnya tidak mau. Kemoterapi juga begitu.

Jadi, hal yang juga
perlu diketahui dan dipahami penderita kanker payudara adalah pengobatan
tambahan ini berbeda-beda.  Karena kanker
payudara terdiri dari   tipenya berbeda
beda. Kalau 15 atau 20 tahun lalu, pengobatan kanker payudara itu hanya ada
dua, operasi dan kemoterapi. Sekarang setelah tahu jenis atau tipenya akhirnya
ada yang hanya operasi tanpa kemoterapi. Ada operasi, tanpa sinar. Ada yang
lengkap, operasi, kemoterapi, sinar, hormon, targeting. Jadi meskipun sama sama
menderita kanker payudara, paket program pengobatan kanker payudaranya bisa
berbeda, tergantung tipenya.

 Berapa,
jumlah rata-rata jumlah pasien yang datang ke RSUD dr Doris Sylvanus?

Kunjungan ke poliklinis
antara 20 sampai 30 orang perhari. Rata-rata pasien baru sekitar 75-100 per
tahun dari seluruh Kalteng.  Satu minggu
kemoterapi antara 15-20 orang. Saat ini, sudah ada ruang khusus kemoterapi
dengan kapasitas lima tempat tidur . (*/abe)

Terpopuler

Artikel Terbaru