27.3 C
Jakarta
Thursday, April 17, 2025

Sulit Bergabung Tim Papan Atas-Tengah

BARCELONA – Kesempatan
untuk melihat Marquez bersaudara beradu balap di lintasan MotoGP bakal menunggu
lebih lama lagi. Sebab, Alex, adik kandung Marc Marquez, tak kunjung
mendapatkan kepastian bakal membalap di kelas premier. Di sisi lain, slot
pembalap dari tim papan atas dan papan tengah sudah pasti tertutup buat Alex.

Dua bulan terakhir,
santer terdengar pemimpin klasemen sementara Moto2 musim ini sempat menarik
perhatian Pramac Ducati. Dia diplot untuk menempati satu slot rider Pramac pada
musim 2020. Tetapi, performa moncer Danilo Petrucci, rider Ducati membuat semua
rencana tersbut buyar.

Sebelumnya, kursi balap
Petrucci tengah digoyang, Jack Miller, rider Pramac juga telah disiapkan untuk
menggantikan peran Petruxx-julukan Petrucci-bersama Ducati musim depan. Seiring
membaiknya performa Petrucci dan satu kemenangan penting di GP Italia bakal
membuatnya bertahan setahun lebih lama bersama pabrikan Italia.

Sedangkan Miller, bakal
kembali bersama Pramac dengan garansi mesin yang sama dengan tim pabrikan. Satu
slot Pramac lainnya masih menjadi Francesco Bagnaia.

Baca Juga :  Tim Medis PSSI Gelar Workshop Bahas Protokol Kesehatan untuk Kompetisi

Alhasil, masa depan
Alex untuk naik kelas semakin tidak menentu. Dia sudah cukup lama mengendap di
kelas Moto2. Lima musim sudah dia lewati sejak menjuarai kelas Moto3 pada musim
2014 silam. Bersama EG 0,0 Marc VDS, ada kemajuan cukup signifikan
diperlihatkan rider 23 tahun itu. Dua musim terakhir dia finis keempat di
klasemen akhir.

Seperti halnya sang
kakak, dia ingin menancapkan tanda juara dunia sebelum naik kelas. Nah, musim
ini menjadi salah satu peluang terbaik Alex untuk mewujudkan itu. Dia mampu
menyegel kemenangan pada tiga balapan terakhir. Kini, dia menempati peringkat
pertama pembalap Moto2 dengan raihan 111 poin. Hanya terpaut 7 poin dari
peringkat kedua Thomas Luthi.

Alex realistis menatap
masa depannya. Bila semua peluang bergabung tim papan atas dan papan tengah
tertutup, opsi terbaik yang dia miliki yakni bertahan di Moto2 setidaknya
hingga satu musim ke depan. “Itu menjadi sulit, karena kontrak (pembalap)
bakal segera tertutup. Jadi tampil di Moto2 setahun lagi menjadi pilihan
terbaik,” terangnya dikutip Motorsport.

Baca Juga :  KONI Barsel Kirimkan Satu Atlet Panahan Berlaga di PON Papua

Sebenarnya ada secercah
harapan buat Alex untuk tampil di kelas premier. Avintia dan Tech3 berpeluang
mendatangkan rider baru. Tetapi, dua tim tersebut musim ini menghuni papan
tengah.

Sporting Director
Avintia, Ruben Xaus mempertimbangkan Alex bersama Lorenzo Baldassarri, pembalap
Moto2 lainnya untuk bergabung dengan timnya. Tetapi, melihat potensi Alex akan
sangat disayangkan untuk “terbuang” di tim yang kurang kompetitif.
“Saya mencoba melakukan yang terbaik di lintasan, itu menjadi tujuan saya
untuk membuat langkah maju,” lanjut Alex.

Dalam sejarah MotoGP, tidak banyak saudara
kandung berkompetisi di kelas yang sama. Enam musim terakhir, dua bersaudara
Espargaro, Aleix dan Pol saling beriringan. Berbeda dengan Marquez
abersaudara,
mereka kesulitan menembus persaingan papan atas. (nap/jpg)

BARCELONA – Kesempatan
untuk melihat Marquez bersaudara beradu balap di lintasan MotoGP bakal menunggu
lebih lama lagi. Sebab, Alex, adik kandung Marc Marquez, tak kunjung
mendapatkan kepastian bakal membalap di kelas premier. Di sisi lain, slot
pembalap dari tim papan atas dan papan tengah sudah pasti tertutup buat Alex.

Dua bulan terakhir,
santer terdengar pemimpin klasemen sementara Moto2 musim ini sempat menarik
perhatian Pramac Ducati. Dia diplot untuk menempati satu slot rider Pramac pada
musim 2020. Tetapi, performa moncer Danilo Petrucci, rider Ducati membuat semua
rencana tersbut buyar.

Sebelumnya, kursi balap
Petrucci tengah digoyang, Jack Miller, rider Pramac juga telah disiapkan untuk
menggantikan peran Petruxx-julukan Petrucci-bersama Ducati musim depan. Seiring
membaiknya performa Petrucci dan satu kemenangan penting di GP Italia bakal
membuatnya bertahan setahun lebih lama bersama pabrikan Italia.

Sedangkan Miller, bakal
kembali bersama Pramac dengan garansi mesin yang sama dengan tim pabrikan. Satu
slot Pramac lainnya masih menjadi Francesco Bagnaia.

Baca Juga :  Tim Medis PSSI Gelar Workshop Bahas Protokol Kesehatan untuk Kompetisi

Alhasil, masa depan
Alex untuk naik kelas semakin tidak menentu. Dia sudah cukup lama mengendap di
kelas Moto2. Lima musim sudah dia lewati sejak menjuarai kelas Moto3 pada musim
2014 silam. Bersama EG 0,0 Marc VDS, ada kemajuan cukup signifikan
diperlihatkan rider 23 tahun itu. Dua musim terakhir dia finis keempat di
klasemen akhir.

Seperti halnya sang
kakak, dia ingin menancapkan tanda juara dunia sebelum naik kelas. Nah, musim
ini menjadi salah satu peluang terbaik Alex untuk mewujudkan itu. Dia mampu
menyegel kemenangan pada tiga balapan terakhir. Kini, dia menempati peringkat
pertama pembalap Moto2 dengan raihan 111 poin. Hanya terpaut 7 poin dari
peringkat kedua Thomas Luthi.

Alex realistis menatap
masa depannya. Bila semua peluang bergabung tim papan atas dan papan tengah
tertutup, opsi terbaik yang dia miliki yakni bertahan di Moto2 setidaknya
hingga satu musim ke depan. “Itu menjadi sulit, karena kontrak (pembalap)
bakal segera tertutup. Jadi tampil di Moto2 setahun lagi menjadi pilihan
terbaik,” terangnya dikutip Motorsport.

Baca Juga :  KONI Barsel Kirimkan Satu Atlet Panahan Berlaga di PON Papua

Sebenarnya ada secercah
harapan buat Alex untuk tampil di kelas premier. Avintia dan Tech3 berpeluang
mendatangkan rider baru. Tetapi, dua tim tersebut musim ini menghuni papan
tengah.

Sporting Director
Avintia, Ruben Xaus mempertimbangkan Alex bersama Lorenzo Baldassarri, pembalap
Moto2 lainnya untuk bergabung dengan timnya. Tetapi, melihat potensi Alex akan
sangat disayangkan untuk “terbuang” di tim yang kurang kompetitif.
“Saya mencoba melakukan yang terbaik di lintasan, itu menjadi tujuan saya
untuk membuat langkah maju,” lanjut Alex.

Dalam sejarah MotoGP, tidak banyak saudara
kandung berkompetisi di kelas yang sama. Enam musim terakhir, dua bersaudara
Espargaro, Aleix dan Pol saling beriringan. Berbeda dengan Marquez
abersaudara,
mereka kesulitan menembus persaingan papan atas. (nap/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru