BANYAK pria pergi ke gym dengan alasan yang bermacam-macam: menjaga kesehatan, meningkatkan stamina, atau sekadar menikmati waktu untuk diri sendiri.
Namun, ada garis tipis antara tujuan yang murni untuk kesehatan dengan alasan yang sebenarnya lebih emosional, seperti mengatasi rasa insecure atau kurang percaya diri.
Gym bisa menjadi tempat pelarian bagi mereka yang berjuang dengan citra diri, menggunakan otot dan penampilan fisik sebagai “tameng” untuk menyembunyikan rasa tidak aman yang mendalam.
Dilansir dari laman Geediting.com pada Senin (30/12), berikut adalah 10 tanda bahwa pria yang pergi ke gym mungkin melakukannya untuk menutupi kurangnya rasa percaya diri.
1. Obsesi dengan Penampilan
Pria yang menjadikan gym sebagai pelarian dari rasa insecure sering kali terobsesi dengan penampilan fisik mereka.
Bukan hanya sekadar bercermin untuk mengecek teknik latihan, mereka bisa menghabiskan berjam-jam memandangi refleksi mereka, membandingkan setiap detail tubuh.
Topik pembicaraan mereka sering berputar di seputar rutinitas latihan atau diet ketat. Obsesi ini bukan lagi soal kesehatan, melainkan upaya untuk mendapatkan validasi eksternal dan menghubungkan harga diri mereka dengan penampilan.
2. Berlebihan dan Mengabaikan Cedera
Salah satu tanda lain adalah kecenderungan untuk terus berlatih meskipun tubuh mereka sudah memberikan sinyal kelelahan atau cedera.
Latihan berlebihan bukan hanya menunjukkan tekad yang kuat, tetapi juga bisa menjadi indikasi seseorang yang terlalu takut terlihat “lemah.”
Ketika pria yang pergi ke gym mengabaikan sinyal tubuh untuk berhenti atau beristirahat, itu bisa jadi karena dorongan internal untuk terus membuktikan bahwa mereka mampu.
3. Perbandingan Terus-Menerus dengan Orang Lain
Pria yang kurang percaya diri sering kali terjebak dalam lingkaran perbandingan. Apakah itu soal jumlah repetisi, berat beban yang diangkat, atau bahkan kecepatan berlari di treadmill?
Mereka terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain di gym. Alih-alih berfokus pada kemajuan pribadi, mereka berusaha keras untuk “menang” dalam kompetisi yang sering kali hanya ada di kepala mereka sendiri.
4. Terlalu Menekankan pada Perlengkapan dan Suplemen Olahraga
Bukannya fokus pada teknik atau konsistensi latihan, pria yang insecure sering kali terobsesi dengan perlengkapan olahraga terbaru atau berbagai suplemen mahal.
Sepatu kets berteknologi tinggi, bubuk protein premium, hingga pakaian gym yang trendi menjadi prioritas mereka. Semua ini bukan hanya soal kebutuhan, tetapi lebih kepada cara meningkatkan rasa percaya diri dengan tampilan luar.
5. Sering Memposting di Media Sosial
Tidak ada yang salah dengan berbagi cerita kebugaran di media sosial. Namun, jika setiap kunjungan ke gym disertai dengan unggahan foto atau video lengkap dengan detail berat beban atau kalori yang terbakar, itu bisa menjadi tanda lain.
Dalam hal ini, media sosial menjadi alat untuk mencari validasi dan pujian, seolah-olah komentar positif dari orang lain adalah tujuan utama mereka pergi ke gym.
6. Tidak Pernah Tampak Puas
Meskipun tubuh mereka mungkin sudah terlihat sempurna, pria yang pergi ke gym dengan alasan kurang percaya diri sering kali tidak pernah puas dengan hasilnya.
Selalu ada “target baru” yang harus dicapai, entah itu menambah massa otot di bagian tertentu atau menurunkan persentase lemak tubuh lebih rendah lagi. Rasa tidak puas ini menunjukkan adanya keraguan diri yang terus menghantui.
7. Menghindari Hari Istirahat
Hari istirahat sangat penting dalam rutinitas latihan, tetapi beberapa pria yang merasa insecure justru menghindarinya.
Mereka takut kehilangan momentum atau kemajuan yang telah dicapai, meskipun tubuh mereka sudah membutuhkan waktu untuk pulih.
Bagi mereka, melewatkan satu hari di gym bisa terasa seperti kegagalan besar, meskipun sebenarnya tidak demikian.
8. Menghindari Kelas Kelompok atau Pelatihan Bersama
Kelas kebugaran kelompok menawarkan banyak manfaat, seperti motivasi bersama dan suasana kompetitif yang sehat. Namun, pria yang insecure sering kali memilih untuk berlatih sendiri.
Takut dibandingkan atau dihakimi, mereka lebih nyaman berlatih tanpa pengawasan orang lain.
9. Terlalu Mengandalkan Pujian
Pria yang pergi ke gym untuk mengimbangi kurangnya rasa percaya diri biasanya sangat bergantung pada pujian dari orang lain.
Ketika seseorang mengomentari kemajuan fisiknya, mereka akan bereaksi sangat positif, bahkan berlebihan.
Pujian ini menjadi semacam “bahan bakar” yang membuat mereka terus maju, menggantikan motivasi intrinsik untuk menjadi sehat.
10. Mengabaikan Aspek Kehidupan Lainnya
Ketika prioritas ke gym mulai mengesampingkan hal-hal penting lain dalam hidup, seperti hubungan sosial, pekerjaan, atau bahkan waktu untuk keluarga, itu bisa menjadi tanda bahaya.
Pria yang pergi ke gym dengan alasan untuk menutupi rasa insecure sering kali menjadikan gym sebagai pelarian utama, menghindari tanggung jawab atau ketidaknyamanan dalam aspek kehidupan lain.
Melihat pria yang pergi ke gym untuk alasan-alasan di atas tidak berarti kita harus langsung menghakimi. Pergi ke gym memang memberikan banyak manfaat positif.
Tetapi niat di baliknya sangat menentukan apakah kebiasaan ini sehat atau malah menjadi mekanisme pertahanan terhadap rasa insecure.
Jika Anda mengenali tanda-tanda ini pada diri sendiri atau seseorang yang Anda kenal, mungkin ini saatnya untuk mulai mengevaluasi hubungan dengan gym. Dan, yang lebih penting, hubungan dengan diri sendiri. (jpc)