Di dunia yang sering kali diukur dengan angka dan pencapaian, sering kali bahagia dinilai berdasarkan harta dan materi.Sebagaian orang beranggapan, bahwa berapa banyak uang yang Anda hasilkan, mobil apa yang Anda kendarai, atau rumah mana yang Anda tinggali bak menjadi tolok ukur bahagia.
Padahal kenyataanya, bahagia tidak selalu soal angka, pencapaian dan materi saja, ada sekelompok orang yang memilih jalur berbeda. Mereka membuktikan bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada rekening bank yang penuh atau barang mewah yang dimiliki.
Orang-orang ini menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana dan bermakna, seperti hubungan yang mendalam, rasa syukur atas apa yang dimiliki, dan cinta pada kehidupan itu sendiri.
Dilansir dari Geediting.com, inilah enam kebiasaan unik yang dimiliki orang-orang seperti ini, berdasarkan wawasan psikologi yang mengungkap bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam, bukan dari luar.
- Memprioritaskan Hubungan yang Penting
Banyak orang sering kali terjebak dalam kejaran uang, percaya bahwa kekayaan adalah jalan utama menuju kebahagiaan. Namun, ada sebagian individu yang justru memilih untuk memprioritaskan hubungan mereka dengan orang-orang tercinta di atas segalanya.
Mereka percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam rekening bank, tetapi dalam kebersamaan dengan keluarga, teman, atau pasangan hidup.Menurut para ahli psikologi, hubungan yang mendalam dan penuh makna memiliki dampak yang jauh lebih besar pada kesejahteraan emosional seseorang dibandingkan kekayaan materi.
Saat duduk bersama keluarga untuk makan malam, berbagi tawa dengan teman lama, atau sekadar berbincang dengan pasangan di akhir hari yang melelahkan, mereka merasakan kebahagiaan yang tak tergantikan. Orang-orang ini memahami bahwa hubungan yang hangat menciptakan rasa aman, cinta, dan dukungan yang membantu mereka menghadapi segala tantangan hidup.
Mereka juga lebih cenderung memberikan waktu untuk membangun koneksi baru atau mempererat hubungan yang sudah ada. Sebaliknya, orang yang terlalu fokus pada uang sering kali kehilangan kesempatan untuk menikmati momen-momen berharga bersama orang tercinta. Dengan demikian, mereka yang tidak bergantung pada uang untuk bahagia justru menemukan kekayaan sejati dalam hubungan yang mereka pelihara.
- Mempraktikkan Rasa Syukur
Salah satu ciri khas orang yang tidak mengandalkan uang untuk kebahagiaan adalah kemampuan mereka untuk selalu bersyukur. Rasa syukur menjadi pondasi utama dalam kehidupan mereka, memungkinkan mereka untuk melihat sisi positif dalam setiap situasi, bahkan dalam keadaan sulit sekalipun. Mereka percaya bahwa kebahagiaan tidak datang dari apa yang kurang, tetapi dari menghargai apa yang sudah dimiliki.
Menurut penelitian psikologi, rasa syukur dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, dan membuat seseorang lebih optimis. Kebiasaan ini membantu mereka merasa cukup dengan apa yang mereka miliki, baik itu rumah sederhana, makanan sehari-hari, atau hubungan yang tulus.
Orang-orang ini sering kali melatih rasa syukur melalui kebiasaan kecil seperti mencatat hal-hal yang mereka syukuri setiap hari atau mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu mereka.
Ketika orang lain sibuk membandingkan kehidupan mereka dengan standar sosial yang tinggi, individu yang penuh rasa syukur tetap fokus pada kebahagiaan mereka sendiri. Hal ini menciptakan rasa damai yang mendalam, yang tidak tergoyahkan oleh tekanan dunia luar atau jumlah uang di rekening mereka.
- Mengejar Passion
Bagi sebagian orang, mengejar passion adalah sumber kebahagiaan yang tak ternilai. Mereka tidak mengukur hidup dari jumlah uang yang dihasilkan, tetapi dari seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk melakukan hal-hal yang mereka cintai. Apakah itu melukis, menulis, memasak, atau berkebun, passion memberikan mereka rasa tujuan dan kepuasan yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Saat banyak orang terjebak dalam pekerjaan yang tidak mereka nikmati demi gaji yang besar, individu ini justru berani mengambil risiko untuk mengejar apa yang membuat mereka merasa hidup. Mereka percaya bahwa kebahagiaan sejati berasal dari hati yang terpenuhi, bukan dompet yang tebal.
Bahkan jika kegiatan yang mereka lakukan tidak mendatangkan keuntungan finansial yang besar, mereka tetap merasa kaya karena passion tersebut memberikan makna pada hidup mereka.
Psikologi menyebut ini sebagai “kebahagiaan intrinsik,” yaitu kebahagiaan yang berasal dari dalam diri seseorang. Dengan mengejar passion, mereka tidak hanya merasa lebih puas tetapi juga lebih produktif dan kreatif, karena mereka melakukan sesuatu dengan sepenuh hati.
- Masuk ke Alam
Alam sering kali menjadi pelarian bagi orang-orang yang mencari kebahagiaan di luar kekayaan materi. Berjalan-jalan di hutan, duduk di tepi pantai, atau sekadar mengamati bintang di langit malam memberikan rasa damai yang sulit dijelaskan.
Orang-orang ini percaya bahwa alam memiliki kekuatan untuk menyegarkan pikiran dan mengembalikan energi mereka.Penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam dapat meningkatkan kesehatan mental, mengurangi stres, dan meningkatkan perasaan bahagia.
Bahkan, hanya dengan melihat pemandangan hijau atau mendengar suara air mengalir, seseorang dapat merasakan ketenangan yang luar biasa. Orang-orang yang tidak bergantung pada uang untuk bahagia sering kali menyadari manfaat ini dan secara teratur menghabiskan waktu di luar ruangan.
Mereka mungkin menghabiskan akhir pekan untuk mendaki gunung, berkemah, atau sekadar berjalan-jalan di taman kota. Bagi mereka, kebahagiaan tidak membutuhkan biaya besar; hanya butuh waktu untuk menyatu dengan alam dan menikmati keindahan yang ditawarkan oleh dunia.
- Merangkul Penerimaan Diri
Orang-orang yang bahagia tanpa uang biasanya memiliki kemampuan luar biasa untuk menerima diri mereka apa adanya. Mereka tidak merasa perlu untuk bersaing dengan orang lain atau membuktikan sesuatu kepada dunia. Dengan menerima kelebihan dan kekurangan mereka, mereka mampu hidup dengan lebih tenang dan puas.
Penerimaan diri memungkinkan mereka untuk bebas dari tekanan sosial yang sering kali memaksa orang untuk mengejar uang atau status demi pengakuan. Mereka memahami bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri, bukan dari validasi eksternal.
Hal ini juga membuat mereka lebih percaya diri dan mampu membangun hubungan yang lebih tulus dengan orang lain.Psikologi menyebut penerimaan diri sebagai kunci untuk kesehatan mental yang baik.
Ketika seseorang mampu berdamai dengan dirinya sendiri, mereka tidak mudah terpengaruh oleh opini negatif atau perbandingan sosial. Mereka fokus pada apa yang benar-benar penting bagi mereka, yang sering kali tidak ada hubungannya dengan uang atau kekayaan materi.
- Berfokus pada Apa yang Dapat Dikendalikan
Terakhir, orang-orang yang tidak bergantung pada uang untuk kebahagiaan cenderung fokus pada hal-hal yang dapat mereka kendalikan. Mereka tidak membuang waktu untuk mengkhawatirkan hal-hal yang berada di luar kendali mereka, seperti opini orang lain atau situasi ekonomi global.
Sebaliknya, mereka berfokus pada apa yang bisa mereka ubah dan tingkatkan dalam hidup mereka.Kebiasaan ini memberikan rasa empowerment yang kuat. Dengan memusatkan perhatian pada hal-hal yang dapat mereka kendalikan, mereka merasa lebih berdaya dan tidak mudah terjebak dalam perasaan frustrasi atau putus asa.
Psikologi menyebut ini sebagai salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental, karena membantu seseorang merasa lebih damai dan puas dengan hidup mereka.
Misalnya, daripada memikirkan mengapa mereka tidak memiliki banyak uang, mereka memilih untuk fokus pada bagaimana mereka bisa menggunakan sumber daya yang ada untuk menciptakan kebahagiaan.
Mereka mungkin mengembangkan keterampilan baru, membangun hubungan yang lebih baik, atau menemukan cara kreatif untuk menikmati hidup.
Dengan pendekatan ini, mereka mampu menemukan kebahagiaan sejati yang tidak tergantung pada uang atau kekayaan materi.(jpc)