PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Harga emas di Pasar Besar Palangka Raya mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Salah satu pedagang emas di pasar tersebut, Acil, mengungkapkan bahwa harga emas model 99 karat turun sebesar Rp 1.340.000 per gram, dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 1.420.000 per gram.
Sementara itu, harga emas USA juga mengalami penurunan, yakni dari Rp 1.370.000 per gram menjadi Rp 1.290.000 per gram. Meski harga emas cenderung turun pada minggu ini, Acil menjelaskan bahwa fluktuasi harga seperti ini sudah menjadi hal yang biasa di pasar emas.
Ia menyebutkan bahwa selama tiga bulan terakhir, harga emas relatif stabil di atas angka Rp 1 juta per gram. “Namun jika dibandingkan dengan awal tahun 2024, harga emas sempat turun di bawah Rp 1 juta per gram, dan kini sudah kembali naik lagi di atas angka itu,” jelasnya, Jumat (15/11).
Acil menambahkan bahwa meskipun harga emas sering mengalami kenaikan dan penurunan, hal tersebut adalah bagian dari dinamika pasar. “Nanti harga bisa naik lagi, bertahan, atau bahkan turun lagi. Itu semua sudah biasa,” tambahnya.
Terkait dengan isu yang beredar mengenai kemungkinan harga emas yang bisa mencapai Rp 2 juta per gram pada tahun 2025, Acil mengungkapkan bahwa dirinya pernah mendengar kabar tersebut melalui media sosial. Namun, ia menegaskan bahwa hal itu belum terjadi di Kota Palangka Raya.
“Memang ada informasi di luar yang mengatakan harga emas bisa mencapai Rp 2 juta per gram pada 2025. Tapi saya rasa harga emas tetap akan naik-turun, tidak menentu,” ujarnya.
Acil juga menjelaskan bahwa ketika harga emas turun, banyak masyarakat yang memilih untuk menjual kembali emas mereka dengan kekhawatiran harga akan terus anjlok. Sebaliknya, ketika harga emas naik, banyak konsumen yang membeli emas karena khawatir harganya akan semakin mahal ke depannya.
Untuk mengantisipasi penurunan harga yang dapat menyebabkan kerugian, Acil mengungkapkan bahwa pihaknya sering kali meleburkan emas yang dijual dan membentuknya menjadi emas batangan.
“Ini salah satu cara kami untuk mengurangi risiko kerugian ketika harga emas turun,” kata Acil. Di toko emas lain yang telah beroperasi selama 14 tahun di Pasar Besar Palangka Raya, harga emas juga tercatat mengalami penurunan.
Emas model 700 dijual seharga Rp 1.070.000 per gram, turun dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 1.120.000 per gram. Emas model 755 dipatok dengan harga Rp 1.180.000 per gram, sedangkan emas 99 dijual seharga Rp 1.350.000 per gram.
Seorang pedagang emas yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa harga emas sempat mencapai harga tertinggi pada awal tahun 2024, yakni di bawah Rp 1 juta per gram.
“Namun harga emas model 700 sempat tinggi hingga mencapai Rp 1.480.000 per gram, sekarang langsung turun merosot,” katanya.
Sebagai pedagang emas, ia berharap harga emas bisa lebih stabil di masa depan dan berharap masyarakat dapat memahami bahwa harga emas selalu berfluktuasi.
“Semoga harga emas dapat stabil dan menguntungkan bagi penjual maupun pembeli,” harapnya. Di tengah penurunan harga emas, beberapa konsumen juga memberikan respons terkait keputusan mereka membeli atau menjual emas.
Salah satunya, Maulida Hasanah, yang datang berbelanja emas di pasar tersebut, menyampaikan kekhawatirannya mengenai ketidakpastian harga emas.
“Saya datang untuk membeli emas karena khawatir harga akan terus naik, sekarang saja harganya sudah segini. Takut besok lebih mahal lagi. Saya beli emas buat dipakai saja,” ujarnya saat ditemui di salah satu toko emas.
Sementara itu, Khaira Intan, yang datang bersama orang tuanya untuk menjual emas, merasa bahwa meskipun harga emas turun, ia merasa masih wajar untuk menjualnya sekarang.
“Saya jual emas sekarang karena khawatir harga akan turun lagi. Kalau harga emas turun terus, saya bisa merugi, karena sudah beberapa kali jual beli emas begini, bisa buat investasi juga,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Kalteng Pos (grup prokalteng.co) di lapangan, toko-toko emas di Pasar Besar Palangka Raya masih terlihat ramai. Konsumen dan pedagang sibuk bertransaksi. Beberapa toko dipadati pengunjung, sementara toko lainnya terlihat lebih sepi, namun situasi seperti ini memang sering terjadi. (ovi/kpg)