32 C
Jakarta
Friday, November 1, 2024

Kampanye Anti Korupsi di Politeknik, Mahasiswa Didorong Jadi Agen Perubahan

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2024, Kejaksaan Negeri Lamandau menggelar kampanye antikorupsi di Politeknik Kabupaten Lamandau. Kegiatan ini berlangsung dengan diskusi interaktif yang dipimpin oleh Kepala Seksi Intelijen Kejari Lamandau, Bersy Prima, dan Kepala Sub Seksi Bidang Intelijen, Muhammad Afif Hidayahtulloh.

Acara ini dihadiri sekitar 50 mahasiswa, termasuk Direktur Politeknik Lamandau, Doni, yang aktif berpartisipasi dalam pembahasan mengenai isu anti korupsi. Dalam pembukaannya, Bersy Prima menjelaskan bahaya korupsi yang diakui sebagai extraordinary crime, menjelaskan dampak luasnya terhadap keuangan negara dan perekonomian.

Bersy juga menyoroti pentingnya pemahaman akan UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang memberikan sanksi bagi individu dan korporasi pelanggar. Ia menekankan perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tindakan untuk mencegah korupsi sejak dini.

Baca Juga :  Ramadan, PMI Fasilitasi Donor Darah dari Masjid ke Masjid

“Korupsi bukan hanya urusan pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab kita semua. Melalui Hakordia, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk menciptakan dunia yang bebas dari korupsi,” tegas Bersy pada Jumat (1/11) di Nanga Bulik.

Mahasiswa aktif mengajukan berbagai pertanyaan dan menyampaikan pandangan kritis mereka terkait kasus korupsi yang sedang hangat diperbincangkan. Bersy berharap, melalui dialog interaktif seperti ini, generasi muda dapat semakin sadar akan peran mereka dalam membangun Indonesia yang bersih dan bebas dari korupsi. (bib)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2024, Kejaksaan Negeri Lamandau menggelar kampanye antikorupsi di Politeknik Kabupaten Lamandau. Kegiatan ini berlangsung dengan diskusi interaktif yang dipimpin oleh Kepala Seksi Intelijen Kejari Lamandau, Bersy Prima, dan Kepala Sub Seksi Bidang Intelijen, Muhammad Afif Hidayahtulloh.

Acara ini dihadiri sekitar 50 mahasiswa, termasuk Direktur Politeknik Lamandau, Doni, yang aktif berpartisipasi dalam pembahasan mengenai isu anti korupsi. Dalam pembukaannya, Bersy Prima menjelaskan bahaya korupsi yang diakui sebagai extraordinary crime, menjelaskan dampak luasnya terhadap keuangan negara dan perekonomian.

Bersy juga menyoroti pentingnya pemahaman akan UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang memberikan sanksi bagi individu dan korporasi pelanggar. Ia menekankan perlunya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tindakan untuk mencegah korupsi sejak dini.

Baca Juga :  Ramadan, PMI Fasilitasi Donor Darah dari Masjid ke Masjid

“Korupsi bukan hanya urusan pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab kita semua. Melalui Hakordia, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk menciptakan dunia yang bebas dari korupsi,” tegas Bersy pada Jumat (1/11) di Nanga Bulik.

Mahasiswa aktif mengajukan berbagai pertanyaan dan menyampaikan pandangan kritis mereka terkait kasus korupsi yang sedang hangat diperbincangkan. Bersy berharap, melalui dialog interaktif seperti ini, generasi muda dapat semakin sadar akan peran mereka dalam membangun Indonesia yang bersih dan bebas dari korupsi. (bib)

Terpopuler

Artikel Terbaru