28.2 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Inovasi Bedah Jantung Minimal Invasif, Solusi Efektif dengan Risiko Lebih Rendah

PROKALTENG.CO – Seiring berjalannya waktu, inovasi bedah jantung terus dilakukan untuk menghasilkan tindakan yang rendah risiko terhadap pasien namun hasil tetap maksimal. Salah satunya adalah bedah jantung minimal invasif.

Bedah jantung minimal invasif adalah prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh. Ini berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di bagian depan dada.

Dalam prosedur ini, ahli bedah menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus itu lalu diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung.

Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiak Vaskular Subspesialis Bedah Jantung Dewasa Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD, mengatakan, teknik minimal invasif ini dapat menawarkan sejumlah keuntungan.

Mulai dari bekas luka yang lebih sedikit, rasa nyeri yang lebih ringan, dan pemulihan yang lebih cepat. Dibandingkan dengan operasi jantung terbuka yang biasanya memerlukan pemotongan tulang dada untuk mengakses jantung.

“Teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, mengurangi nyeri pasca operasi, dan mempercepat waktu pemulihan,” ujar Wirya kepada wartawan, Rabu (4/9).

Baca Juga :  Minum Rebusan Jahe dan Pandan Bisa Kuat Sampai Subuh

“Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi. Seperti bisa lebih cepat kembali bekerja,” sambungnya.

Wirya menerangkan, operasi jantung invasif minimal biasanya memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam. Selama operasi jantung invasif minimal, ahli bedah jantung akan melalui beberapa prosedur berikut ini.

1. Membuat satu atau lebih sayatan kecil di sisi dada anda.

2. Menggunakan instrumen operasi yang khusus dan lebih panjang dari instrumen biasa.

3. Mengarahkan alat di antara tulang rusuk anda untuk mencapai jantung anda.

4. Memperbaiki jantung anda, mulai dari penggantian katup jantung, pemasangan alat, atau pengangkatan tumor.

5. Menutup sayatan dengan jahitan.
Dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, operasi jantung minimal invasif mungkin menawarkan sejumlah manfaat.

Seperti pemulihan lebih cepat, lebih sedikit kehilangan darah, bekas luka yang kurang terlihat, menurunkan risiko perdarahan atau infeksi, mengurangi rasa sakit, dan masa rawat inap lebih singkat.

Bedah jantung minimal invasif dapat direkomendasikan untuk menangani beberapa kondisi atau keluhan berikut.

Baca Juga :  Pahami Penjelasan Ilmiah Soal Tisu Magic Bagi Pria dari Sisi Kesehatan

1. Penyumbatan pembuluh darah jantung: Prosedur bypass arteri koroner pada pasien dengan penyumbatan yang banyak.

2. Masalah katup jantung: Perbaikan atau penggantian katup jantung yang rusak, seperti katup mitral atau aorta, dengan sayatan yang lebih kecil.

3. Lubang pada jantung: Penanganan kecacatan seperti lubang di dinding jantung (ASD)

4. Gangguan irama jantung: Penanganan aritmia seperti fibrilasi atrium dengan risiko lebih rendah dan pemulihan lebih cepat.

5. Tumor jantung: Pengangkatan tumor jinak di dalam jantung
Pemasangan alat pacu jantung: Pemasangan alat pacu jantung atau defibrillator dengan sayatan minimal.

Sementara itu, Direktur Bethsaida Hospital dr. Pitono menyatakan bahwa pihaknya terus fokus pada pengembangan layanan Heart & Vascular Center. Hal ini berkaitan dengan tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia.

“Oleh karena itu, kami sangat bangga bisa menghadirkan layanan bedah jantung minimal invasif yang ditangani oleh dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV,” tuturnya.

“Subsp. JD. Ini adalah salah satu upaya kami untuk terus berinovasi dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan berfokus pada kenyamanan serta keselamatan pasien,” pungkas dr. Pitono. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Seiring berjalannya waktu, inovasi bedah jantung terus dilakukan untuk menghasilkan tindakan yang rendah risiko terhadap pasien namun hasil tetap maksimal. Salah satunya adalah bedah jantung minimal invasif.

Bedah jantung minimal invasif adalah prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh. Ini berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di bagian depan dada.

Dalam prosedur ini, ahli bedah menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus itu lalu diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung.

Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiak Vaskular Subspesialis Bedah Jantung Dewasa Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD, mengatakan, teknik minimal invasif ini dapat menawarkan sejumlah keuntungan.

Mulai dari bekas luka yang lebih sedikit, rasa nyeri yang lebih ringan, dan pemulihan yang lebih cepat. Dibandingkan dengan operasi jantung terbuka yang biasanya memerlukan pemotongan tulang dada untuk mengakses jantung.

“Teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, mengurangi nyeri pasca operasi, dan mempercepat waktu pemulihan,” ujar Wirya kepada wartawan, Rabu (4/9).

Baca Juga :  Minum Rebusan Jahe dan Pandan Bisa Kuat Sampai Subuh

“Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi. Seperti bisa lebih cepat kembali bekerja,” sambungnya.

Wirya menerangkan, operasi jantung invasif minimal biasanya memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam. Selama operasi jantung invasif minimal, ahli bedah jantung akan melalui beberapa prosedur berikut ini.

1. Membuat satu atau lebih sayatan kecil di sisi dada anda.

2. Menggunakan instrumen operasi yang khusus dan lebih panjang dari instrumen biasa.

3. Mengarahkan alat di antara tulang rusuk anda untuk mencapai jantung anda.

4. Memperbaiki jantung anda, mulai dari penggantian katup jantung, pemasangan alat, atau pengangkatan tumor.

5. Menutup sayatan dengan jahitan.
Dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, operasi jantung minimal invasif mungkin menawarkan sejumlah manfaat.

Seperti pemulihan lebih cepat, lebih sedikit kehilangan darah, bekas luka yang kurang terlihat, menurunkan risiko perdarahan atau infeksi, mengurangi rasa sakit, dan masa rawat inap lebih singkat.

Bedah jantung minimal invasif dapat direkomendasikan untuk menangani beberapa kondisi atau keluhan berikut.

Baca Juga :  Pahami Penjelasan Ilmiah Soal Tisu Magic Bagi Pria dari Sisi Kesehatan

1. Penyumbatan pembuluh darah jantung: Prosedur bypass arteri koroner pada pasien dengan penyumbatan yang banyak.

2. Masalah katup jantung: Perbaikan atau penggantian katup jantung yang rusak, seperti katup mitral atau aorta, dengan sayatan yang lebih kecil.

3. Lubang pada jantung: Penanganan kecacatan seperti lubang di dinding jantung (ASD)

4. Gangguan irama jantung: Penanganan aritmia seperti fibrilasi atrium dengan risiko lebih rendah dan pemulihan lebih cepat.

5. Tumor jantung: Pengangkatan tumor jinak di dalam jantung
Pemasangan alat pacu jantung: Pemasangan alat pacu jantung atau defibrillator dengan sayatan minimal.

Sementara itu, Direktur Bethsaida Hospital dr. Pitono menyatakan bahwa pihaknya terus fokus pada pengembangan layanan Heart & Vascular Center. Hal ini berkaitan dengan tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia.

“Oleh karena itu, kami sangat bangga bisa menghadirkan layanan bedah jantung minimal invasif yang ditangani oleh dr. Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV,” tuturnya.

“Subsp. JD. Ini adalah salah satu upaya kami untuk terus berinovasi dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan berfokus pada kenyamanan serta keselamatan pasien,” pungkas dr. Pitono. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru