25.6 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Perdana Menteri Termuda Prancis Mengaku Seorang Gay

PROKALTENG.CO-Presiden Prancis Emmanuel Macron resmi menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri pada Selasa (9/1) waktu setempat. Ia menggantikan Elisabeth Borne yang mengundurkan diri.

Sebagai informasi, Elisabeth Borne telah memimpin Kabinet Prancis sejak Mei 2022. Meskipun telah mundur, namun menurut Istana Elysee seperti dikutip dari Antara, Bourne beserta anggota kabinet lainnya akan tetap menjalankan tugas hingga pemerintahan baru terbentuk.

“Saya yakin bisa mengandalkan energi dan komitmen anda,” ujar presiden Macron dalam akun X miliknya yang ditujukan kepada Attal, seperti dikutip dari New York Post.

Gabriel Attal yang berusia 34 tahun dijuluki sebagai “anak ideologis” Presiden Macron. Ia dianggap sebagai salah satu murid paling pintar “Macronia”, yaitu sebutan untuk garis politik dan gagasan yang dianut Presiden Macron.

Attal Lahir pada 1989 di kota Clamart dekat Paris. Ia memulai karier politik bersama Partai Sosialis pada 2006. Kemudian pada 2012-2017 ia bekerja untuk menteri kesehatan saat itu, Marisol Touraine.

Baca Juga :  Prancis vs Jerman: Pembuktian Paling Dominan di Dunia

Politikus yang mengaku sebagai gay ini terpilih sebagai anggota parlemen dari departemen Hauts-de-Seine pada 2017, dan perwakilan dari partai La Republique en Marche yang menguasai kursi mayoritas di parlemen Perancis.

Pada 2018 Attal diangkat sebagai juru bicara pemerintah dan diangkat ke jabatan menteri lainnya hingga tahun 2022, saat menjabat sebagai menteri khusus urusan public account.

Attal memutuskan berhenti dari jabatannya pada Juli 2023 untuk menjadi menteri pendidikan. Namun, saat menjabatnya, ia banyak mendapat kritik karena keputusan kontroversialnya.

Ia melarang penggunaan busana muslim abaya atau gamis besar di sekolah-sekolah seluruh Prancis. Larangan tersebut diperkuat dengan putusan Mahkamah Agung (MA) Perancis pada 7 September 2023 lalu.

Baca Juga :  Buat UU Anti Pelecehan, Duterte Dipuji Sekaligus Dikecam

Menurut MA, larangan tersebut tidak mendiskriminasikan umat Islam. “Larangan ini tidak melanggar dan nyata tidak melanggar hak untuk menghormati kehidupan pribadi, kebebasan beragama, hak pendidikan atau prinsip non-diskriminasi,” kata MA Prancis.Selain larangan penggunaan abaya, masih dilansir dari New York Post, Attal juga merencanakan penggunaan seragam di sekolah-sekolah negeri untuk mencegah praktek perundungan.

Hal itu tidak lepas dari pengalaman masa kecilnya yang pernah menjadi korban perundungan. Dalam wawancaranya bersama salah satu TV swasta setempat, Attal sering di-bully saat sekolah, termasuk dalam kaitan dengan orientasi seksualnya yang penyuka sesama jenis.

Dalam sistem pemerintahan Perancis, perdana menteri ditunjuk langsung oleh presiden dan bertanggung jawab kepada parlemen. Ia bertugas mengurusi kebijakan-kebijakan dalam negeri, terutama bidang ekonomi, dan berkoordinasi dengan para menteri. (jpg)

PROKALTENG.CO-Presiden Prancis Emmanuel Macron resmi menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri pada Selasa (9/1) waktu setempat. Ia menggantikan Elisabeth Borne yang mengundurkan diri.

Sebagai informasi, Elisabeth Borne telah memimpin Kabinet Prancis sejak Mei 2022. Meskipun telah mundur, namun menurut Istana Elysee seperti dikutip dari Antara, Bourne beserta anggota kabinet lainnya akan tetap menjalankan tugas hingga pemerintahan baru terbentuk.

“Saya yakin bisa mengandalkan energi dan komitmen anda,” ujar presiden Macron dalam akun X miliknya yang ditujukan kepada Attal, seperti dikutip dari New York Post.

Gabriel Attal yang berusia 34 tahun dijuluki sebagai “anak ideologis” Presiden Macron. Ia dianggap sebagai salah satu murid paling pintar “Macronia”, yaitu sebutan untuk garis politik dan gagasan yang dianut Presiden Macron.

Attal Lahir pada 1989 di kota Clamart dekat Paris. Ia memulai karier politik bersama Partai Sosialis pada 2006. Kemudian pada 2012-2017 ia bekerja untuk menteri kesehatan saat itu, Marisol Touraine.

Baca Juga :  Prancis vs Jerman: Pembuktian Paling Dominan di Dunia

Politikus yang mengaku sebagai gay ini terpilih sebagai anggota parlemen dari departemen Hauts-de-Seine pada 2017, dan perwakilan dari partai La Republique en Marche yang menguasai kursi mayoritas di parlemen Perancis.

Pada 2018 Attal diangkat sebagai juru bicara pemerintah dan diangkat ke jabatan menteri lainnya hingga tahun 2022, saat menjabat sebagai menteri khusus urusan public account.

Attal memutuskan berhenti dari jabatannya pada Juli 2023 untuk menjadi menteri pendidikan. Namun, saat menjabatnya, ia banyak mendapat kritik karena keputusan kontroversialnya.

Ia melarang penggunaan busana muslim abaya atau gamis besar di sekolah-sekolah seluruh Prancis. Larangan tersebut diperkuat dengan putusan Mahkamah Agung (MA) Perancis pada 7 September 2023 lalu.

Baca Juga :  Buat UU Anti Pelecehan, Duterte Dipuji Sekaligus Dikecam

Menurut MA, larangan tersebut tidak mendiskriminasikan umat Islam. “Larangan ini tidak melanggar dan nyata tidak melanggar hak untuk menghormati kehidupan pribadi, kebebasan beragama, hak pendidikan atau prinsip non-diskriminasi,” kata MA Prancis.Selain larangan penggunaan abaya, masih dilansir dari New York Post, Attal juga merencanakan penggunaan seragam di sekolah-sekolah negeri untuk mencegah praktek perundungan.

Hal itu tidak lepas dari pengalaman masa kecilnya yang pernah menjadi korban perundungan. Dalam wawancaranya bersama salah satu TV swasta setempat, Attal sering di-bully saat sekolah, termasuk dalam kaitan dengan orientasi seksualnya yang penyuka sesama jenis.

Dalam sistem pemerintahan Perancis, perdana menteri ditunjuk langsung oleh presiden dan bertanggung jawab kepada parlemen. Ia bertugas mengurusi kebijakan-kebijakan dalam negeri, terutama bidang ekonomi, dan berkoordinasi dengan para menteri. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru