PROKALTENG.CO – Covid-19 dapat menyebabkan berbagai gejala, tak hanya demam dan batuk serta sesak napas. Menurut data terbaru, lebih dari 10 persen orang yang terinfeksi Covid-19 dapat mengalami beberapa gejala mata atau telinga yang bisa bertahan lama.
Selama hampir dua tahun, penelitian tentang infeksi tersebut mencakup gejala sensorik yang menunjukkan bahwa mereka sering menjadi target SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Para peneliti telah mencoba untuk mencari tahu bagaimana virus menyusup ke indra tersebut.
Beberapa pasien Covid-19 mengalami iritasi mata, masalah pendengaran, dan masalah keseimbangan sebagai gejala pertama infeksi. Tak hanya gejala seperti flu biasa, SARS-CoV-2 telah menyusup ke indra.
Dilansir dari Science Health, Senin (22/11), Ahli biologi molekuler Lee Gehrke dari Massachusetts Institute of Technology mengatakan bahwa data tentang konsekuensi saraf Covid-19 terungkap.
Scientific American melaporkan bahwa setelah dokter mata Tiongkok Li Wenliang memperingatkan dunia tentang Covid-19, para ilmuwan bertanya-tanya apakah mata mungkin berperan dalam penularan virus Covid-19. Laporan menunjukkan bahwa mata merah adalah gejala umum dari infeksi.
Ini bukan temuan yang mengejutkan karena bahkan wabah SARS 2003 juga membuat beberapa pasien mengalami gejala mata berair. Sejak pandemi dimulai, sekitar 11 persen pasien Covid-19 mengalami masalah mata, terutama konjungtivitis yang mempengaruhi hampir 89 persen orang dengan gejala mata merah. Gejala mata lainnya termasuk mata kering, gatal, penglihatan kabur, dan kepekaan terhadap cahaya.
Sementara itu, gangguan pendengaran dan keseimbangan lebih sering dibicarakan bersamaan dengan hilangnya indera perasa. Audiolog dan neuroscientist kognitif Zahra Jafari mengatakan bahwa perubahan pendengaran dan keseimbangan mungkin juga merupakan tanda-tanda Covid-19. Berdasarkan meta-analisis tahun 2021 bahwa 12 persen dan 4,5 persen pasien Covid-19 masing-masing mengalami pusing atau vertigo dan telinga berdenging.(Marieska Harya Virdhani/jpc)