25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kualitas Udara Baik, Kalteng Memenuhi Syarat Ibu Kota

PALANGKA
RAYA
-Rupanya
pembahasan ibu kota negara pindah ke Kalteng semakin intens. Setelah beberapa
kali Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menghadap presiden, Pemprov Kalteng
juga telah melakukan beberapa pembahasan dengan tiga wilayah yang nantinya akan
terlibat. Bahkan, pemprov juga telah diundang dala dialog pemindahan ibu kota
negara di Jakarta, Rabu (26/6).

Tidak lama lagi, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan membuat seminar pemindahan ibu
kota di Kalteng dengan mengundang beberapa narasumber.

Sekda Kalteng Fahrizal
Fitri usai menghadiri dialog tersebut mengatakan, dialog yang dilaksanakan itu
membahas pemindahan ibu kota dari sisi ekonomi, pertanahan dan lingkungan
hidup. Beberapa potensi dilakukan pengkajian dan tentu adanya pembangunan
pemindahan ibu kota ini akan menumbuhkan ekonomi baru pula.

Baca Juga :  Sekwil PSI: Hapus Kekerasan Jurnalis dari Peta Konflik Indonesia

“Tujuan pemindahan
ini adalah bagian daripada pemerataan yang selama ini berpusat di Jawa maka
akan kembali ke Indonesia secara keseluruhan sehingga pembangunan juga terjadi
di daerah lain,” ungkapnya kepada Kalteng Pos di Aula Eka Hapakat Kantor
Gubernur Kalteng, Kamis petang (27/6).

Diungkapkannya, karena
salah satu misinya adalah pemerataan maka ibu kota baru harus berada di
tengah-tengah Indonesia, mulai dari Selat Sulawesi ke barat, dan Kalteng
termasuk di dalamnya. Kajian lain juga dari sisi lingkungan hidup, karena ibu
kota negara saat ini yakni di Jakarta memiliki tingkat pencemaran udara yang
tinggi. Kalteng termasuk yang memenuhi syarat dari sisi kualitas udara.

“Pemindahan ibu
kota baru harus memperhatikan kualitas udara, dan kami telah tawarkan bahwa
udara di Kalteng baik,” katanya.

Baca Juga :  Disambar Petir, Seperti Ini Penampakan Rumah Warga Kapuas

Selain udara, pihaknya
juga menawarkan kondisi air di Kalteng yang bersih dan jernih, pasalnya diambil
dari aliran sungai yang prosesnya di hulu. Energi listrik pun juga telah
dibangun.

Aspek lingkungan ini,
lanjut Fahrizal, juga memperhatikan pembangunan secara berkelanjutan.
Maksudnya, lokasi-lokasi yang akan dibuka adalah wilayah yang memang siap untuk
dibangun.

“Sehingga tidak
membuka atau membersihkan pohon-pohon, dan pembangunanya pun nantinya harus
ramah lingkungan,” tegasnya.

Bahkan, pembangunan
gedung-gedung nantinya akan lebih menggunakan kaca guna menghemat penggunaan
listrik. (abw/ala) 

PALANGKA
RAYA
-Rupanya
pembahasan ibu kota negara pindah ke Kalteng semakin intens. Setelah beberapa
kali Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menghadap presiden, Pemprov Kalteng
juga telah melakukan beberapa pembahasan dengan tiga wilayah yang nantinya akan
terlibat. Bahkan, pemprov juga telah diundang dala dialog pemindahan ibu kota
negara di Jakarta, Rabu (26/6).

Tidak lama lagi, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan membuat seminar pemindahan ibu
kota di Kalteng dengan mengundang beberapa narasumber.

Sekda Kalteng Fahrizal
Fitri usai menghadiri dialog tersebut mengatakan, dialog yang dilaksanakan itu
membahas pemindahan ibu kota dari sisi ekonomi, pertanahan dan lingkungan
hidup. Beberapa potensi dilakukan pengkajian dan tentu adanya pembangunan
pemindahan ibu kota ini akan menumbuhkan ekonomi baru pula.

Baca Juga :  Sekwil PSI: Hapus Kekerasan Jurnalis dari Peta Konflik Indonesia

“Tujuan pemindahan
ini adalah bagian daripada pemerataan yang selama ini berpusat di Jawa maka
akan kembali ke Indonesia secara keseluruhan sehingga pembangunan juga terjadi
di daerah lain,” ungkapnya kepada Kalteng Pos di Aula Eka Hapakat Kantor
Gubernur Kalteng, Kamis petang (27/6).

Diungkapkannya, karena
salah satu misinya adalah pemerataan maka ibu kota baru harus berada di
tengah-tengah Indonesia, mulai dari Selat Sulawesi ke barat, dan Kalteng
termasuk di dalamnya. Kajian lain juga dari sisi lingkungan hidup, karena ibu
kota negara saat ini yakni di Jakarta memiliki tingkat pencemaran udara yang
tinggi. Kalteng termasuk yang memenuhi syarat dari sisi kualitas udara.

“Pemindahan ibu
kota baru harus memperhatikan kualitas udara, dan kami telah tawarkan bahwa
udara di Kalteng baik,” katanya.

Baca Juga :  Disambar Petir, Seperti Ini Penampakan Rumah Warga Kapuas

Selain udara, pihaknya
juga menawarkan kondisi air di Kalteng yang bersih dan jernih, pasalnya diambil
dari aliran sungai yang prosesnya di hulu. Energi listrik pun juga telah
dibangun.

Aspek lingkungan ini,
lanjut Fahrizal, juga memperhatikan pembangunan secara berkelanjutan.
Maksudnya, lokasi-lokasi yang akan dibuka adalah wilayah yang memang siap untuk
dibangun.

“Sehingga tidak
membuka atau membersihkan pohon-pohon, dan pembangunanya pun nantinya harus
ramah lingkungan,” tegasnya.

Bahkan, pembangunan
gedung-gedung nantinya akan lebih menggunakan kaca guna menghemat penggunaan
listrik. (abw/ala) 

Terpopuler

Artikel Terbaru