27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Lima Kabupaten Zona Merah Stunting, Dua Kabupaten Jadi Perhatian Utama

PALANGKA RAYA-Dinas
Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng merilis bahwa bahwa lima kabupaten
tergolong zona merah dalam angka stunting atau kekerdilan. Lima kabupaten yang
dimaksud adalah Kabupaten Kotawaringin Timur, Barito Timur, Barito Selatan,
Gunung Mas, dan Kapuas. Di antara lima kabupaten tersebut, dua kabupaten menjadi
perhatian utama.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, perhatian khusus pihaknya untuk masalah stunting
adalah di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Kotawaringin Timur. Sebab, dua kabupaten
tersebut memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.

Untuk menekan angka
stunting, lanjut dia, Dinkes Kalteng perlu melakukan intervensi dengan mengajak
ibu yang masih mengandung untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengonsumsi
makanan dengan gizi yang seimbang. Hal tersebut bermaksud agar bayi yang akan
dilahirkan dalam kondisi sehat dan tidak mengalami stunting dalam tumbuh
kembangnya.

Baca Juga :  Wagub dan Tim Temukan 1 Korban Banjir Dalam Kondisi Meninggal

“1.000 hari dalam
fase kelahiran bayi sampai balita harus benar-benar diperhatikan. Terutama untuk
asupan makanannya. Jangan sampai ada ketidakseimbangan gizi dalam asupan makanannya,
karena akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang sang anak,” bebernya, Rabu
(19/6).

Dalam menekan angka
stunting, Dinkes pun tengah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait dana
alokasi khusus (DAK). Dana inilah yang nantinya sangat membantu masyarakat
dalam melakukan pemeriksaan kesehatan dan penyetaraan gizi demi menekan angka
stunting.

Lebih jauh dijelaskan Suyuti,
stunting merupakan sebuah kondisi yang mana tinggi badan seseorang jauh lebih
pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya.

“Penyebab utama
stunting adalah kekurangan gizi kronis semenjak bayi dalam kandungan hingga
masa awal anak lahir. Biasanya akan terlihat setelah anak berusia dua tahun,” bebernya.

Baca Juga :  Nasdem Kalteng Angkat Bicara Soal Penetapan Tersangka Ary Eghany

Dikatakannya,
permasalahan tumbuh kembang penderita stunting masih bisa ditangani, asalkan
yang bersangkutan masih berusia dua tahun.

“Untuk masalah tinggi
masih bisa kita dorong pada usia dua tahun ini. Namun untuk pertumbuhan
kecerdasan itu sulit,” ceritanya.

Oleh sebab itu, penting
bagi para ibu hamil memerhatikan gizi makanan selama mengandung, agar bayi yang
dilahirkan terhindar dari stunting.

“Saat ini kami belum
memiliki data terbaru untuk masalah stunting. Kami masih terus mendata. Yang
jelas, lima kabupaten yang masuk dalam zona merah stunting akan menjadi fokus
kami, agar angka stunting ini bisa turun,” pungkasnya. (old/ce/abe)

PALANGKA RAYA-Dinas
Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng merilis bahwa bahwa lima kabupaten
tergolong zona merah dalam angka stunting atau kekerdilan. Lima kabupaten yang
dimaksud adalah Kabupaten Kotawaringin Timur, Barito Timur, Barito Selatan,
Gunung Mas, dan Kapuas. Di antara lima kabupaten tersebut, dua kabupaten menjadi
perhatian utama.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, perhatian khusus pihaknya untuk masalah stunting
adalah di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Kotawaringin Timur. Sebab, dua kabupaten
tersebut memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.

Untuk menekan angka
stunting, lanjut dia, Dinkes Kalteng perlu melakukan intervensi dengan mengajak
ibu yang masih mengandung untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengonsumsi
makanan dengan gizi yang seimbang. Hal tersebut bermaksud agar bayi yang akan
dilahirkan dalam kondisi sehat dan tidak mengalami stunting dalam tumbuh
kembangnya.

Baca Juga :  Wagub dan Tim Temukan 1 Korban Banjir Dalam Kondisi Meninggal

“1.000 hari dalam
fase kelahiran bayi sampai balita harus benar-benar diperhatikan. Terutama untuk
asupan makanannya. Jangan sampai ada ketidakseimbangan gizi dalam asupan makanannya,
karena akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang sang anak,” bebernya, Rabu
(19/6).

Dalam menekan angka
stunting, Dinkes pun tengah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait dana
alokasi khusus (DAK). Dana inilah yang nantinya sangat membantu masyarakat
dalam melakukan pemeriksaan kesehatan dan penyetaraan gizi demi menekan angka
stunting.

Lebih jauh dijelaskan Suyuti,
stunting merupakan sebuah kondisi yang mana tinggi badan seseorang jauh lebih
pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya.

“Penyebab utama
stunting adalah kekurangan gizi kronis semenjak bayi dalam kandungan hingga
masa awal anak lahir. Biasanya akan terlihat setelah anak berusia dua tahun,” bebernya.

Baca Juga :  Nasdem Kalteng Angkat Bicara Soal Penetapan Tersangka Ary Eghany

Dikatakannya,
permasalahan tumbuh kembang penderita stunting masih bisa ditangani, asalkan
yang bersangkutan masih berusia dua tahun.

“Untuk masalah tinggi
masih bisa kita dorong pada usia dua tahun ini. Namun untuk pertumbuhan
kecerdasan itu sulit,” ceritanya.

Oleh sebab itu, penting
bagi para ibu hamil memerhatikan gizi makanan selama mengandung, agar bayi yang
dilahirkan terhindar dari stunting.

“Saat ini kami belum
memiliki data terbaru untuk masalah stunting. Kami masih terus mendata. Yang
jelas, lima kabupaten yang masuk dalam zona merah stunting akan menjadi fokus
kami, agar angka stunting ini bisa turun,” pungkasnya. (old/ce/abe)

Terpopuler

Artikel Terbaru