26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Drainase Ambruk! Sebut Pembangunan Sesuai Prosedur, Ini Penjelasan Kep

PALANGKA
RAYA, PROKALTENG

– Baru berapa  bulan berjalan dari Maret
hingga Desember 2020, pembangunan drainase utama pengendalian banjir di Kota Palangka
Raya ambruk. Sementara anggaran APBN yang dikeluarkan untuk pembangunan
drainase 
utama penahan banjir di Mendawai tersebut pun tidak sedikit yakni senilai kontrak Rp 17.463.440.000.

Pasca kejadian tersebut, Kepala Balai Wilayah
Sungai Kalimantan II Ir Dwi Cahyo Handono Setyawan SP, saat di temui awak media
mengatakan, pembangun drainase tersebut sudah sesuai dengan prosedur, baik dari
tekanan tanah, maupun lain sebagainya.
Namun penyebab utama yakni debit air yang tinggi dan sifat air mencari jalan
keluar saat tersumbat. Saat debit air tinggi dan tak mampu menahan beban air
tersebut maka drainase tersebut anbruk.

Baca Juga :  Jokowi: Lahan Kalteng Paling Siap Sebagai Ibukota Pemerintahan

“Kejadian nya bermulai di hari Jumat, yang
mana saat itu hari hujan yang lebat, membuat debit air naik tinggi dan saat
debit air tinggi maka daya tampung drainase tak mampu menahan beban hingga
akhirnya ambruk,” ucapnya pada awak media Senin (8/2/2021).

Hal ini murni karena hujan yang sangat deras
pada saat itu, dan membuat genangan air yang meluap hingga memenuhi drainase
tersebut, dan kekokohan tanah pun tidak bisa menahan air yang kian meluap.

” Menyikapi hal
ini kami akan segera berkoordinasi bersama pemerintah daerah, maupun kontraktor
nya yakni PT Karya Nusa Mandiri (PT KNM) dan akan secepatnya membangun
bertanggung jawab atas hal ini. 

Baca Juga :  Kerja Keras ! Nyawa Seseorang Harus Diutamakan

PALANGKA
RAYA, PROKALTENG

– Baru berapa  bulan berjalan dari Maret
hingga Desember 2020, pembangunan drainase utama pengendalian banjir di Kota Palangka
Raya ambruk. Sementara anggaran APBN yang dikeluarkan untuk pembangunan
drainase 
utama penahan banjir di Mendawai tersebut pun tidak sedikit yakni senilai kontrak Rp 17.463.440.000.

Pasca kejadian tersebut, Kepala Balai Wilayah
Sungai Kalimantan II Ir Dwi Cahyo Handono Setyawan SP, saat di temui awak media
mengatakan, pembangun drainase tersebut sudah sesuai dengan prosedur, baik dari
tekanan tanah, maupun lain sebagainya.
Namun penyebab utama yakni debit air yang tinggi dan sifat air mencari jalan
keluar saat tersumbat. Saat debit air tinggi dan tak mampu menahan beban air
tersebut maka drainase tersebut anbruk.

Baca Juga :  Jokowi: Lahan Kalteng Paling Siap Sebagai Ibukota Pemerintahan

“Kejadian nya bermulai di hari Jumat, yang
mana saat itu hari hujan yang lebat, membuat debit air naik tinggi dan saat
debit air tinggi maka daya tampung drainase tak mampu menahan beban hingga
akhirnya ambruk,” ucapnya pada awak media Senin (8/2/2021).

Hal ini murni karena hujan yang sangat deras
pada saat itu, dan membuat genangan air yang meluap hingga memenuhi drainase
tersebut, dan kekokohan tanah pun tidak bisa menahan air yang kian meluap.

” Menyikapi hal
ini kami akan segera berkoordinasi bersama pemerintah daerah, maupun kontraktor
nya yakni PT Karya Nusa Mandiri (PT KNM) dan akan secepatnya membangun
bertanggung jawab atas hal ini. 

Baca Juga :  Kerja Keras ! Nyawa Seseorang Harus Diutamakan

Terpopuler

Artikel Terbaru