Membatasi penggunaan media sosial justru mendatangkan kebahagiaan? Simak penjelasannya di sini. Berselancar dalam media sosial kadang kala mampu memakan waktu berjam-jam melhat layar gadget.
Semua orang pastinya memiliki cita-cita untuk tumbuh dan bahagia. Namun kebahagiaan ini seringkali terasa sulit dipahami.Sebagai masyarakat, kita dikondisikan untuk mencari kebahagiaan di saat-saat tertentu dan pencapaian besar seperti memperoleh sesuatu.
Kebahagiaan merupakan perasaan senang atau puas yang ada pada diri manusia. Sering kali manusia merasakan kebahagiaan karena suasana hati baik, memiliki perasaan positif hingga mempunyai hubungan baik dengan orang terkasih.
Kebahagiaan kini dirasakan Sariyah selaku istri pertama Pak Tarno. Sang suami akhirnya kembali lagi padanya, setelah sebelumnya tinggal bersama istri muda dan malah diajak berjualan padahal kondisinya edang sakit.
Kebahagiaan sering kali ditemukan dalam hal-hal sederhana yang sering kali kita anggap remeh.Terkadang, bukan pencapaian besar atau keputusan besar yang membuat hidup kita bahagia, melainkan momen kecil yang mampu mengisi hati dengan sukacita.
Dunia saat ini sering menyamakan kebahagiaan dengan kekayaan, di mana dapat dilihat dari jumlah saldo rekening dan harta yang dimiliki.Namun, bagi sebagian orang, kebahagiaan sejati bisa muncul tanpa memikirkan hal-hal tersebut.
Sebagian besar orang selalu berkata bahwa kebahagiaan itu akan datang karena punya segalanya di dunia ini, mulai dari harta, kedudukan, kesehatan, kecantikan atau ketampanan, dan keluarga yang utuh.
Di era yang serba cepat dan materialistis ini, banyak orang terperangkap dalam anggapan bahwa kebahagiaan hanya bisa diraih melalui kekayaan dan harta benda.