32.1 C
Jakarta
Wednesday, April 2, 2025

Salurkan Hobi, Raup Keuntungan Jelang Idulfitri

PROKALTENG.CO-Menjelang Hari Raya Idulfitri, umat Islam di Indonesia lagi sibuksibuknya nggak sih? Sibuk dengan berbagai aktivitas kehidupan mempersiapkan lebaran, seperti membuat kue kering, menyiapkan baju, mudik ke kampung halaman dan hal-hal lainnya.

Namun, ada beberapa orang yang lebih memilih membeli kue kering untuk suguhan Hari Raya Idulfitri atau hampers bagi orangorang tersayang. Momen ini menjadi peluang bagi Qoriatul Lailatul Musyafaah untuk menjual kue kering hasil buatan tangannya sendiri.

“Menurut aku kue kering jadi camilan yang digemari banyak orang terutama di momen-momen spesial, jadi aku merasa usaha ini bagus untuk menyalurkan hobi sekaligus mendapatkan penghasilan,” ujarnya, saat dibincangi oleh tim G-Pop, Kalteng Pos Group, belum lama ini.

Baginya berjualan kue kering ini sangat menyenangkan, karena dirinya dapat menghasikan uang di usianya yang masih muda. Menurut Qori, usaha kue kering ini tidak sekadar menjual kue, tapi di balik itu mengajarkannya untuk mandiri di usia muda.

Baca Juga :  Dewan Minta Disperdagprin Kontrol Harga Kebutuhan Pokok

“Dari usaha ini aku merasa percaya diri, karena bisa menyalurkan kreativitas dan bekerja keras untuk mencapai hasil yang memuaskan,” jelasnya.

Dengan modal semangat dan usahanya, ia memutuskan untuk membuka usaha kue kering dengan sistem open pre order di Instagram dan Facebook pribadinya. Melalui Instagram dan Facebook, ia mulai mempromosikan kue kering hasil buatannya dengan tampilan menarik serta warna-warna kue yang cantik. Di tahun ini ia menjual berbagai jenis kue kering seperti nastar, sagu keju, putri salju, kacang, semprit mawar, kastangel dan cookies.

Kue kering ini di jual dua ukuran yakni 400 mililiter dan 600 mililiter dengan harga mulai dari Rp35 ribu hingga Rp75ribu. Dari berbagai jenis kue kering yang dijual, perempuan penyuka kopi ini menyebut, nastar dan sagu keju paling laris di borong para pembeli.

Baca Juga :  Tips Memilih Baju Lebaran Anti Kelihatan Pasaran

Selama berjualan tantangan besar yang dilaluinya adalah menjaga kualitas kue, sebab mudah basi atau rusak, sehingga ia perlu memperhatikan cara pengemasan serta penyimpanan kue kering olahannya.

“Aku nggak ikut kelas khusus membuat kue, tapi aku belajar secara autodidak dari buku dan tutorial online, sambil banyak coba dan latihan,” katanya dengan sedikit tertawa.

Ke depannya, perempuan kelahiran tahun 2004 ini akan terus mengembangkan usaha kue keringnya dari segi varian produk atau pemasaran, sehingga para pelanggannya bisa menikmati kue olahannya sendiri.

“Aku pengen produk aku dikenal lebih banyak orang dan aku berharap bisa buka toko atau usaha online yang lebih besar jadi bisa menjangkau pasar yang lebih luas” tutupnya (*nda/abw/kpg)

PROKALTENG.CO-Menjelang Hari Raya Idulfitri, umat Islam di Indonesia lagi sibuksibuknya nggak sih? Sibuk dengan berbagai aktivitas kehidupan mempersiapkan lebaran, seperti membuat kue kering, menyiapkan baju, mudik ke kampung halaman dan hal-hal lainnya.

Namun, ada beberapa orang yang lebih memilih membeli kue kering untuk suguhan Hari Raya Idulfitri atau hampers bagi orangorang tersayang. Momen ini menjadi peluang bagi Qoriatul Lailatul Musyafaah untuk menjual kue kering hasil buatan tangannya sendiri.

“Menurut aku kue kering jadi camilan yang digemari banyak orang terutama di momen-momen spesial, jadi aku merasa usaha ini bagus untuk menyalurkan hobi sekaligus mendapatkan penghasilan,” ujarnya, saat dibincangi oleh tim G-Pop, Kalteng Pos Group, belum lama ini.

Baginya berjualan kue kering ini sangat menyenangkan, karena dirinya dapat menghasikan uang di usianya yang masih muda. Menurut Qori, usaha kue kering ini tidak sekadar menjual kue, tapi di balik itu mengajarkannya untuk mandiri di usia muda.

Baca Juga :  Dewan Minta Disperdagprin Kontrol Harga Kebutuhan Pokok

“Dari usaha ini aku merasa percaya diri, karena bisa menyalurkan kreativitas dan bekerja keras untuk mencapai hasil yang memuaskan,” jelasnya.

Dengan modal semangat dan usahanya, ia memutuskan untuk membuka usaha kue kering dengan sistem open pre order di Instagram dan Facebook pribadinya. Melalui Instagram dan Facebook, ia mulai mempromosikan kue kering hasil buatannya dengan tampilan menarik serta warna-warna kue yang cantik. Di tahun ini ia menjual berbagai jenis kue kering seperti nastar, sagu keju, putri salju, kacang, semprit mawar, kastangel dan cookies.

Kue kering ini di jual dua ukuran yakni 400 mililiter dan 600 mililiter dengan harga mulai dari Rp35 ribu hingga Rp75ribu. Dari berbagai jenis kue kering yang dijual, perempuan penyuka kopi ini menyebut, nastar dan sagu keju paling laris di borong para pembeli.

Baca Juga :  Tips Memilih Baju Lebaran Anti Kelihatan Pasaran

Selama berjualan tantangan besar yang dilaluinya adalah menjaga kualitas kue, sebab mudah basi atau rusak, sehingga ia perlu memperhatikan cara pengemasan serta penyimpanan kue kering olahannya.

“Aku nggak ikut kelas khusus membuat kue, tapi aku belajar secara autodidak dari buku dan tutorial online, sambil banyak coba dan latihan,” katanya dengan sedikit tertawa.

Ke depannya, perempuan kelahiran tahun 2004 ini akan terus mengembangkan usaha kue keringnya dari segi varian produk atau pemasaran, sehingga para pelanggannya bisa menikmati kue olahannya sendiri.

“Aku pengen produk aku dikenal lebih banyak orang dan aku berharap bisa buka toko atau usaha online yang lebih besar jadi bisa menjangkau pasar yang lebih luas” tutupnya (*nda/abw/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/