27.8 C
Jakarta
Thursday, May 2, 2024

Protokol 3M Merupakan Tameng Utama Lindungi Tubuh dari Covid-19

Harapan
pada vaksin untuk mengatasi Covid-19 ternyata bukan solusi utama mengatasi
pandemi. Solusi utamanya adalah perilaku disiplin mematuhi protokol kesehatan
3M yakni wajib menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan pakai sabun.

Juru
Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut protokol 3M
sebagai tameng atau pelindung utama bagi tubuh. Sedangkan vaksin justru tameng
kedua.

“Pemerintah
sedang membuatkan tameng, pelindung diri. Ada dua, yang pertama melalui
protokol 3M. Kedua, adalah vaksin. Kalau sampai pelindung kedua belum ada, pelindung
pertamanya dimaksimalkan,” katanya dalam konferensi pers virtual di Graha BNPB
baru-baru ini.

“Kalau
kita punya dua pelindung itu jadi satu, maka kekuatan masyarakat Indonesia
untuk menghadapi pandemi ini semakin kuat, semakin enggak bisa ditembus. Jadi
ekonominya makin jalan,” tambahnya.

Baca Juga :  Tim Inspeksi Pastikan Mutu Vaksin Covid-19 Aman dan Terjamin

Menurut
Prof Wiku, sekarang saja ekonomi seharusnya sudah bisa berjalan sebab
masyarakat sudah punya pelindung yang pertama. Maka sambil menunggu pelindung
kedua, masyarakat harus disiplin.

“Satgas
selalu memonitor kondisi di Indonesia, laporannya ada setiap saat, karena
tergantung kekdisiplinan masyarakat sendiri karena ini berhubungan dengan
perilaku masing-masing. Ada yang sadar, ada yang besok lupa,” katanya.

Menurutnya,
tentunya nanti dengan promosi kesehatan perubahan perilaku yang makin gencar,
otomatis perubahannya bisa menetap dan makin lama makin tinggi. Dia yakin akan
makin banyak masyarakat yang patuh pakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan
pakai sabun.

“Sekarang
yang pakai masker cukup tinggi, tapi yang menghindari kerumunan masih rendah.
Kami berusaha makin banyak yang tidak berkerumun, masih ada waktu,” ujarnya.

Baca Juga :  7 Mitos Corona Ini Perlu Diluruskan

Menurutnya,
apa yang dimonitor langsung diinformasikan ke daerah untuk disosialisasikan
langsung. Wiku menegaskan bahwa semakin bagus perilaku masyarakat,kasus baru
akan turun.

“Ini
jadi latihan kita bersama, bagian dari gas rem, kendalinya ada di daerah.
Mengendalikan kasus di daerah, siapa mereka, ya masyarakat itu sendiri. Di
situlah kemenangan Indonesia,” tuturnya.

Harapan
pada vaksin untuk mengatasi Covid-19 ternyata bukan solusi utama mengatasi
pandemi. Solusi utamanya adalah perilaku disiplin mematuhi protokol kesehatan
3M yakni wajib menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan pakai sabun.

Juru
Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut protokol 3M
sebagai tameng atau pelindung utama bagi tubuh. Sedangkan vaksin justru tameng
kedua.

“Pemerintah
sedang membuatkan tameng, pelindung diri. Ada dua, yang pertama melalui
protokol 3M. Kedua, adalah vaksin. Kalau sampai pelindung kedua belum ada, pelindung
pertamanya dimaksimalkan,” katanya dalam konferensi pers virtual di Graha BNPB
baru-baru ini.

“Kalau
kita punya dua pelindung itu jadi satu, maka kekuatan masyarakat Indonesia
untuk menghadapi pandemi ini semakin kuat, semakin enggak bisa ditembus. Jadi
ekonominya makin jalan,” tambahnya.

Baca Juga :  Tim Inspeksi Pastikan Mutu Vaksin Covid-19 Aman dan Terjamin

Menurut
Prof Wiku, sekarang saja ekonomi seharusnya sudah bisa berjalan sebab
masyarakat sudah punya pelindung yang pertama. Maka sambil menunggu pelindung
kedua, masyarakat harus disiplin.

“Satgas
selalu memonitor kondisi di Indonesia, laporannya ada setiap saat, karena
tergantung kekdisiplinan masyarakat sendiri karena ini berhubungan dengan
perilaku masing-masing. Ada yang sadar, ada yang besok lupa,” katanya.

Menurutnya,
tentunya nanti dengan promosi kesehatan perubahan perilaku yang makin gencar,
otomatis perubahannya bisa menetap dan makin lama makin tinggi. Dia yakin akan
makin banyak masyarakat yang patuh pakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan
pakai sabun.

“Sekarang
yang pakai masker cukup tinggi, tapi yang menghindari kerumunan masih rendah.
Kami berusaha makin banyak yang tidak berkerumun, masih ada waktu,” ujarnya.

Baca Juga :  7 Mitos Corona Ini Perlu Diluruskan

Menurutnya,
apa yang dimonitor langsung diinformasikan ke daerah untuk disosialisasikan
langsung. Wiku menegaskan bahwa semakin bagus perilaku masyarakat,kasus baru
akan turun.

“Ini
jadi latihan kita bersama, bagian dari gas rem, kendalinya ada di daerah.
Mengendalikan kasus di daerah, siapa mereka, ya masyarakat itu sendiri. Di
situlah kemenangan Indonesia,” tuturnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru