Di
tengah kekhawatiran tertular Covid-19, melahirkan di rumah tetap bukan menjadi
pilihan paling aman. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah,
Bintaro Jaya, Merwin Tjahjadi mengatakan, selama persalinan terkadang ada
hal-hal yang tidak bisa diprediksi, salah satunya risiko pendarahan yang perlu
segera mendapatkan pertolongan pihak medis agar tak berujung kematian pada ibu.
’’Di
era pandemi ini, masyarakat khawatir ke rumah sakit. Melahirkan di rumah banyak
hal yang tidak bisa kita prediksi dan itu berisiko. Apabila berlangsung dengan
baik melahirkan di rumah, kita berbahagia. Tetapi apabila ketika melahirkan di
rumah lalu ada pendarahan, tentu risiko sangat besar. Tetap disarankan
melahirkan di pelayanan kesehatan,’’ kata dia dalm webinar, Rabu (25/11),
seperti dilansir dari Antara.
Selain
pendarahan, ada risiko bayi tak kunjung lahir, detak jantung janin menurun saat
ibu berusaha mengejan sementara dia tak segera mendapatkan pertolongan medis
dan ini bisa berujung gawat janin.
’’Persalinan
fase satu, apakah maju atau tidak, berhari-hari tidak lahir-lahir. Lalu jika
ibu berusaha mengejan detak jantung menurun, itu harus mendapatkan pertolongan
segera. Lalu setelah bayi lahir, ada pendarahan harus dilakukan pertolongan
segera, kemudian ada robekan luas harus dijahit, dijahitnya di rumah sakit,’’
ujar Merwin.
Hal
senada diungkapkan dokter di National Health Service (NHS), Punam Krishan. Dia
mengatakan, ketimbang melahirkan di rumah, pilihan lebih aman adalah menjalani
proses ini di fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit karena ada tim medis
yang dapat memantau dan memfasilitasi proses melahirkan secara aman.
’’Beberapa
peremupan mungkin merasa melahirkan di rumah lebih aman, tetapi pilihan ini
membawa risiko, dan mungkin bukan pilihan yang aman jika bidan tidak bisa,
misalnya,’’ kata dia seperti dilansir dari Al Jazeera.
Di
sisi lain, penyedia fasilitas kesehatan saat ini sudah belajar menerapkan
protokol kesehatan COVID-19 yang benar, sehingga pasien termasuk para ibu hamil
tetap aman melahirkan di rumah sakit.
Mereka
akan mewajibkan ibu hamil yang akan melahirkan untuk melakukan tes swab,
memisahkan ruang bersalin ibu yang sehat dan terkena Covid-19, menutup akses
kunjungan pada pasien kecuali keluarga terdekat, pihak yang menunggu persalinan
perlu menjalani screening Covid-19 serta menyediakan kamar bersalin dan operasi
bertekanan negatif untuk memastikan keamanan pasien selama persalinan.
â€Ketika
ibu hamil datang ke UGD dengan tidak diketanui status Covid-19, maka dilakukan
triage UGD. Kami beruntung bisa melakukan prosedur gold standard. Jadi, pasien
langsung dilakukan PCR swab di tempat dan hasil bisa keluar 2-3 jam, sehingga
kita bisa memilah mana kasus yang non-Covid-19 maupun yang terkonfirmasi
positif, lalu penanganan bisa langsung dilakukan,†demikian papar Merwin. (*)